Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Kesatuan Jamaah

Kesatuan Jamaah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (multnomahathleticfoundation.com)
Ilustrasi. (multnomahathleticfoundation.com)

dakwatuna.com – “Kamu menduga mereka bersatu, padahal hati mereka terpecah-belah.” (Q.S.Al-Hasyr:14)

Perlunya mendalami hakikat dakwah, akan membuat kita semakin menghargai kehidupan berjamaah. Karena kesatuan jamaah, merupakan kebutuhan mendasar bagi tercapainya target-target dakwah yang besar. Seusai dengan ungkapan yang mengatakan,’Jika ingin berjalan cepat maka berjalanlah sendirian, tapi jika ingin perubahan yang besar maka berjalanlah bersama-sama’. Dan kesatuan jamaah hanya akan tercapai jika kita sudah memiliki; ikhlasul niyah(niat yang ikhlas), dan ta’liful qulub(kesatuan hati).

Ikhlasul niyah yang dimaksud, jelas hanya ubudiyati lillah(beribadah kepada ALLAH). Niat yang ikhlaslah yang membuat individu lebih tulus dalam kehidupan berjamaah. Sehingga ada pepatah arab yang mengatakan ’Apa-apa yang peruntukkan untuk ALLAH, pasti akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya’. Karena memang keikhlasanlah yang menjadi penyemai terbaik segala jenis tanaman dakwah. Apalagi menanam pohon dakwah, laksana menanam sebuah pohon jati. Bukan sekedar menanam tanaman singkong. Pohon jati memiliki daya jual yang tinggi, karena ditanam selama puluhan tahun. Berbeda dengan tanaman singkong, yang hanya butuh 8 bulan saja agar bisa langsung diolah.

Ta’liful Qulub ialah karunia besar yang ALLAH turunkan bagi sebuah jamaah. Apalagi hati yang sudah bersatu, tidak memerlukan arahan struktural untuk melaksanakan sebuah amanah. Karena hati yang sudah bersatu memiliki hal yang jauh melampaui arahan struktural, yaitu kesadaran. Dan berbicara kesadaran, sebuah jamaah dakwah tidak lagi dimotivasi oleh sekadar kesadaran moral dalam mengerjakan suatu amanah. Bertingkat-tingkat jauh di atas kesadaran moral, yaitu kesadaran spiritual. Kesaradaran spiritual lah yang membuat tiap individu selalu tenang dalam bekerja, dalam keadaan senang maupun susah.

Jika ikhlasul niyah dan ta’liful qulub sudah mendarah daging dalam sebuah jamaah; maka kita tidak perlu lagi merisaukan persoalan khilafiyah. Karena persoalan khilafiyah pun akan diselesaikan secara manhaji. Apalagi setiap jamaah dakwah pasti memiliki manhaj, risalah, dan ide perjuangan tersendiri; sehingga segala perbedaan khilafiyah akan diselesaikan dengan sumber yang sama.

Kesatuan jamaah ialah keberkahan dalam berdakwah, kesatuan jamaah ialah ialah modal awal sebuah perubahan besar, kesatuan jamaah ialah investasi besar bagi pertumbuhan dakwah. Karena hati yang bersatu lebih mendapat keberkahan, dibanding dengan hati yang tercerai-berai.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Bentuk-Bentuk Penyimpangan di Jalan Dakwah (Bagian ke-3: Persoalan Jamaah dan Komitmen (Iltizam))

Figure
Organization