Topic
Home / Narasi Islam / Sejarah / Inilah Pernyataan Mengerikan Tokoh-Tokoh Yahudi atas Penjajahan Zionis di Palestina

Inilah Pernyataan Mengerikan Tokoh-Tokoh Yahudi atas Penjajahan Zionis di Palestina

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

 

Ilustrasi - Peta Palestina terjajah dari waktu ke waktu. (inet)
Ilustrasi – Peta Palestina terjajah dari waktu ke waktu. (inet)

dakwatuna.com –  “Tidak ada artinya Israel jika tanpa Yerusalem. Tidak ada artinya Yerusalem tanpa Haikal Sulaiman!” –David Ben Gurion, Perdana Menteri Pertama Israel.

Zionis Israel dari hari ke hari semakin menjadi-jadi kelakuannya. Bukan lagi sekadar berpindah dan hidup di tanah orang, kini mereka berlomba-lomba menebar ketakutan di kehidupan umat Islam Palestina, mengguncang daratan dengan bom dan ancaman. Melepas roket yang berkeliaran di angkasa tak tahu akan menimpa daerah mana. Semuanya karena satu alasan: Mereka mengklaim diri sebagai Bangsa terbaik, sementara bangsa lain adalah budak mereka.

Dalam Talmud, kitab Zionis Israel hari ini, bahkan disebutkan bahwa mereka adalah anak-anak Allah yang dijanjikan kepemimpinan di muka bumi, mereka berhak memerintah siapa saja dan menjadikan umat-umat selain mereka sebagai permainan. Membunuh jadi biasa, mengancam apalagi. Malah, suatu kesenangan bagi mereka jika melihat kaum muslimin dalam kesusahan yang sangat.

Berikut ini adalah sebagian pernyataan-pernyataan Tokoh Zionis Israel yang hingga hari ini diabadikan rakyat Israel sebagai pijakan mereka dalam berbuat, dan sebagai aturan main mereka dalam membantai. Pernyataan ini bersumber dari materi penting berjudul Aqliyyah Tausi’iyyah lil Yahud, yang diampu oleh Syaikh Ahmad Ali Muqbil, Ketua Dewan Ulama Palestina :

Pertama, Batas teritori Negara Israel tidak mempunyai aturan baku. Perdana Menteri pertama Israel, David ben Gurion pernah mengatakan, “Batas teritori Negara kita adalah batas akhir langkah kaki kita”. Perkataannya yang licik itu berumber dari Taurat yang sudah diubah yang berbunyi, “Setiap jengkal tanah yang dilalui oleh telapak kaki kalian, maka Akan Aku berikan pada kalian, seperti yang Aku janjikan pada Musa.”

Bukan sebuah rahasia, bahwa Negara Israel yang dirancang oleh Theodore Herzl pada tahun 1897 adalah sebuah negara theokrasi (sesudah Vatikan, Republik Islam Iran, dan Emirat Islam Afghanistan), yang terkait erat dengan ajaran Talmud tentang “Tanah Israel” (Erzt Israel). Negara Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak memiliki perbatasan yang’ jelas, atau dengan kata lain, tidak memiliki perbatasan sama sekali, baik dalam gagasan maupun dalam konstitusinya. Luas wilayah negara Israel yang dibentuk tidak pernah ditentukan.

Rencana “Israel Raya”, yang sedari awal berdirinya Israel oleh Theodor Hertzl direncanakan akan membentang dari Sungai Nil hingga Sungai Eufrat. Dengan kata lain, mereka memiliki rencana besar untuk menguasai tanah Mesir, Iraq, Jazirah Arab, Turki, dan Sudan. Sebuah skanario yang membahayakan. Hal itu secara tegas digambarkan lewat bendera Israel, di mana ada dua garis biru yang mengapit bintang david, yang maknanya adalah rencana besar mereka menguasai negeri-negeri dari sungai Nil sampai Sungai Eufrat di Iraq.

“Setiap kalian wajib berjuang dan bekerja keras dalam perang dan diplomasi, hingga tiba saatnya berdiri imperium Israel Raya yang wilayahnya membentang dari Sungai Nil sampai Sungai Eufrat”, ungkap David Ben Gurion dalam pidatonya di depan mahasiswa Universitas Ibrani tahun 1950 masehi.

Kedua, Menghancurkan seluruh sesuatu di atas Yerusalem selain milik Yahudi. Theodor Hertzl, pendiri Zionisme modern dalam pidatonya di Konferensi Zionis I di kota Basel Swiss 1897 berkata, “Jika suatu hari kita telah mendapatkan Kota Al-Quds, sedangkan Aku masih hidup dan masih bisa berdiri, maka akau tidak akan meyia-nyiakan kesempatan untuk menghancurkan segala hal di atas Al-Quds selain tempat suci Yahudi, dan Aku akan hancurkan seluruh bangunan yang telah bertahan sepanjang generasi.”

David ben Gurion berkata, “Tidak ada artinya Israel tanpa Al-Quds. Dan tidak ada artinya Al-Quds tanpa Kuil Sulaiman”.

