Topic
Home / Narasi Islam / Politik / Islam Tidak Hanya Mengurusi Shalat dan Wudhu

Islam Tidak Hanya Mengurusi Shalat dan Wudhu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Politik Religius (inet) - gazeta-shiqip.com
Politik Religius (inet) – gazeta-shiqip.com

dakwatuna.com –Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak setan karena sesungguhnya setan adalah musuh besar bagi kalian.” [QS Al-Baqarah : 208]

Salah satu tantangan terbesar Dakwah adalah menyebarkan konsep kesempurnaan Islam (syumuliyatul Islam) yang menyeluruh dan komprehensif kepada Umat Islam itu sendiri. Betapa banyak Umat Islam yang (cukup berpuas diri) mengenal Islam sebatas batal atau tidaknya wudhu, sebatas bagaimana tata cara shalat saja. Begitu banyak Umat Islam yang menempatkan Dienul Islam hanya pada Mesjid dan Khutbah khutbah Jumat saja, seperti halnya pakai mukena (menutup aurat yang syar’i) hanya ketika di mesjid. Begitu banyak Umat Islam yang merasa agamanya sangat tidak pantas dan begitu aneh kalau menyentuh aspek kehidupan lain, Islam begitu “tidak kompatibel” dengan modernitas, apalagi untuk masuk ke ranah Politik.

Maka, begitu buruklah di mata mereka yang hanya berpikir Islam hanya mengurusi seputar Shalat, Wudhu, Zakat, Puasa, dan Haji kepada sebagian Umat Islam yang berjuang berdarah – darah di ranah politik, karena persepsi Islam hanya seputar “Kotak Rukun Islam” begitu melekat erat. Hal ini bisa dikarenakan sebagai buah dari pendidikan sekuler, pelajaran agama Islam hanya dua jam seminggu, sekali lagi, dua jam seminggu!.

Ketika tidak ada “suplemen” tambahan materi dan wawasan Islam selain dua jam seminggu belajar Islam, ditambah mengkonsumsi media yang penuh dengan hedonisme yang menjauhkan dari nilai-nilai islam, maka suburlah pola pikir sekuler yang telah ditumbuhkan kepada sebuah generasi suatu bangsa, memisahkan agama dari berbagai sendi kehidupan. Fenomena – fenomena seperti inilah yang kerap menjadi misi musuh – musuh Islam dalam menjauhi Umat Islam dari agamanya, Umat Islam terus dijejali pemikiran sekuler dengan cara berpikir yang parsial terhadap Islam.

Persepsi yang lahir dari konsep sekulerisme, yaitu “membonsai” Islam hanya pada “rukun Islam” semata, melahirkan sebuah generasi yang secara tidak mereka sadari sebagai “musuh dakwah”. Mereka membenci hal – hal yang berkaitan dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari segala keburukan), meski mungkin mereka setuju dengan ajakan kebaikan kebaikan seperti shalat tepat waktu, menjaga wudhu agar tidak batal, tapi mereka benci sekali ketika ada sebuah gerakan dakwah yang ingin masuk untuk ikut berpolitik agar nanti dapat mengelola negara dengan nilai nilai rahmatan lil ‘alamin. Mereka juga alergi dengan sebuah istilah istilah seperti Jihad yang telah dikesankan begitu negatif (teroris) oleh media barat. Padahal kebangkitan Islam mustahil tanpa Jihad (berjuang dengan sungguh sungguh menurut syariat Islam).

Mereka juga membenci sebagian Umat Islam yang berjuang Nahi Munkar dari segala aliran yang menyimpang maupun sebuah entitas dari kumpulan koruptor dan musuh-musuh Islam. Pertanyaan yang sangat mendasar bagi kelompok ini adalah “Kalau Umat Islam yang shalih dan dekat kepada Allah tidak boleh ikut mengelola Negara (berpolitik) apakah politik itu hanya boleh dikhususkan bagi para musuh – musuh Islam (baik itu kafir, musyrik atau munafik)?

Sungguh mengagumkan bila kita mencoba belajar dari sebuah kesimpulan dari salah satu Mujaddid (pembaharu) dakwah di abad 20, Syaikh Hasan Al Banna, tentang apa itu Islam :

Islam adalah sistem yang menyeluruh yang mencakup seluruh segi kehidupan (syumul). Maka ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, moral dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu pengetahuan dan hukum, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana juga ia adalah Aqidah dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih. (Hasan Al-Banna)

Kepada sebagian umat Islam yang masih berpikir Islam hanya untuk shalat dan wudhu saja, kepada sebagian Umat islam yang tanpa sadar membenci Islam dengan membenci bahkan melawan sunnah- sunnah (jenggot lebat, busana islam/jilbab/celana cingkrang, poligami), membenci nahi munkar (mencegah dari aliran aliran sesat seperti Syiah/LDII/Nabi palsu, serta mencegah umat Islam dari memilih pemimpin dan kelompok yang buruk dalam pemilu) maka perbanyaklah istighfar, mohon ampunan kepada Allah, perbanyaklah datangi kajian kajian keislaman, perbanyaklah membaca buku – buku islam dari berbagai sumber yang sahih, perbanyak diskusi dan berkawan dengan orang – orang islam, dan perbanyaklah berdoa agar Allah tunjukkan kepada jalan yang lurus, jalan penuh keselamatan.

Wallahu a’lam.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Telecommunication Engineer Saudi Telecom Company (STC). Lulusan Teknik Elektro Universitas Indonesia. Aktif di kegiatan sosial, politik, dan dakwah di masyakat. Pemerhati Politik Timur Tengah.

Lihat Juga

Kiat Menghafal Quran

Figure
Organization