Topic
Home / Berita / Opini / United We Stand, Divided We Fall: Masa Depan Indonesia

United We Stand, Divided We Fall: Masa Depan Indonesia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Masa depan Indonesia di tangan kita, bukan di tangan siapa-siapa. Bersatu Kita teguh Bercerai berai kita runtuh merupakan motto bangsa Indonesia sejak lama, bahkan sejak generasi tahun 80 an belum lahir motto ini sudah menjadi darah daging perjuangan kemerdekaaan.

Kita itu siapa? Kita yang saya maksudkan adalah setiap pribadi yang lahir di Negara ini, dari rakyat hingga pejabat dari kaum melarat hingga konglomerat. Kita semua hanya memiliki dua pilihan: Bersatu padu dengan visi-misi Kita bersama memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga keutuhan NKRI atau Kita terus hidup di Negara ini tetapi menentang visi awalnya Negara ini didirikan. Masa depan Indonesia pilihan Kita adalah  Negara Indonesia ada di tangan Rakyat Indonesia, digenggam erat setiap anak bangsa.

Anda ingin tetap menjadi generasi “Ayam pedaging” atau menjadi “Ayam Kampung” adalah pilihan Anda, tetapi Indonesia akan menghadapi kerasnya pasar dunia global dimulai tahun ini, 2015. Dunia yang begitu liar, sebagian menyenangkan, menguntungkan sebagian yang lain tetapi jika tidak siap akan sangat memilukan, akan banyak wartawan yang semakin brengsek, media yang memberitakan hal buruk, pelanggaran terhadap peraturan, korupsi, kriminal, pemerkosaan dan akan banyak impian yang hancur, jika kita tidak siap memasuki pasar dunia yang kencang dan  keras ini.

Sesungguhnya setiap orang di antara Kita akan memiliki peluang lebih banyak, menghasilkan uang lebih banyak dari waktu yang tersedia dengan satu syarat memiliki kesiapan menghadapi pasar dunia yang ganas ini, Jepang dalam waktu tak berapa lama lagi akan membangun pemukiman di berbagai Kota di Indonesia, bukan kawasan Industri tetapi pemukiman penduduk bagi warga Jepang untuk kemudian kelak menjadi warga Negara Indonesia demikian juga negara-negara besar lainnya sudah melirik Indonesia sebagai tempat tinggal dan sekaligus tempat bekerja. Jika Bangsa ini tidak siap maka akan menjadi bangsa yang “tersisih” dari kehidupan dunia, kembali ke hutan-hutan dan menjadi “Tukang Batu”.

Jika sebelumnya banyak makelar masuk penjara, dari makelar perumahan, makelar tanah, makelar impor dan sebagainya, di era pasar bebas justru sebaliknya para makelar akan kaya raya, hanya modal bicara mempertemukan yang membutuhkan uang dan yang mau menjual uangnya maka sang makelar mendapatkan banyak komisi di antara dua orang yang dipertemukannya ini.

Kita berharap kondisi ini harusnya menjadikan Kita lebih mencintai budaya sendiri, produk sendiri dan tanah halaman sendiri, Kita harus sama-sama melindungi, mempromosikan Indonesia sebagai Negara yang pantas dibayar mahal, setiap orang asing tidak bisa sembarangan melakukan kejahatan di Republik ini, harga diri bangsa inilah yang harus terus dipertahankan hingga titik darah penghabisan.

Rasa cinta tanah air, kebanggaan atas berbangsa satu Indonesia adalah tembok terakhir pertahanan Kita, jika tidak ingin dijajah asing untuk kesekian kali, penjahan era modern di mana kita hanya menjadi “Budak Belian” sedangkan kekayaan Negara ini menjadi milik Asing.

Visi besar yang saya usulkan untuk kita semua menjelang Masyarakat Ekonomi Asean yang kemudian 2 tahun kemudian menjai Masyarakat Ekonomi Dunia adalah: Kekayaan Alam Indonesia, Tanah dan bangunan apapun itu tetap menjadi milik Bangsa Indonesia

Kita harus berterima kasih kepada orang-orang yang sukses di Republik ini karena dengan kesuksesannya bisa membawa nama Indonesia menjadi semakin berharga di mata dunia. Kita harus meyakini bahwa kejujuran, setia pada komitmen adalah kunci membangun kepercayaan dunia pada Indonesia. Paradigma ini tidak akan menjadi berguna tanpa visi-misi yang kita tegakan bersama-sama, jika kita mampu mewujudikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia maka kesuksesan dan integritas bangsa Indonesia benar-benar nyata adanya di pentas dunia.

Tetapi persatuan dan sinergisitas bangsa ini tidak akan terjadi ketika kita mentolerir keserakahan dan ketamakan Individu, cara-cara yang melanggar hukum, korupsi, gratitifikasi dan produk yang tidak dikembangkan berdasarkan pada persaingan yang etis.

Ini tidak akan terjadi jika pemerintah masih merancang strategi menyelamatkan kejahatan pribadinya, cara-cara yang menguntungkan perutnya sendiri, kompensasi yang melanggar hukum, politik balas budi, dan pemerintahan bagi-bagi kursi serta melanggar kode etik yang seharusnya pemerintah mementingkan seluruh rakyat Indonesia ketimbang kepentingan pribadi, keluarga dan partainya.

Ini takkan pernah terjadi apabila Pemerintah Republik Indonesia menyembunyikan pelanggaran hukum dalam sebuah rencana konspirasi yang besar dengan harapan mereka selamat setelah kenyang dengan kelakuan jahat mereka.

Ini takkan pernah terjadi selama Pemerintah Republik Indonesia dan pejabat di daerah masih membuang asset bangsa, asset daerah dan menjualnya ke tangan asing.

Dan ini takkan pernah terjadi selama para pemimpin kelompok, organisasi massa, pemuda, agama menjadikan apa yang dipimpinnya sebagai alat untuk mengeruk keuntungan pribadi, tanpa ada rasa kesetiaan, tanpa memikirkan resiko kehancuran bangsa ini.

Kita harus membangun komitmen untuk menyelamatkan bangsa Indonesia agar tidak tenggelam dalam proses berlangsungnya pasar dunia.

  1. Komitmen membuat produk unggulan untuk bisa bersaing dengan Negara lainnya
  2. Komitmen mempromosikan Indonesia sebagai Negara yang dapat dipercaya, dihormati dalam kerjasama dan terhindar dari berita negatif di media
  3. Komitmen menghormati orang-orang yang telah berjasa di Negara Republik Indonesia ini
  4. Komitmen untuk tidak mengintimadasi siapapun, melecehkan, membully dan tindakan tidak senonoh lainnya
  5. Komitmen untuk memperjelas perjanjian kerjasama, peraturan, undang-undang dan regulasi pemerintah apapun, Undang-undang yang fair dan tidak bisa disalahgunakan oleh siapapun.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus kuat menjaga budaya bangsa adalah kunci utama tidak tenggelamnya bangsa Indonesia dari berlangsungnya pasar dunia. Sebuah budaya yang memperjelas siapa Kita. Dengan itu semua Kita tidak akan membunuh satu sama lain di antara Kita, menjadi bangsa yang tidak bisa diadu domba, menjadi bangsa yang kokoh berdiri di atas kaki kita sendiri, media tidak lagi menjadi sumber berita sampah dan fitnah, pemerintah tidak lagi menjadikan BBM sebagai alat politik dan mempermainkan hukum Negara untuk melindungi kepentingan sendiri dan kelompoknya Dengan demikian Kita tak perlu lagi senjata dalam menegakkan hukum, kita hanya butuh tegaknya etika, moral dan hukum.

Bersatu Kita Teguh untuk Masa Depan Indonesia.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Founder PT Coach Addie Group & Indonesian Muslim Foundation, Tinggal di Kota Bandung kelahiran Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics and Thinker and a Writer on culture, humanity, education, politics, peace, Islam, Palestinian, Israel, America, Interfaith, transnational, interstate, Management, Motivation and Cohesion at workplace. Committed to building a Cohesive Indonesia, Cohesive Industrial relation, Cohesion at workplace and offer Islamic solutions to the problems that inside. Lulus dari Fakultas Dakwah STAI Al-Haudl Ketapang, Kalbar, Melanjutkan S-2 Manajemen di Universitas Winaya Mukti Bandung, Jawa Barat.

Lihat Juga

Tegas! Di Hadapan Anggota DK PBB, Menlu RI Desak Blokade Gaza Segera Dihentikan

Figure
Organization