Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Sarana Pemersatu Umat Islam

Sarana Pemersatu Umat Islam

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (nurlienda.wordpress.com)
Ilustrasi (nurlienda.wordpress.com)

dakwatuna.com – Setiap hal berusaha untuk mempertahankan keadaannya, status quo. Begitulah kecenderungan segala sesuatu di alam ini. Tidak terkecuali manusia. Ketika Islam diturunkan dengan ajaran-ajaran yang baru untuk menghentikan masa jahiliyah, bayak sekali penentangan yang terjadi. Terutama dari mereka yang sangat menjunjung tinggi ajaran nenek moyang mereka. Mereka yang sangat setia dengan warisan para pendahulunya. Segala macam usaha dilakukan untuk mencegah orang memeluk Islam. Penyiksaan, pemboikotan, dan segala bentuk penindasan yang mengakibatkan penderitaan yang sangat bagi para pemeluk Islam pendahulu. Semua dilakukan demi hancurnya Islam dari bumi. Banyak pihak bersekongkol.

Pada saat itu, umat Islam sangat sedikit dan memiliki latar belakang yang beragam. Mereka membutuhkan sesuatu yang mampu mempersatukan mereka. Yang mampu membuat mereka merasakan nikmatya iman. Yang bisa membuat mereka mendapatkan perlindungan Allah di dunia dan akhirat. Yang menjadikan mereka mampu berkorban untuk yang lain.

Suatu ikatan. Ikatan yang tidak mengenal batas-batas adminstratif. Ikatan yang tidak berbatas waktu, tempat, maupun bahasa. Ikatan yang tidak membedakan asal suku bangsa. Ikatan yang hanya memiliki satu tali yang sangat kokoh, aqidah. Ya, itulah ikatan aqidah, ikatan karena Allah semata. Ukhuwah Islamiyah.

Ukhuwah pada hakikatnya adalah nikmat Allah, yang menjelaskan bahwa Islam tidak bersekte-sekte (QS Ali Imran:103), menegaskan bahwa umat Islam bagaikan satu kesatuan butir-butir yang terikat oleh tali tasbih (QS Az Zukhruf :67), yang mendorong setiap muslim untuk saling mencintai (QS Al Anfal: 63), dan cerminan kekuatan Islam (QS Al Hujurat: 10).

Dalam ukhuwah umat Islam diajarkan untuk saling mengenal (taaruf), saling menolong (taawun), saling menanggung (takaful), dan mendahulukan saudara kita (itsar). Keempatnya harus dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan. Karena keempatnya adalah rukun ukhuwah. Dengan keempat hal tersebut, semestinya umat Islam mampu bersatu padu, tidak tercerai-beraikan oleh apapun.

Tingkatan terendah dalam ukhuwah adalah husnudzon terhadap saudara kita. Husnudzon membuat kita selalu berprasangka baik kepada saudara kita dan tidak mungkin iri pada mereka. Membuat hati kita tenang saat mengingat mereka. Menghadirkan rasa saling percaya yang akan semakin menguatkan persatuan kita.

Ukhuwah, begitu indah. Menjanjikan setiap muslim untuk bisa merasakan nikmatnya iman, mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat, serta mendapatkan tempat berkumpul bersama saudara-saudara kita di surga.

Selayaknya hukum alam. Sesuatu yang indah dan nikmat tidak akan diperoleh begitu saja, dengan mudahnya tanpa usaha. Begitupun ukhuwah. Diperlukan usaha untuk senantiasa menguatkannya sehingga kita bisa memperoleh dan merasakan hikmahnya.

Menyatakan rasa cinta kepada saudara kita dengan tulus, bukan sekadar basa-basi pemanis mulut akan memperkuat ukhuwah. Islam adalah agama yang sempurna. Sempurna dalam mengajarkan akhlak yang terpuji yang mampu memperkuat ukhuwah itu sendiri. Perbuata memohon didoakan ketika berpisah, menunjukkan kegembiraan dan senyuman ketika bertemu kemudian berjabat tangan (baca: sesama mahram), mengucapkan selamat ketika saudara kita memperoleh kebahagiaan, memberikan hadiah, sering bersilaturahim atau mengunjungi, memperhatikan dan membantu keperluannya, serta memenuhi hak ukhuwah saudara selayaknya hak setiap muslim atas muslim lainnya, adalah hal-hal yang dapat menguatkan ukhuwah.

‘Kalau tidak mampu membangun janganlah merusak’. Begitulah salah satu nasihat bijak yang mungkin sudah tidak lagi asing bagi kita. Hal ini juga berlaku dalam hal ukhuwah. Kalau kita belum mampu membangunnya lebih kuat, maka jangan sekali-kali merusaknya walau sedikit. Di antara perbuatan yang mampu merusak ukhuwah adalah menganggap saudara kita sebagai saingan, saling mencemooh, menganggap diri sendiri paling benar, tidak beramar makruf ketika saudara kita salah, serta tidak saling menutupi kekurangan atau bahkan mengumbar aib saudara kita.

Demikianlah, semoga kita senantiasa belajar menjadi muslim yang selalu berusaha memperkuat ukhuwah dan menghindari segala hal yang mampu merusaknya.

Disarikan dari Kajian Islam Pekanan (KIP) bersama Mba Juhainah Intan Ngitriyah (17 Nov 2014).

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Jurusan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, UGM. Peserta Program Pembinaan SDM Strategis (PPSDMS) Regional 3 Yogyakarta Putri Angkatan 7.

Lihat Juga

Anggota DPR AS: Trump Picu Kebencian pada Islam di Amerika

Figure
Organization