Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Iran Tidak Dikehendaki Dalam Perundingan Yaman

Iran Tidak Dikehendaki Dalam Perundingan Yaman

Perundingan krisis Yaman di Riyadh. (Almoslim)
Perundingan krisis Yaman di Riyadh. (Almoslim)

dakwatuna.com – Aden. Pemerintah Yaman yang sah menyatakan menolak keras kesertaan Iran dalam semua perundingan tentang Yaman. Seperti diberitakan Al-Moslim, Kamis (21/5/2015) hari ini.

Menteri luar negeri Yaman, Riad Yaseen, mengatakan, “Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, pimpinan Presiden Abd Rabbuh Mansor, tidak akan hadir dalam semua perundingan Yaman di Jenewa, 28 Mei mendatang, selagi pasukan pemberontak Syiah Hutsi tidak mundur dari wilayah-wilayah yang didudukinya.”

Sementara itu, menjelang kehadiran utusan resmi PBB ke Iran, wakil presiden sekaligus perdana menteri Yaman, Khaled Bahah, memastikan penolakan pihaknya terhadap kesertaan Iran dalam perundingan. Sikap Yaman ini disambut dengan dukungan dari negara-negara Teluk.

Misalnya seperti dinyatakan duta besar Arab Saudi di PBB, Abdullah Al-Muallimi, “Iran tidak layak mendapat tempat dalam perundingan. Iran belum pernah memberikan peran positif, tidak mungkin diberi kesempatan untuk ikut dalam perundingan.”

Presiden Yaman, Abd Rabbuh, pernah menyatakan resmi tuduhan keterlibatan Iran  dalam kudeta dan pemberontakan Syiah Hutsi di Yaman. Iran lah yang di antaranya membantu persenjataan kelompok Syiah tersebut. (msa/dakwatuna)

Sumber: Al-Moslim

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Di Hadapan Ivanka Trump, Tun Mahathir Kecam Keras Amerika Serikat

Figure
Organization