Umar Bin Abdul Aziz, Sosok Pemimpin Zuhud dan Khalifah Cerdas

Cover buku “Umar Bin Abdul Aziz, Sosok Pemimpin Zuhud dan Khalifah Cerdas”.

Judul Buku: Umar Bin Abdul Aziz, Sosok Pemimpin Zuhud dan Khalifah Cerdas
Penulis: Dr. Abdul Aziz bin Abdullah al-Humaidi
Penenerbit: Tinta Medina
Tahun terbit: 2015
Tebal: 206 hlm.
ISBN: 978-602-9211-01-6

dakwatuna.com – Sekarang ini banyak orang yang berlomba-lomba mengejar jabatan, berlomba-lomba menjadi pemimpin, dan berebut kedudukan, bahkan menjadikannya sebagai obsesi hidup. Jabatan hanya dipandang sebuah aset, karena seorang pemimpin baik secara langsung maupun tidak langsung berkonsekuensi kepada keuntungan, kelebihan, kemudahan, kesenangan dan setumpuk keistimewaan lainnya. Maka tidaklah heran menjadi kepala daerah, gubernur, bupati, walikota, direktur dan lain sebagainya merupakan impian dan obsesi semua orang. Padahal tidak sedikit dari mereka yang mengejar jabatan tersebut tanpa mengetahui siapa sebenarnya dirinya danbagaimana kemampuannya. Bahkan yang lebih parah lagi mereka kurang memahami tentang hakikat kepemimpinan itu sendiri. Karena menganggap jabatan sebagai sebuah keistimewaan, kewenangan tanpa batas, kebanggaan, dan popularitas.

Melalui buku yang berjudul Umar Bin Abdul Aziz; Sosok Pemimpin Zuhud dan Khalifah Cerdas ini, Dr. Abdul Aziz bin Abdullah al-Humaidi akan menjelaskan tentang berbagai kisah kehidupan Umar Bin Abdul Aziz mulai dari petunjuk mulia pra kepemimpinannya sampai dengan detik-detik akhir hayatnya. Umar Bin Abdul Aziz merupakan sosok pemimpin yang zuhud dan juga khalifah yang cerdas. Kehadirannya pada saat itu bagaikan pancaran cahaya di tengah kegelapan. Dia selalu berupaya membersihkan pemerintahan yang sebelumnya penuh dengan korupsi, suap, makar, dan kezaliman. Demikian juga dia mencopot para pejabat yang korup, memilih pegawai yang bersih, dan memberikan teladan yang baik dalam kesederhanaan. Dengan membaca buku ini seorang pemimpin akan mengetahui hakikat memimpin. Pemimpin bukan hanya jabatan yang dipandang sebagai sebuah keistimewaan, kewenangan tanpa batas, kebanggaan, dan popularitas. Memimpin merupakan suatu tanggung jawab, pengorbanan, pelayanan, dan keteladanaan yang dilihat dan dinilai banyak orang dan juga harus dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Pada bab yang pertama, Dr. Abdul Aziz bin Abdullah al-Humaidi menjelaskan tentang sejarah kelahiran Khalifah Umar, Kemudian dilanjutkan bab kedua menjelaskan tentang gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Umar. Selanjutnya dalam bab tiga dijelaskan tentang sikap keberanian Umar dalam menegakkan kebenaran serta ketegasan dan sifat kebijaksanaan. pada bab selanjutnya dibahas tentang sikap adil dan juga tanggung jawab Umar, kemudian pada bab yang keempat akan membahas tentang akhlak mulia sebagi seorang pemimpin, dan yang terakhir akan membahas tentang sikap zuhud kehati-hatian dan kekhusuan Umar. Dalam buku ini kita juga akan belajar banyak hal dari sikap dan perilakunya sebagai pemimpin yang sangat luar biasa yang dapat dijadikan contoh bagi para calon pemimpin dan umat muslim.

Buku ini merupakan bacaan yang wajib dibaca oleh semua orang, terlebih mereka yang berobsesi menjadi seorang pemimpin. Karena dalam buku ini penulis menjelaskan tentang sosok Umar sebagai seorang pemimpin yang dirindukan oleh rakyat, selain itu juga dijelaskan tentang gaya kepemimpinan dan juga prinsip-prinsip kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz yang wajib dicontoh oleh kita semua. Di antara prinsipnya adalah tegas dalam menegakan kebebasan, tidak merasa gentar menghadapi kelompok lawan meskipun berjumlah banyak dan tidak ada satupun kekuatan yang menghalangi derap langkahnya. Sebab, hatinya hanya percaya kepada Allah SWT semata, sehingga setanpun tidak bisa menggodanya dengan tipuan harta dunia.

Buku setebal 206 halaman ini dikemas dengan apik dengan berusaha menyampaikan ide dan gagasan atas pelbagai persoalan yang menyangkut dalam dunia kepemimpinan. Dengan penuh rasa cinta, penulis buku mencoba memberikan contoh-contoh sikap Umar bin Abdul Aziz sebagi seorang pemimpin. Poin-poin yang ditawarkan buku ini memantik nalar kita untuk merenungkan akan kondisi kepemimpinan di negara kita.

 

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...