Topic
Home / Narasi Islam / Wanita / Untukmu Muslimah

Untukmu Muslimah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (kompasiana.com)
Ilustrasi. (kompasiana.com)

dakwatuna.com – Pada kesempatan kali ini saya akan sharing tentang pendapat saya akan pentingnya berhijab bagi seorang akhwat ataupun biasa kita kenal dengan Muslimah. Meskipun saya seorang ikhwan, mudah-mudahan sharing pendapat tentang kemuslimahan ini tidak menjadi sebuah kesalahan di mana akan muncul pertanyaan “kok seorang ikhwan malah bahas kemuslimahan?” Niat saya di sini hanya ingin sekadar mengingatkan saja kepada sesama muslim, apalagi dengan situasi di kampus saya yang mayoritas muslim, namun masih banyak dari teman-teman sendiri, khususnya untuk para Muslimah, yang masih belum menyadari akan salah satu kewajibannya menutup aurat, yaitu dengan berhijab, atau ada juga yang sudah berhijab, namun masih belum secara syar’i memakainya. Oleh karena itu saya mencoba mengingatkan kembali kepada teman-teman akhwat akan kewajibannya itu melalui tulisan ini.

Teman-teman pasti pernah mendengar ataupun membaca salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, yang di mana Rasulullah SAW bersabda:

“ Ada dua golongan ahli neraka yang belum pernah Kami melihatnya, yaitu kaum lelaki yang memegang cemeti seperti seekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang lain, dan wanita-wanita yang berpakaian, namun mereka bertelanjang yang kemudian berjalan melagak menggoyangkan bahu serta kepala mereka seperti bonggol unta yang condong. Mereka tidak boleh masuk surga, bahkan tidak boleh menghirup baunya, padahal bau surga itu dapat dihirup dari jarak yang cukup jauh.” (HR Muslim)

Setiap muslim pastinya harus tau batasan auratnya, tidak hanya wanita, namun juga pria. Tuntutan menutup aurat ini tidak boleh dipandang ringan. Ancaman dan balasan Allah SWT terhadap mereka yang tidak melaksanakan atau tidak memperdulikan tuntutan menutup aurat itu sangatlah keras. Mereka yang melakukan pendurhakaan terhadap perintahnya itu tidak akan masuk surga, bahkan bau surga pun tidak dapat dihirup olehnya.

Naudzubillah..

Selain itu, teman-teman juga tentunya pernah membaca ayat Alquran pada surat An-Nur yang bermakna seperti ini:

“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menjaga pandangan mereka dan memelihara kehormatan mereka, dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya, dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung mereka, …” (An-Nur: 31)

Dalam ayat tersebut telah jelas bahwa Allah SWT memerintahkan kaum perempuan untuk menutup auratnya dan perintah ini bersifat wajib bagi wanita muslim yang beriman. Allah memanggil dengan panggilan spesialnya yaitu “perempuan-perempuan yang beriman”, jadi ini merupakan panggilan bagi hambanya yang spesial, di mana mereka itu beriman kepada Allah dan selalu melakukan apa yang diperintahkannya.

Seperti yang teman-teman telah ketahui bahwa aurat dari seorang wanita itu adalah seluruh tubuhnya kecuali kedua telapak tangan dan wajah mereka.

Tentunya teman-teman pasti ingin menjadi bagian dari wanita yang mendapatkan panggilan spesial itu kan?

Lalu, mungkin juga teman-teman sering mendengarkan penjelasan dari mereka yang belum berhijab bahwa mereka itu sedang menunggu hidayah dahulu untuk berhijab. Pasti pernah mendengarnya kan?

Nah, hal yang ingin saya tanyakan kembali adalah, apa benar hidayah-Nya itu belum pernah diturunkan kepadanya? Dari sekian ayat-ayat-Nya pun apa benar tidak ada satu pun hidayah yang melekat padanya? Atau dari orang-orang terdekat yang pernah mencoba mengingatkan ataupun menasihati itu, apa benar tidak ada hidayah yang Allah berikan melalui orang terdekatnya itu? Apa benar begitu? Atau hatinya yang masih enggan menerima peringatan itu? Hatinya yang masih tertutup akan hal itu? Jika benar seperti itu, maka beristighfarlah..

Astaghfirullahal Adzim…

Lalu, mari kita cermati kembali ayat-ayat-Nya yang menyinggung tentang salah satu kewajiban menutup aurat ini.

“Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu pakaian yang menutup aurat kamu, dan pakaian perhiasan, dan pakaian yang berupa takwa itulah yang sebaik-baiknya. Yang demikian itulah tanda-tanda (limpah karunia) Allah (dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya) supaya mereka mengenangnya (dan bersyukur)”. (Al-‘Araaf: 26)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah itu telah memberi kita bahan pakaian yang dapat digunakan untuk menutup aurat ataupun dijadikan perhiasan, dan ini merupakan tanda-tanda dari karunia Allah untuk hambanya yang diam jika mereka mengabaikannya, maka mereka termasuk orang-orang yang tidak mempunyai rasa bersyukur.

