dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Jakarta. Peluncuran Pertalite sebagai pengganti BBM Jenis premium dinilai sebagai kebijakan yang tidak prorakyat dan hanya akal-akalan pemerintah untuk menaikkan harga BBM.
“Jika peluncuran pertalite dimaksudkan pemerintah untuk menggantikan BBM jenis premium, maka itu dapat dinilai publik sebagai ‘akal-akalannya’ pemerintah untuk menaikan harga jual BBM sejenis premium, dan akan kembali memberatkan beban keuangan rakyat,” ungkap Direktur Puskepi Sofyano Zakaria dikutip dari republika.co.id
Dalam kesempatan itu, Sofyano menambahkan sejak zaman Orde Baru, negeri ini juga sudah menggunakan premium, malah dibawah RON 88. Namun hingga saat ini belum terdengar adanya penelitian tentang dampak penggunaan premium itu.
Mengapa pemerintah mengambil kebijakan mengganti BBM jenis premium dengan Pertalite? Berikut beberapa informasi seputar pertalite yang dikutip dari tribunnews.com.
Pertalite adalah bensin dengan kadar research octane number (RON 90), berarti diatas premium (RON 88) tetapi masih dibawah pertamax (RON 92).
Menurut Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran Pertamina, pertalite memiliki kualitas bahan bakar yang lebih baik ketimbang premium. Selain menghasilkan suara mesin kendaraan yang halus, Pertamina juga mengklaim bensin baru ini ramah lingkungan.
Tahap awal, pertalite hanya dijual di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Semarang. Sedangkan premium dijual di SPBU di jalur angkutan umum di pinggiran kota.
Untuk mendapatkan pertalite dengan RON 90, Pertamina harus impor. Tapi, pencampuran atau blending dilakukan di Indonesia.
Hitungan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, “Harga petralite Rp 7.500-7.800 per liter, lebih mahal dari premium,” kata Fahmi Radhi, Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas. (sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang Saiful Bahri
