Topic
Home / Berita / Nasional / ACT Ajak Masyarakat Indonesia Peduli Korban Gempa Nepal

ACT Ajak Masyarakat Indonesia Peduli Korban Gempa Nepal

Konferensi pers ACT sebelum pemberangkatan Relawan ACT ke Nepal, Senin (4/5). (IST)
Konferensi pers ACT sebelum pemberangkatan Relawan ACT ke Nepal, Senin (4/5). (IST)

 

dakwatuna.com – Nepal. Sepekan pasca gempa bumi, masyarakat Nepal masih mengalami kehilangan, kekurangan akses air bersih, pangan, dan terbesar adalah pemukiman. Lebih dari 7000 korban meninggal, ribuan lainnya mengalami luka sedang hingga berat.

Setelah ACTion Team for Nepal I dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) memasuki hari ke-8, ACT mengirim tim kedua yang terdiri dari dua relawan dokter dan satu paramedis dengan dipimpin oleh Yusnirsyah Sirin. Yusnirsyah sendir sudah berpengalaman memasuki kawasan krisis kemanusian global, diantaranya Rohingnya, Suriah, dan Mesir. Tim dokter yang dikirim ACT yaitu dr Fakhrur Razi, MS dan dr Faris El Haq, selain itu juga ikut serta relawan ACT, Krisdiyansyah.

Rencana lokasi pelayanan medis ACT antara lain di Jhingate, Desa Taple di Distrik Gorkha. 150 km barat daya dari Kathmandu. Di Desa ini hampir semua rumah warga hancur terkena gempa, hal ini dikarenakan dibangun sangat sederhana hanya berupa batu yang dilapisi tanah liat. Meskipun terlihat beberapa rumah mengalami rusak sedang dan masih dapat ditinggali, namun warga tidak berani kembali ke rumahnya karena gempa susulan yang masih terus terjadi.

Dalam siaran pers yang diterima dakwatuna.com, Selasa (5/5), President ACT Ahyudin mengajak rekan media untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat mengenai bencana gempa Nepal agar menumbuhkan kepedulian bangsa Indonesia kepada bangsa lainnya.

Ahyudin menambahkan, ACT sejak hadir di Kathmandu, Nepal, menyadari masih banyak titik kritis yang belum tersentuh pertolongan. “Di wilayah sepeti itulah, kami bekerja. InsyaAllah, tim kedua ACT akan bertolak ke Nepal pada Selasa, 5 Mei 2015 pukul 6.25 pagi. Tim ini pula akan melaksanakan assessment pendirian Integrated Community Shelter (ICS) agar para pengungsi dapat hidup lebih layak serta dapat menginspirasi beragam pihak yang ingin turut menyalurkan bantuan lebih tepat dan teratur kepada komunitas penerima manfaat yang terintegrasi,” tutup Ahyudin. (abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Grand Launching SALAM Teknologi Solusi Aman Covid-19 untuk Masjid

Figure
Organization