Selain itu, dari menutup aurat pun akan banyak sekali kebaikan maupun faedah yang akan didapatkan oleh kita. Islam itu tidak meng-syariatkan sesuatu hal melainkan untuk kebaikan dan kemaslahatan manusia itu sendiri. Salah satu faedahnya adalah dengan menutup aurat secara syar’i sebagaimana telah dijelaskan dalam Alquran, dapat membuat kita terlihat sebagai sosok yang baik, tentunya diikuti dengan perubahan akhlak yang baik, sehingga mereka yang memiliki niat untuk menganggu akan sungkan untuk menganggu kita. Lalu, secara tidak langsung juga dengan menutup aurat secara syar’i, kita akan terhindar dari fitnah, atau bahkan kita akan terhindar dari pandangan-pandangan jahat yang mengundang kemaksiatan. Oleh karena itu, kewajiban menutup aurat merupakan suatu nikmat dari Allah SWT yang wajib kita syukuri dengan cara melaksanakan kewajiban yang dikehendaki-Nya secara ikhlas lillahita’ala.

Sekarang ini sebagian besar kaum wanita menyangka jika tidak berhijab itu “hanyalah” dosa kecil yang akan tertutup dengan pahala yang banyak dari salat, puasa, zakat, dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir salah yang harus diluruskan.

Kaum wanita yang tak berhijab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah, akan tetapi telah terhapus seluruh pahala amal ibadahnya sebagaimana tercantum dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya: “Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi”.

Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa berhijab bagi kaum wanita itu hukumnya wajib dalam syariat islam yang digariskan oleh Allah dalam surat An-Nur ayat 31 tadi. Jadi, kaum wanita yang tidak memakainya, mereka telah mengingkari hukum syariat Islam dan bagi mereka berlaku ketentuan Allah yang tak bisa ditawar lagi, yaitu terhapusnya pahala shalat, puasa, zakat, dan haji mereka.

Okelah kalau dulu itu mungkin teman-teman yang belum melaksanakan kewajibannya itu merasa belum tau akan hal ini, namun Insya Allah dengan tulisan ini akan sedikit memberi teman-teman informasi dan dapat mengingatkan teman-teman akan kewajiban ini. Jadi sudah tidak ada alasan lagi “karena belum tau” ya?.

Teman-teman juga pasti sering mendengar peribahasa “Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga”. Dalam hal ini juga sangat disayangkan jika semua kewajiban kita terhadap Allah itu telah dilaksanakan semua, namun dalam hal menutup aurat ini yang juga merupakan kewajiban kepada Allah belum dilaksanakan, maka tidak hanya satu amalan saja yang akan ternodai, namun bisa jadi semua itu akan ternodai.

Dalam Surat A-‘Araaf ayat 147 juga Allah menegaskan lagi sikap-Nya terhadap wanita yang tidak mau berhijab, yang berbunyi “Orang-orang yang mendustakan ayat Kami, juga mendustakan akhirat, hapuslah seluruh pahala amal kebaikan. Bukankah mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan?”.

Bagi kaum wanita yang tidak berhijab dalam hidupnya, maka mereka telah sesuai dengan bunyi ayat Allah di atas, dan terhapuslah seluruh pahala amal kebaikannya.

Naudzubillah.

Dosa dari seorang wanita itu juga pada dasarnya tidak hanya merugikan dirinya sendiri, namun juga akan membawa 4 orang kaum pria bersamanya karena dosa tersebut. Jadi, jika seorang kaum wanita itu nanti telah meninggal, maka dirinya akan membawa serta 4 orang kaum pria bersamanya, baik itu membawanya ke surga, atau bahkan ke neraka.

Pertama, jika wanita itu berstatus “anak”, maka dia akan membawa serta ayah dan saudara laki-lakinya.

Kedua, jika wanita itu berstatus “istri, maka dia akan membawa serta suami dan anak laki-lakinya.

Jadi, tugas untuk menghindarkan anggota keluarga dari bahaya api neraka itu sebenarnya bukan hanya tugas kaum pria, namun wanita pun memiliki peranan dalam hal itu.

Jadi bagaimana kawan? Masih mau menunggu hidayah itu datang padamu?

Wallahu ‘alam Bishawab.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Manusia biasa yang tak lama ini sering tersentuh dengan dakwah. Menyukai menulis sejak SMA. Menyukai warna hijau. Memiliki mimpi menjadi seorang Engineer yang dapat memberi manfaat banyak bagi sesama dengan keprofesian yang sedang ditekuninya. Saat ini sedang diamanahi menjadi Ketua Umum Lembaga Dakwah Jurusan Geomatika ITS 14/15 dan juga sedang tergabung dalam suatu komunitas sosial yang bergerak dibidang pendidikan dan pembentukan karakter yaitu Kelas Matahari.

Lihat Juga

(Video) Perempuan Palestina Diseret, Dipukul, Ditarik Jilbabnya Hingga Lepas

Figure
Organization