Topic
Home / Berita / Daerah / Kualitas Pendidikan Indonesia Masih Tertinggal Jauh

Kualitas Pendidikan Indonesia Masih Tertinggal Jauh

Refleksi 1 Tahun Surabaya Kota Literasi sekaligus Temu Darat ke-25 Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Cabang Surabaya, Ahad (3/5), di pelataran Gedung Serba Guna Kampus Unesa Surabaya. (IST)
Refleksi 1 Tahun Surabaya Kota Literasi sekaligus Temu Darat ke-25 Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Cabang Surabaya, Ahad (3/5), di pelataran Gedung Serba Guna Kampus Unesa Surabaya. (IST)

dakwatuna.com – Surabaya. Kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain. Indikatornya, hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (Program for International Student Assessment atau PISA) yang setiap 3 tahun selalu menempatkan Indonesia dalam peringkat 3 besar dari bawah.

“Perlu diketahui bahwa salah satu yang dinilai dalam penelitian tersebut adalah kecakapan membaca,” kata Penggagas Gerakan Literasi Sekolah Satria Dharma, saat menjadi narasumber Refleksi 1 Tahun Surabaya Kota Literasi sekaligus Temu Darat ke-25 Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia Wilayah Surabaya, di pelataran Gedung Serba Guna Kampus Unesa Surabaya, Ahad (3/5).

Dalam siaran tertulis yang diterima dakwatuna.com, Senin (4/5/2015), dia menyebutkan, kondisi yang memprihatinkan itu tidak akan pernah berubah selama membaca hanya diposisikan sebagai anjuran di sekolah-sekolah, tidak lagi ditempatkan sebagai kewajiban.

Sementara itu, Pendiri Jaringan Literasi Indonesia, Muchammad Khoirir menekankan kepada generasi muda untuk menghasilkan karya berupa tulisan. “Karena tulisan itulah sebagai bukti adanya kecakapan membaca,” katanya.

Untuk menumbuhkan semangat berliterasi, lanjut Khoiri, diperlukan juga political will pemerintah. Namun, masyarakat tentu tidak bisa hanya menunggu. Para pegiat literasi khususnya di Surabaya dituntut untuk terus bergerak secara aktif memengaruhi banyak orang, terutama pelajar dan mahasiswa.

“Tujuannya agar mereka memiliki kesadaran betapa pentingnya literasi dalam pembangunan peradaban. Dengan adanya langkah-langkah konkrit itu, Surabaya sebagai Kota Literasi bukan sekadar semboyan belaka,” ujarnya.

Surabaya Kota Literasi telah dicanangkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya pada 2 Mei 2014 lalu. Pencanangan itu mengindikasikan bahwa kota Surabaya siap menjadi lebih maju dalam iklim kompetisi dengan kota-kota di negara lain.

Refleksi 1 Tahun Surabaya Kota Literasi dan Temu Darat ke-25 FAM Cabang Surabaya ini diikuti 50 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan kalangan umum lainnya. (abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Emir Qatar Janjikan Pendidikan untuk Satu Juta Anak Perempuan

Figure
Organization