Topic
Home / Narasi Islam / Life Skill / Semangat di Tempat Kerja

Semangat di Tempat Kerja

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (dakwatuna)
Ilustrasi (dakwatuna)

dakwatuna.com – Terkadang sebagai karyawan yang dihadapi bukan hanya tantangan kerja namun juga lingkungan yang membutuhkan perhatian yang tidak sedikit. Fokus terganggu, semangat dan mood yang tidak stabil yang pada akhirnya menguras emosi yang berujung stres.

Tekanan dan tuntutan yang ada selama itu berkaitan dengan kerja, biasanya selalu dapat ditolerir. Pekerjaan yang menumpuk, deadline yang menunggu adalah hal yang normal. Namun hal-hal yang terjadi di sekitar kita misalnya, sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Apa lagi kalau yang menjadi objeknya adalah kita, kebayang sulitnya? stress? Pasti.

Lantas bagaimana menghadapinya? Persaingan, konflik kepentingan atau pun intrik-intrik yang sengaja dibuat untuk mewujudkan tujuan pribadi yang dalam prosesnya menyentuh, menyinggung dan menyikut dengan sengaja. Bahkan sengaja membuat cerita (gosip) untuk membuat orang lain terlihat tidak layak (mendiskreditkan).

Pribadi-pribadi yang mengangap segala jalan adalah benar, sanggup melakukan apa saja agar tujuannya terwujud bahkan etika pun diabaikan. Haruskah bersikap dan bertindak demikian? Apapun itu pastinya akan menjadikan lingkungan kerja jauh dari nyaman, apalagi menyenangkan. Menjadi sebuah tugas lagi yang harus diselesaikan. Sulit untuk diabaikan tetapi dibiarkan begitu saja malah malah memancing emosi, menguji kesabaran, mentalitas dan profesionalisme.

Karena, itu mungkin yang memang diharapkan oleh orang-orang yang melakukan tindakan tersebut. Memancing, menjauhkan kita dari nilai-nilai terbaik yang memang dimiliki, merusak kosentrasi dan fokus yang pada akhirnya karir yang telah dibangun, terkorbankan. Selalu ada orang yang senang melihat kita susah dan susah melihat kita senang. Kemampuan intelektual saja tidak cukup untuk berhasil. Butuh kemampuan bersosialiasi yang baik (tidak mesti gaul) untuk dapat menghadapi lingkungan yang selalu berubah-ubah.

Di mana lingkungan yang ideal itu? Di mana suasana saling mendukung dan kerjasama terjalin baik. Lupakan mindset demikian, berapa banyak ruang sosial yang telah dilewati, lingkungan sekolah, kampus, tempat tinggal dan sebagainya. Akan ada selalu orang-orang yang tidak suka dengan kita dan sebaliknya kita tidak suka. Orang-orang yang enak dijadikan teman dan bisa dijadikan sahabat. So.. sikap dan tindakan wajar diperlukan.

Banyak hal yang menjadi alasan mengapa kita bertahan dalam satu pekerjaan dan salah satunya mungkin karena kita mencintai pekerjaan ini. Dan itu alasan yang baik dan mungkin…! bisa jadi tidak cukup.

Hal-hal berikut mungkin dapat menjadi acuan yang berguna, bagaimana harus bersikap dan menjadi survival dalam lingkungan yang serupa.

  1. Sadari bahwa intrik pasti terjadi di lingkungan manapun, cukup tahu tidak perlu sok tahu.
  2. Keppo No, Netral Yes. Tidak perlu takut karena memiliki pendirian yang berbeda dan jadilah diri sendiri.
  3. Tegas dan lugas, sampaikan keberatan dengan baik sehingga tidak menyinggung, dan dimengerti.
  4. Jaga prinsip dalam bekerja dan pergaulan karena itu adalah integritas anda.
  5. Respect akan datang dan diberikan hanya pada orang fokus, bertanggung jawab dan kewajiban yang diselesaikan tanpa mengeluh.
  6. Adaptasi yang benar terhadap permasalahan yang ada, artinya buka pikiran dan bersikap positif. Dari sana kita dapat menilai dan mengambil sikap yang benar.
  7. Tidak semua yang buruk tidak berarti, dan begitupula sebalik tidak semua yang baik akan berguna. Yang terbaik dari kita justru muncul pada situasi yang extrem. Jika kita mampu melewati, keadaan selanjutnya yang kita temukan tidak akan membebani karena kita telah pernah menghadapi situasi yang lebih buruk.
  8. Kecintaan, integritas, etos kerja yang benar membangun prestasi dan itu adalah modal dan nilai jual, jika system di tempat kerja profesional.
  9. Perhatian yang ramah, sopan dan beretika cukup tidak perlu cari muka.
  10. Apa artinya pendekatan tanpa hasil nyata. Tidak salah menjadi dekat, namun prestasi perlu dijaga.
  11. Move on, jika ketenangan dan kenyamanan tidak juga ditemukan, mungkin sudah waktunya beralih.

Di mana pun kita berada, satu prinsip yang sama berlaku. Bahkan orang yang paling tidak jujur menuntut integritas dan kejujuran.

Setiap pribadi dapat menilai yang baik dan memilih yang terbaik, tidak perlu mengekspos diri pada hal-hal yang membuat kita tidak menjadi diri sendiri. Karena pada dasarnya di lingkungan manapun kita mencari rasa nyaman, karena itu adalah panggilan hati untuk merasa bahagia. Dan itu butuh kejujuran.

Well…, pada dasarnya semua terpulang pada kita, lingkungan berbeda butuh pendekatan yang beda pula dan itu ujian, kita ini pribadi seperti apa.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Musik, membaca bagian dari kesehariannya. Tamatan Universitas Jambi tahun 2014, D3 Pemasaran

Lihat Juga

Tips Membangun Kepercayaan Anak dengan Ibu Bekerja Melalui Ramadhan

Figure
Organization