(Video) Body Rafting Green Canyon Wisata Para Petualang

Ngarai Green Canyon (GPJ)

eq1QWxsAZA4

dakwatuna.com – Mendengar Green Canyon pasti pikiran kita langsung tertuju ke teluk yang terdapat di Mexico, Amerika. Ternyata Green Canyon itu ada juga di Indonesia, Green Canyon Pangandaran atau masyarakat setempat menyebutnya Cukang Taneuh berada di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Sebuah ngarai yang terbentuk dari erosi tanah akibat aliran sungai Cijulang selama jutaan tahun yang menembus gua dengan stalaktit dan stalakmit yang mempesona serta diapit oleh dua bukit dengan bebatuan dan rimbunnya pepohonan menyajikan atraksi alam yang khas dan menantang.

Jumat 3 April 2015, Geng Petualang Jagakarsa mengadakan wisata petualangan ke Green Canyon. Rencana yang sudah dimatangkan sebelumnya ternyata juga menjadi momen refreshing bagi salah seorang anggota Geng Petualang Jagakarsa. Dia adalah Samin Barkah, pimpinan redaksi dakwatuna.com. Semoga petualangan kali ini menjadi refreshing dan sesuatu yang berbeda buatnya.

Ngarai Green Canyon (GPJ)

Perjalanan sejauh 170 km ditempuh selama 11 jam lebih pun dilalui demi sebuah petualangan, menikmati keindahan Green Canyon. Berangkat dari Jakarta pukul 22.30 dan sampai di Green Canyon pukul 08.00 WIB. Perjalanan yang cukup melelahkan. Sedianya mendapat giliran trip pagi jika tidak nyasar ke jalur yang disangka lebih cepat. Geng petualang ini punya seribu satu cara untuk mengubah sesuatu menjadi menyenangkan. Banyak cara untuk menikmati suasana “tersesat” dengan candaan. Setibanya di agen wisata Guha Bau, Pangandaran, perut sudah keroncongan. Nasi goreng dan secangkir teh hangat cukup menjadi menu sarapan dan sumber energi untuk menapaki sungai Cijulang dan menikmati pesona Green Canyon.

Sambil menunggu giliran trip kedua jam 11.30 kami berbaring di dipan untuk meluruskan badan sejenak. Jam 12.15 kami baru mendapat giliran trip kedua. Penyedia jasa wisata menyiapkan perlengkapan body rafting untuk memastikan keselamatan dalam menikmati dan menyusuri jeram Cijulang dan eksotika Green Canyon.

Ngarai Green Canyon (GPJ)

Setelah menggunakan perlengkapan, kami pun harus menempuh perjalanan menegangkan kurang lebih 3 KM menggunakan kendaraan bak terbuka. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki kurang lebih 1 KM melewati jalur yang cukup menantang. Ditemani pemandu wisata kami pun sampai di sungai cijulang. Tantangan dimulai dengan jeram yang ringan. Satu persatu kami menyusuri jeram sungai Cijulang. Jangan khawatir bagi yang takut tenggelam, karena ada pemandu yang akan mendampingi selalu. Tentu dengan tambahan biaya, biaya penyelamatan.

Sebelum menikmati eksotika Green Canyon kami harus menaklukkan jeram sungai Cijulang. Perjalanan yang cukup membuat kami berdecak kagum, menikmati sensasi jeramnya dan pemandangan alam sekitar yang dikelilingi oleh batu-batu stalaktik yang begitu indah. Kami menyusuri sungai kurang lebih 3-4 jam dengan medan yang berbeda-beda, ada medan dengan arus air tenang, medan dengan arus air yang berarus sedang dan yang menegangkan dapat mencoba arus yang sangat ekstrim. Orang sekitar menyebutnya dengan “jeram setan”. Sebagian rekaman video dapat disaksikan pada link ini

.
Ngarai Green Canyon (GPJ)

Setengah perjalanan menyusuri ngarai Green Canyon in para petualang ditawarkan untuk berhenti pada rest area “kantin pohon” di pinggir sungai Cijulang. Mungkin ini satu-satunya kantin yang ada di Pangandaran yang penjualnya di atas pohon dan pembeli berada di bawahnya. Pembeli tinggal menyebutkan jenis dan jumlah pesanannya, maka beberapa saat kemudian pesanan akan turun dari atas pohon menggunakan keranjang dan tali sebagai pengikatnya. Sebuah ide bisnis yang cemerlang. Kombinasi peluang dan kreativitas yang natural.

Setelah melewati “jeram setan” kami pun melaksanakan shalat Zhuhur dan Ashar berjamaah, qadha dan qashar. Shalat di atas bebatuan diiringi suara tetesan air bak hujan dari atas bebatuan yang terjal menghimpit sungai.

Ngarai Green Canyon (GPJ)

Setelah puas menikmati pemandangan bebatuan Green Canyon dengan sensasi jeramnya dan mulai nampak kelelahan pada para petualang, perjalanan pun dilanjutkan menggunakan perahu yang memang itu adalah batas akhir dari jeram yang kami harus lalui.

Kurang lebih 15 menit menyusuri sungai menggunakan perahu maka kami pun sampai di agen wisata Guha Bau. Rasa lapar membuat kami memilih mendahulukan makan daripada membersihkan badan. Perjalanan dilanjutkan ke home stay berjarak tidak jauh dari lokasi.

Sebelum kembali ke Jakarta kami pun menyempatkan diri menikmati keindahan pantai Batukaras yang jaraknya setengah KM dari tempat menginap. Wisata pantai Batukaras menyajikan suasana alam yang tenang, gelombang laut yang bersahabat dengan pantainya yang landai membuat kami kerasan untuk duduk-duduk merasapi keagungan ciptaan Tuhan. Terletak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, ±34 KM dari Pangandaran. Kami menikmati suasana tenang dengan angin sepoi-sepoi dan menikmati hidangan di rumah makan yang tersedia. Pandangan lepas ke ujung cakrawala memberi kami ketenangan dan melupakan sejenak hiruk pikuk ibukota.

GPJ Shalat di atas batu besar Green Canyon (GPJ)

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan selain berenang di pantai ini antara lain: berkemah dan berselancar. Setelah puas dengan wisata batu karas kamipun harus kembali ke home stay dan mempersiapkan perjalanan menuju Jakarta. Jam 10.20 kami pun meninggalkan kecamatan Cijulang menuju Jakarta, sekian. (usb/dakwatuna)

Konten ini telah dimodifikasi pada 10/04/15 | 16:12 16:12

Asal Sulawesi Tenggara, hobi mencatat segala inspirasi
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...