Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Untukmu Jiwa yang Kurindukan (Bagian ke-2)

Untukmu Jiwa yang Kurindukan (Bagian ke-2)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

ukhuwahdakwatuna.com – Ada sedih dan tangis yang tak bisa dibendung oleh seorang laki-laki sekalipun. Termasuk Umar yang “galak” dan pemberani itu. Dia bersedih bahkan menangis, saat di dunia ia harus berpisah dengan para SAHABAT SURGAnya.

Saudaraku, ada kata dalam satu cintaku, bahwa akupun mencintaimu karena Allah, bersamamu karena iman dan Islam, merinduimu karena ketaatan, mendoakanmu karena satu jalan dalam perjuangan.

Saudaraku, aku ingin mengutip ucapan seseorang yang semoga Allah merahmatinya ;
“Jalan dakwah ini sangatlah panjang. Tetapi untungnya kita tidak sampai ke ujungnya. Karena bisa jadi Allah memanggil kita kembali kepada rahmatNya, sementara perjuangan kita masih setengah atau bahkan tidak sampai setengah dari perjalanan yang sangat panjang itu.”

Maka saudaraku, marilah kita terus berjuang di jalan ini sampai Allah sendiri yang akan menyelesaikan amanah dan pesan langit-Nya kepada kita, meski mungkin tak selalu di wadah yang sama.

Saudaraku, ke depannya cinta kita akan semakin di uji, rindu pun mungkin akan tertahan. Tetapi, aku punya doa sebagai penawarnya, aku punya rabithah sebagai pengobat hati kita yang saling merindu, dan sebagai pengikat ukhuwah kita yang dengannya kelak kita akan kembali bersama dan kekal di surga-Nya.

Allahu akbar.

Saudaraku, akupun semakin tahu bahwa tiada lagi nikmat Allah yang bisa aku dustakan melainkan di antaranya adalah nikmatnya ukhuwah yang pertemuan dan perpisahannya senantiasa ada nikmat TAKBIR pada setiap lafadz yang keluar dari lisan kita dan bersemai di dalam hati kita.

Saudaraku, pada akhirnya aku ingin menyampaikan maaf padamu.

Maafkanlah aku, karena maafmu juga andil dalam keputusan Tuhan untuk mengampuniku atau tidak. Maafkanlah aku, karena maafmu juga andil dalam menentukan posisiku di akhirat kelak. Dan maafkanlah aku, bila mungkin cinta ini masih terlalu sederhana. Tak sehebat cinta seorang Umar pada para SAHABAT SURGAnya.

Saudaraku, semoga engkau memaklumi kekuranganku.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa FKIP UMSU, Ketua Kaderisasi PK KAMMI UMSU. Munsyid.

Lihat Juga

Merindu Baginda Nabi

Figure
Organization