Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Hamas Menolak Syarat Solusi Dua Negara dari Negara Kwartet yang Dibawa Tony Blair

Hamas Menolak Syarat Solusi Dua Negara dari Negara Kwartet yang Dibawa Tony Blair

Dr. Musa Abu Marzuq, salah satu petinggi Hamas di Gaza. (felesteen.ps)
Dr. Musa Abu Marzuq, salah satu petinggi Hamas di Gaza. (felesteen.ps)

dakwatuna.com – Gaza. Gerakan perlawanan Islam, Hamas pada hari Selasa (18/2/2015) mengumumkan, pihaknya menolak permintaan delegasi dari negara Kwartet, Tony Blair yang meminta diterimanya ide dua negara berdampingan sebagai solusi akhir dari perseteruan dengan penjajah Israel.

Anggota Biro Politik Hamas, Dr. Musa Abu Marzuq melalui statusnya di jejaring sosial facebook mengatakan, dirinya mengetahui bahwa Blair paham solusi yang ia bawa dari negara Kwartet merupakan solusi yang zalim, yang tidak memberikan harapan bagi masa depan Palestina.

Hamas menurutnya tidak akan menerima usulan zalim seperti ini, baik sekarang maupun di masa-masa mendatang. “Karena syarat seperti ini, merugikan hak dan cita-cita bangsa Palestina, selamanya tidak akan diterima,” jelas Marzuq.

Abu Marzuq kemudian mempertanyakan kejanggalan dari sikap negara Kwartet. Mengapa kita justru dalam posisi meminta kepada penjajah Israel untuk memberikan hak kepada bangsa Palestina terhadap tanah kelahirannya? Dan mengapa kita meminta kepada para penjajah itu mematuhi keputusan PBB yang menuntut pengungsi Palestina dikembalikan ke rumahnya? Lalu kenapa hanya Hamas yang diminta untuk berhenti membela hak-hak bangsa Palestina, namun tidak kepada Fatah dan faksi lainnya?

Menurut Marzuq, seharusnya Blair bertanya kepada Israel, apakah mereka akan menerima Palestina sesuai dengan teritorial 1967 dan menetapkan Al-Quds sebagai ibukota Palestina? Apakah mereka menerima menghilangkan pemukiman Yahudi yang mereka bangun ilegal di atas tanah Palestina 67?

Baru-baru ini Tony Blair mengunjungi Gaza dan menyampaikan beberapa sikap dari negara Kwartet. Ia menyebut hal yang ia bawa tersebut merupakan sesuatu yang penting untuk menyelesaikan kondisi di Jalur Gaza, sehingga rekonstruksi Gaza dapat segera direalisasikan, diantara yang ia tawarkan adalah solusi dua negara berdampingan, Palestina dan penjajah Israel. (msy/fps/dakwatuna)

Redaktur: Muh. Syarief

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Wakil Direktur Studi Informasi Alam Islami (SINAI) Mesir 2008

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization