SMP Al Jannah: Tidak ada Pem-bully-an Terhadap Nadhira

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Jannah, Cibubur, Jakarta Timur. (suara-islam.com)

dakwatuna.com – Jakarta. Pihak Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al Jannah, Cibubur, Jakarta Timur mengaku bahagia dan bersyukur atas ditemukannya kembali salah satu siswi mereka, Nadhira Fajriani Ramadhan (14). Siswi kelas IX SMP Al Jannah, yang dinyatakan hilang sejak Sabtu (07/03) pekan lalu itu akhirnya ditemukan dengan sehat dan selamat di kawasan Kota, Jakarta Barat pada Jumat (13/03) kemarin.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pencarian sehingga siswa kami tersebut dapat ditemukan,” ungkap Koordinator Humas Al Jannah, Yossi Srianita, dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (14/03).

Secara khusus, Yossi meluruskan sejumlah pemberitaan yang menyebutkan bila perginya Nadhira pada Sabtu pekan lalu akibat dari bullying yang dilakukan teman-temannya di sekolah. Menurut Yossi tidak ada tindakan bullying yang dilakukan siswa/siswi SMP Al Jannah kepada Nadhira.

“Sesuai dengan fakta dan informasi di lapangan, bahwasanya apa yang telah disampaikan oleh orangtua ananda Nadhira tentang bullying seperti dijambak, ditendang dan diludahi itu sama sekali tidak pernah terjadi di Sekolah Al-Jannah,” kata Yossi.

Hubungan pertemanan antara Nadhira dengan kawan-kawannya, lanjut Yossi, hingga saat ini juga tidak ada masalah.

Yossi menjelaskan, Nadhira adalah siswi pindahan dari sebuah sekolah swasta di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, yang masuk ke SMP Al Jannah pada pertengahan tahun ajaran 2014-2015, tepatnya pada Januari 2015. Alasan kepindahan Nadhira ke SMP Al Jannah, berdasarkan informasi dari orang tua saat hendak memasukkan Nadhira ke SMP Al Jannah, adalah trauma atas hal-hal yang dia alami di sekolah sebelumnya.

SMP Al Jannah juga mendapatkan informasi dan data bila Nadhira termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Karena termasuk anak berkebutuhan khusus, maka pada saat mendidik sekolah berupaya semaksimal mungkin menciptakan kondisi yang nyaman bagi Nadhira.

“Bersama dengan tim di Sekolah Al-Jannah, seperti wali kelas, BK, tim inklusif, psikolog sekolah dan guru pendamping, kami senantiasa mengondisikan siswa/siswi lainnya agar dapat memahami kondisi ananda  Nadhira, untuk itu Nadhira pun difasilitasi guru pendamping khusus dan diberikan program di unit inklusif, program untuk anak berkebutuhan khusus,” papar Yossi.

Yossi mengungkapkan, setiap Nadhira berkeluh kesah tentang masalah di rumah maupun pertemanan di sekolah, pihaknya selalu melakukan kroscek lapangan dan pembinaan. “Sehingga tidak benar  jika dikatakan Ibunda Nadhira bila sekolah tidak menanggapi  keluh kesah Ananda Nadhira,” bantahnya.

Yossi menambahkan, meski Nadhira termasuk anak berkebutuhan khusus, teman-temannya di kelas dapat menerima kondisi Nadhira apa adanya karena murid Al Jannah sudah terbiasa berteman dengan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Berikut Kronologi Perginya Nadhira Fajriani Ramadhan

  1. Sabtu (07/03) adalah hari libur sekolah. Nadhira berada dalam pengawasan ibundanya yang pada waktu itu ikut datang ke sekolah untuk mengikuti rapat. Sementara Nadhira tidak sedang berada dalam pengawasan para guru, karena hari libur. Nadhira, sebagai siswi kelas IX juga tidak mengikuti pendalaman materi di kelas.
  2. Perginya Nadhira tidak dari Sekolah Al-Jannah (karena masih sempat meminta uang dan meminta izin ibundanya untuk pergi membeli makan), akan tetapi Nadhira dinyatakan hilang sejak keberadaannya diketahui terakhir kali di Rumah Makan Putra Minang yang berada di seberang sekolah.
  3. Menurut dua orang temannya, pada Sabtu pagi 7 Maret 2015 (sebelum Nadhira menghilang) Nadhira bertemu mereka. Nadhira bercerita masalah keluarga yang membuat Nadhira merasa terbebani. Setelah bercerita ananda Nadhira meminta temannya untuk menjaga tasnya, karena ananda ingin meminta uang kepada Ibundanya yang sedang rapat di gedung SMP (untuk membeli nasi padang). Setelah membeli nasi padang Ananda memanggil ojek dan tidak kembali lagi ke sekolah. Sehingga terakhir diketahui keberadaan Nadhira di Rumah Makan Putra Minang.
  4. Nadhira ditemukan di depan Stasiun Jakarta-Kota, Taman Sari, Jakarta Barat pada Jumat (13/03) sekira pukul 14.00 WIB.

(sbb/dakwatuna)

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.
Disqus Comments Loading...