Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Persahabatan

Persahabatan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Hijab Syar'i (Ilustras)i. (twitter.com/FaziaHijab)
Hijab Syar’i (Ilustras)i. (twitter.com/FaziaHijab)

dakwatuna.com

Persahabatan
Suatu ikatan yang semula adalah ritual temu tak sengaja
Malu bak anak kucing yang berlindung di balik induknya
Mengulurkan tangan sambil mengucap nama
Lantas berbagi kata, cerita, dan canda tawa
Di bawah birunya langit, kita mengikat janji menjadi sahabat sejati
Terumbar hangatnya mentari, meski kita telah menikmati hangatnya jemari
Terdengar laut berdebur, meski kita menikmati riuh tawa
Terasakan riak ombak menggelitik jemari, padahal kita melangkah di hamparan panas pasir
Seolah dengan kita bersama, sekeliling menyerupai padang, hanya ada kita dan pasir
Kita bebas bersua dan berbagi
Berteriak suka dan menjerit canda
Ketika kau, sahabatku
Telah menemani prolog kehidupan dan kontinuitas hariku
Suka duka mesti dirasa bersama
Detik waktu mesti dilalui bersama
Bukankah memang seperti itu adanya?

Persahabatan kita bagai matahari dan bumi
Saling membutuhkan untuk mempertahankan kehidupan
Berjalan beraturan agar tak merusak kehidupan
Persahabatan kita bagai payung dan mendung
Meski aku tak mampu melindungimu dari hujan
Paling tidak, aku bisa memberitahukanmu bahwa air langit akan membasahimu
Persahabatan kita adalah beringin yang tegak dan lebat
Akan tetap berdiri kokoh meski angin lebat berniat menumbangkan
Akan meneduhkan meski panas matahari membakar
Persahabatan kita adalah awak dan kapten kapal
Dalam pelayaran harus menjadi salah satu, bukan keduanya
Berbeda, melengkapi agar bermakna
Persahabatan kita adalah tubuh dan bayang kala matahari bersinar
Saling melekat
Tanpa perlu memperdebatkan apakah kita atau matahari yang menciptakan bayang
Persahabatan kita adalah perjalanan
Melangkah beriringan menyusuri indahnya kehidupan
Melangkah bersama, kadang di depan kadang di belakang
Tanpa perlu memperdebatkan siapa yang harus di depan dan siapa yang harus di belakang

Namun
Telah lama kita memutuskan untuk memberi jarak pada raga
Mencoba menikmati kehidupan luar
Tanpa perlu bertengkar kehidupan siapa yang lebih indah
Lantas kita tersadar
Telah membuncah rindu yang mendalam
Aku tanpamu
Bagai hari yang memupuk rindu
Mencipta jarak untuk mencipta rindu
Mewujud jeda untuk mengikat jiwa
Dan kini
Aku adalah rindu yang menemukanmu, sahabatku

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa FKM UI.

Lihat Juga

Berbakti Pada Bunda tak Mengenal Waktu

Figure
Organization