Topic
Home / Berita / Internasional / Australia / Gerakan Koin untuk Australia Berlanjut, Masyarakat Tolak Harga Diri Ditawar Tony Abbott

Gerakan Koin untuk Australia Berlanjut, Masyarakat Tolak Harga Diri Ditawar Tony Abbott

Gerakan mengumpulkan koin untuk Australia, mengecam pernyataan PM Abbott (republika.co.id)
Gerakan mengumpulkan koin untuk Australia, mengecam pernyataan PM Abbott (republika.co.id)

dakwatuna.com – Australia. Gerakan “Coin for Australia” (Koin untuk Australia) yang diluncurkan Koalisi Pro Indonesia dalam aksinya Minggu kemarin (22/2/2015), menyerukan masyarakat Indonesia untuk lebih peduli pada harga diri bangsa.

“Jangan mau harga diri kita ditawar oleh Tony Abbott (Perdana Menteri Australia),” ujar koordinator aksi, Andi Sinulingga, di Bundaran HI, Jakarta kemarin.

Dalam aksi turun ke jalan di Car Free Day tersebut, ia menjelaskan bahwa koin tersebut digunakan untuk membayar atas komentar Tony Abbott yang menyinggung bangsa Indonesia, khususnya terkait tragedi Tsunami Aceh.

“Sejumlah bantuan uang dari Australi ketika tsunami tidak akan bisa membeli harga diri bangsa Indonesia,” kata Andi.

Sebelumnya, secara tidak diduga, PM Australia, Tony Abbott, mengungkit tentang pemberian bantuan oleh Australia kepada Indonesia saat terjadi tsunami Aceh pada 2004. Perkataan Abbott agar Indonesia membalas jasa dengan menghentikan eksekusi mati terhadap dua warganya.

“Jangan lupa beberapa waktu lalu ketika Indonesia dilanda tsunami, Australia mengirimkan bantuan satu miliar dolar. Kami juga mengirimkan pasukan untuk bantuan kemanusiaan,” kata Abbott.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi, menanggapi dengan mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia mengerti posisi Pemerintah Australia yang berupaya membela hak warga negaranya yang akan menjalani hukuman mati. Namun, Menlu menegaskan bahwa hukuman mati itu murni merupakan masalah penegakan hukum di Indonesia.

“Kami mengerti posisi Pemerintah Australia untuk menunjukkan kehadiran bagi warga negaranya. Walaupun kami mengerti posisi Pemerintah Australia, harus digarisbawahi bahwa (hukuman mati) ini murni masalah penegakan hukum terhadap kejahatan luar biasa,” katanya. (republika/rem/dakwatuna)

Redaktur: Rio Erismen

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.

Lihat Juga

Putra Syaikh Salman Audah Sebut Ayahnya Terancam Hukuman Mati

Figure
Organization