Topic
Home / Berita / Silaturahim / Refleksi 810 Tahun Banda Aceh

Refleksi 810 Tahun Banda Aceh

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Logo HUT Banda Aceh ke-810
Logo HUT Banda Aceh ke-810

dakwatuna.com – Jika kita menyambangi luar negeri terutama negara-negara tetangga, maka Aceh cukup dikenal bahkan ada beberapa pemahaman yang salah bahwa Aceh terpisah dari Indonesia . Hal tesebut merupakan salah satu efek dari kejadian Tsunami sepuluh tahun silam. Kejadian tsunami pun menjadi salah satu faktor banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Aceh.

Banda Aceh yang merupakan ibu kota Provinsi Aceh pun tidak jarang dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Saat ini Banda Aceh dikenal sebagai kota yang menerapkan syari’at Islam. Sehingga dalam bayangan saudara-saudara kita di luar Aceh ialah masyarakat Banda Aceh sudah sangat mumpuni dan kukuh menerapkan syari’at Islam, baik anak-anak, remaja, maupun orang-orang dewasa. “Syariat Islam sudah diterapkan di semua lini”, pikir mereka. Namun nyatanya, ada beberapa testimoni miring setelah mereka menginjakkan kaki di Banda Aceh, perilaku masyarakatnya tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya, ternyata masih banyak yang memakai pakaian yang belum menutup aurat secara sempurna, bahkan masih banyak remaja laki-laki dan perempuan yang berboncengan dan bermesraan di pinggir jalan remang-remang pada malam hari. “Ya, ternyata tidak berbeda dengan kota kami”.

Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk bisa menjadi yang terdepan dalam menerapkan syari’at Islam. Mari kita jadikan Ulang Tahun Banda Aceh ke-810 sebagai momentum untuk memperbaiki dan melesatkan pembangunan Banda Aceh. Seperti yang telah kita ketahui bahwa saat ini Banda Aceh yang dinakhodai Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, SE menerapkan sistem smart city sebagai sistem pembangunan kota.

Dalam menerapkan konsep smart city maka dibutuhkan dukungan dari segala arah, baik dari Pemerintah maupun masyarakatnya agar mampu menjadi smart people sebagai pendukung pembangunan Banda Aceh Kota Madani. Seperti kata bunda Illiza, Banda Aceh bisa menjadi smart city ketika sudah menjalankan apa yang diamanahkan Rasulullah saw dan untuk menjadi smart people adalah dengan mengingat kematian.

Jika keduanya hanya sebatas ilmu pengetahuan, maka jangan harap syariat Islam dapat tegak, tetapi jika keduanya bisa dipahami dan diterapkan dengan baik, Banda Aceh benar-benar menjadi kota madani. Harapannya kita semua senantiasa menyadari bahwa syariat Islam bukan hanya untuk diketahui tapi juga untuk diterapkan.

Dengan ini, KAMMI bersedia untuk bersinergis dengan Pemerintah Banda Aceh dan mengajak masyarakat untuk bersama menerapkan syariat Islam. Selamat ulang tahun Banda Aceh, semoga penerapan syari’atmu semakin baik hingga menjadikanmu madani! (usb/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Humas KAMMI Banda Aceh

Lihat Juga

Human Initiative Distribusikan Bantuan Ke Lampung Selatan

Figure
Organization