Ketiga, Ekspansi dan peperangan adalah aqidah kaum Zionis Yahudi. David Ben Gurion berkata, “Sesungguhnya Taurat adalah kitab kepemilikan Israel yang abadi. Siapapun yang mengingkari dan melawan kehendak Yahudi, maka ia telah mengingkari perintah Tuhan”,dilanjutkan dengan Taurat yang telah dipalsukan di kitab kejadian pasal 15, “Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham, mengatakan, Kepada keturunanmu akan saya berikan tanah ini, dari sungai Mesir sampai ke sungai besar Eufrat.”

Keempat, Yahudi berada di atas segala bangsa dan umat manapun. Moshe Heiss, pemimpin gerakan Zionis pernah mengungkapkan dengan kesombongannya, “Bahwa Bangsa Yahudi berada di atas segala bangsa! Hak-hak sejarah mengatakan bahwa tanah Israel adalah janji Tuhan untuk kami, dan ini adalah keyakinan setiap Orang Yahudi, baik yang beriman maupun tidak.”

Kelima, Setelah menaklukkan Al-Quds, Zionis menargetkan penyerangan ke Madinah. Moshe Dayan, panglima tertingga tentara Zionis Israel, ketika ia memasuki gerbang Al-Quds setelah memenangkan perang melawan koalisi bangsa Arab berkata dengan angkuh, “Dari Yerusalem ini, kita akan berangkat menyerang Madinah! Hari ini telah aku buka jalan menuju Babil dan Yatsrib (Madinah), Saatnya membalas dendam di Khaibar!”

Begitu angkuhnya, tentara Israel ketika mereka pertama kali memasuki Al-Quds di tahun 1967 berteriak,” Muhammad telah mati dibelakang gadis-gadis kecil! Muhammad telah mati di belakang gadis-gadis kecil! Agama Muhammad telah mati dan pergi!”

Ketika Israel berhasil memasuki Al-Quds, David ben Gurion berteriak sombong, “Inilah hari terindah sejak hari didirikannya Negara Israel, ibukota kita Yerusalem telah menjadi bagian dari kita!” Lalu ia mengutip kalimat dari Talmud, “Hancurkan segala yang berdiri, nodai semua yang suci, bakar segala yang hijau, agar tanah ini bisa digunakan bagi Yahudi!”

Keenam, Mereka mengklaim kasar bahwa Bangsa selain Yahudi adalah Budak dan keledai yang mesti patuh pada Yahudi. Seperti yang tertera jelas di Protokol Zionisme, “Sesungguhnya para ghayyim –bangsa selain yahudi- telah Allah ciptakan sebagai keledai untuk bangsa pilihan Allah. Setiap kali satu keledai mati, maka yahudi bisa mengendarai keledai yang lain.”

Ketujuh, Mereka menganggap kekuasaan selain Yahudi adalah hasil rampasan dan Yahudi berhak merebutnya kembali. Seperti yang tertera di Taurat yang telah diubah oleh mereka di Yehezkiel, “Setiap hukum selain hukum Yahudi adalah hukum yang cacat. Setiap kekuasaan selain kekuasaan Israel adalah hasil rampasan.”

Inilah sekelumit dari rangkaian panjang penjelasan yang menerangkan kepada kita bagaimana Zionis Israel bekerja, untuk siapa mereka bekerja, dan dengan apa landasan yang mereka pakai untuk menghalalkan segala penjajahan di atas tanah Palestina. Semoga datang kesempatan lainnya kita bisa membahas lebih banyak agar semakin dalamlah pemahaman kita tentang Zionis Israel.

Zionis Israel Tidak Bertuhan

                Apa yang menjadi sumber hukum Zionis Israel hari ini bukanlah berasal dari taurat Asli atau ajaran nabi Musa Alaihissalam. Mereka telah mengubah-ubahnya dengan sesuka hati mereka, sehingga isi kitab yang mestinya menunjukkan kebenaran pada mereka malah berisi teks-teks yang bermuatan nafsu belaka.

Zionisme sendiri bukanlah sebuah agama, ia adalah sebuah ideologi yang bahkan pengikutnya bukanlah seorang yahudi yang beriman. Kebanyakan dari pengikut pemahaman Zionisme adalah mereka yang telah jauh dari agama Yahudi dan lebih memilik menjadi ateis. Itulah mengapa, dalam setiap pekerjaan dan pembantaian yang mereka lakukan, selalu saja muncul ketakutan dan kepengecutan di setiap jiwa mereka.

Semoga akan datang suatu hari nanti, kita bisa membebaskan Al-Aqsha dari cengkraman penjajahan Zionis Israel, dan bersama-sama menjalankan shalat berjamaah dalam keadaan merdeka, tanpa tekanan, tanpa penindasan. InsyaAllah, kita sedang on the way menuju hari itu. Amin.

Wallahu a’lam bis shawab.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir | Alumni SMPIT Ihsanul Fikri Mungkid Magelang | Alumni Ponpes Husnul Khotimah Kuningan

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization