Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Orientalis Jerman: Barat Tidak Khawatir dengan Konflik Timur Tengah, Bahkan Diuntungkan

Orientalis Jerman: Barat Tidak Khawatir dengan Konflik Timur Tengah, Bahkan Diuntungkan

Produksi senjata di Jerman. (dw.de)
Produksi senjata di Jerman. (dw.de)

dakwatuna.com – Berlin. Seorang orientalis asal Jerman memperkirakan konflik yang saat ini terjadi di Timur Tengah akan semakin meluas. Perang yang saat ini berkecamuk di beberapa negara akan berubah menjadi konflik Sunni-Syiah. Amerika dan Barat secara umum tidak begitu khawatir, bahkan sangat diuntungkan.

Eckhard Schulz, kepala jurusan Studi Arab di Institut Orientalisme Universitas Leipzig, Jerman, seperti dilansir Islammemo, Selasa (7/4/2015) hari ini, mengatakan, “Kondisi kacau yang saat ini melanda dunia Arab mungkin akan sangat menguntugkan Barat secara ekonomi. Karena saat ini Amerika sedang mengalami beberapa macam krisis ekonomi. Sama juga dengan ekonomi di Eropa. Oleh karena itu, ekonomi beberapa negara Barat akan kembali segar dengan jual-beli senjata dalam kondisi seperti sekarang ini.”

Schulz juga mengatakan, “Bahkan Jerman pun merasakan stabilitas ekonomi karena menikmati keuntungan ekspor persenjataan. Saat ini Jerman menjadi negara terbesar ketiga dalam eksportir senjata. Otomatis Jerman menjadi negara yang sangat diuntungkan dengan terjadinya konflik bersenjata di Timur Tengah.”

Tentang apa yang sedang terjadi di Yaman, Schulz mengatakan, “Presiden terguling, Ali Abdullah Shalih, adalah orang yang merancang konflik ini. Awalnya memang Arab Saudi mendukungnya dalam rangka memerangi Al-Qaidah dan menahan laju perkembangan Partai Islah (Ikhwanul Muslimin).”

Menurutnya, memang ada juga faktor ekonomi di balik serangan pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi. Posisi geopolitik Saudi saat ini terancam lemah menyusul disepakatinya perundingan nuklir antara Barat dan Iran. Begitu perundingan itu mencapai hasil, semua embargo atas Iran akan dicabut. Akibatnya minyak Iran akan masuk pasaran dunia, dan menyaingi minyak Arab Saudi yang saat ini masih merajai. (msa/dakwatuna)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization