Merendahlah

Ilustrasi. (adibounds.wordpress.com)di mer

dakwatuna.com – Mungkin, sampai sekarang banyak pencapaian yang telah kita raih. Lulus Ujian Nasional dengan nilai terbaik , lulus kuliah dengan cumlaude, juara olimpiade, diterima kerja di perusahaan bergengsi, diterima beasiswa studi di luar negeri, menjadi pengusaha sukses atau pencapaian-pencapaian lainnya.

Boleh kita berbangga atas pencapaian itu, tetapi kebanggaan kita jangan sampai menimbulkan kesombongan. Menganggap diri ini paling baik, paling kaya, paling pintar, paling sukses. Coba kita renungkan, mungkin barangkali dari sekian banyak kesuksesan ada banyak orang yang terlibat di dalamnya. Guru kita yang mengajari kita ilmu, doa orang tua kita yang senantiasa dipanjatkan bagi putra putrinya, doa dari guru, teman, sabahat-sahabat kita yang secara diam-diam mendoakan bagi kebaikan, bagi kesuksesan kita. Atau barangkali ada bantuan dari orang-orang yang tidak kita tahu. Ada nasehat indah dari guru kita KH Rahmat Abdullah :

“Merendahlah, engkau kan seperti bintang gemintang, berkilau dipandang orang di atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina.“

Tidak ada baiknya orang yang sombong. Selain di dunia kita dibenci orang, Allah juga benci orang yang sombong. Cukuplah kisah terdahulu menjadi pelajaran bagi kita. Fir’aun raja Mesir yang sombong saat ini telah menjadi mayat yang tidak berdaya. Allah SWT berfirman:

”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman:18)

Selain itu kita juga menyadari bahwa di balik kesuksesan yang kita raih, ada Allah sang pembuat skenario terindah yang senantiasa menutupi aib diri kita. Berapa banyak dosa yang kita lakukan, lalai dalam shalat, berbohong, durhaka kepada kedua orang tua dan masih banyak lagi, dibanding pencapaian yang kita raih. Lebih banyak dosa kita dibanding nikmat yang Allah berikan melalui diri kita. Orang lain mungkin hanya tau semua kelebihan-kelebihan diri kita. Semua itu karena Allah menutupi aib yang ada dalam diri kita. Jika orang lain tahu mungkin berdekatan dengan kita saja enggan. Jijik.

Oleh karena ini sekali lagi, kita renungkan nasehat indah dari guru kita KH Rahmat Abdullah… Merendahlah… Janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina. Karena di balik semua kesuksesan ada keterlibatan orang lain yang menyertai, doa orang tua, guru, sahabat, serta bantuan orang lain dan paling penting ada kemudahan dari Allah SWT. Merendah berarti mengerti asal usul manusia. Merendah berarti mengerti bedanya manusia dengan Sang Pencipta. Semoga ini menjadi pengingat terutama bagi yang menulis.

Alumnus Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...