Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Mempersiapkan Kehidupan Rumah Tangga

Mempersiapkan Kehidupan Rumah Tangga

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (sfhagedida.com)
Ilustrasi (sfhagedida.com)

dakwatuna.com – Di dalam Islam, kehidupan rumah tangga sangatlah penting. Keluarga menjadi basis sosial yang paling mendasar dalam sebuah siklus kehidupan umat manusia. Dan sudah menjadi fitrah manusia untuk hidup berpasangan, hingga memiliki keturunan. Terlebih lagi, setiap manusia memiliki kebutuhan psikologis tersendiri, yang hanya bisa dipenuhi oleh kehadiran keluarga.

Menurut Drs. Ramayulis, dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga”. Beliau mengatakan ada 5 fungsi dasar keluarga, yaitu :

  1. Fungsi reproduksi. Fungsi dim ana keluarga dibentuk untuk memberikan keturunan, yang menjadi tugas suci agama, sehingga dapat memperluas syi’ar Islam.
  2. Fungsi pemeliharaan. Perjalanan keluarga mengharuskan ia bertanggung jawab dalam memelihara kesejahteraan keluarga, memberikan pakaian anak yang layak, memelihara kebersihan, makanan yang bergizi, kebutuhan rekreasi, dll.
  3. Fungsi penyelenggara sosial. Di mana keluarga memberikan arah pendidikan, pengisian jiwa yang baik, dan bimbingan kejiwaan.
  4. Fungsi Referensi. Bahwa hidup ialah “just a matter of choice”, maka orang tua harus memberikan referensi jalan hidup mana yang harus ditempuh oleh sang anak.
  5. Fungsi pewarisan nilai kemanusiaan. Menciptakan anak yang salih, cinta damai, suka mendoakan orang tua, hingga mengembangkan kesejahteraan sosial dan ekonomi untuk manusia.

Jika kita sudah mengetahui akan fungsi dan pentingnya kehidupan rumah tangga. Maka hal-hal yang perlu dipersiapkan ialah :

  1. Kematangan psikologis. Yakinkan, bahwa kita sudah cukup dewasa untuk memikul beban-beban baru selama mengarungi bahtera rumah tangga. Karena kehidupan rumah tangga tidak lagi membicarakan ‘aku’, tapi juga ‘kamu (istri/suami)’, dan ‘kalian (anak-anak)’. Walaupun kehidupan berkeluarga akan menumbuhkan kedewasaan dengan sendirinya, tapi kematangan psikologis haruslah memumpuni, bahkan sebelum kita memulai kehidupan rumah tangga.
  2. Pendidikan Rumah Tangga. Saat ini sudah banyak sekali kelas pra nikah. Bisa yang diselenggarakan oleh personal seorang ustadz, maupun yang berasal dari program sebuah Islamic Center. Kelas seperti itu bagus untuk mematangkan pemahaman kita mengenai kehidupan rumah tangga. Memahami hak dan kewajiban, perbedaan psikologis laki-laki dan perempuan, hingga membahas konflik umum dalam kehidupan berumah tangga (sharing experienced). Sehingga, jangan sampai kita dikagetkan oleh realitas kehidupan rumah tangga yang penuh dengan pertanggung jawaban. Karena isi kehidupan rumah tangga bukan hanya cinta dan kasih sayang, tetapi juga pemenuhan tanggung jawab.
  3. Persiapan finansial menjadi pembicaraan paling seru dalam persiapan menuju jenjang pernikahan. Apalagi banyak dari para pasangan muda, yang umumnya masih terbilang memiliki penghasilan ‘ala kadarnya’. Karenanya, kebutuhan finansial keluarga yang menjadi tanggung jawab suami, haruslah dibangun dan dicicil sejak dini. Lebih dalam lagi, mungkin mempelajari manajemen keuangan antara suami dan istri.

Rasul bersabda,’Wahai pemuda sekalian, barang siapa di antara kalian sudah mampu untuk menikah, maka segeralah menikah. Karena menikah akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan (H.R. Muttafaq Alaih)

Sungguh, setiap pemuda mendambakan dunia pernikahan. Dunia yang menjadi sumber keingintahuan para pemuda dan pemudi. Dan fase kehidupan ini haruslah dilewati. Jangan jadikan keingintahuan tersebut menumpuk, dan membuncah dengan cara yang tidak diridhai oleh Allah. Karena menikah menyempurnakan separuh agama. Dan hal yang merusak agama, banyak bersumber pada kebutuhan perut dan kemaluan. Semoga Allah menjaga kita semua..

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization