Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / “Pemeran Utama” dalam Sebuah Drama Kehidupan

“Pemeran Utama” dalam Sebuah Drama Kehidupan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (legend.az)
Ilustrasi. (legend.az)

dakwatuna.com – Seringkali kita kagum pada sebuah perjalanan hidup seseorang (pemeran utama/tokoh) dalam sebuah film, drama atau serial bahkan sebuah novel fiksi. Kagum dengan karakter tokoh utamanya, jalan cerita yang ditempuhnya nan indah dan menginspirasi bahkan membuat berani melangkah optimis menapaki kehidupan ini. Ikut senang dan tersenyum dengan happy ending-nya juga ikut menangis dan sedih dengan sad ending-nya.

Tak jarang mungkin orang yang terinspirasi setelah menyaksikan sebuah film atau membaca sebuah novel. Seorang teman saya ada yang begitu ter-inspirasi film “3 Idiot” dengan tokoh utama bintang Bollywood yaitu Amir Khan. Tokoh utama dalam film tersebut sangatlah unik karena ia berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. Ia tidak belajar hanya sekadar untuk mendapatkan nilai yang sempurna akan tetapi ia belajar agar menjadi orang yang besar sehingga kesuksesan pun tak perlu dikejar tapi rela mengikutinya. Belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas akan tetapi dimanapun dan dari siapapun.

Sebuah novel juga dapat menjadi inspirasi seseorang. Saya salah seorang yang kagum dengan tokoh Khairul Azzam dalam novel “Ketika Cinta Bertasbih” karya Habiburrahman El-zhirazy, mungkin semua sudah tau seperti apa sosok Azzam tersebut. Saya juga kagum dengan tokoh Mas Gagah dalam karya Bunda Helvy Tiana Rosa yang berjudul “Ketika Mas Gagah Pergi”, sungguh sangat menginspirasi dan meninggalkan kesan mendalam akan sosok Mas Gagah yang baik hati dan istiqomah serta semangat dalam menjalani aktivitas dakwahnya.

Terlintas di benak penulis bahwa kalau kita pikir dengan cermat dan merenungkannya, sesungguhnya setiap diri kita adalah “Pemeran Utama” dalam drama kehidupan di dunia ini. Ya! Setiap diri kita adalah tokoh utama. Cerita kita mungkin telah ditulis oleh Sang Penulis skenario kehidupan ini dalam kitab Lauh Mahfudz-Nya. Namun sebagai manusia yang diberi akal dan hati juga kehendak kitapun dapat ikut serta dalam mengubah jalan cerita-Nya (takdir Allah) dengan ikhtiar walaupun keputusan apakah cerita kita dapat berubah atau tidak tetap berada di tangan-Nya. Tugas kita hanyalah berusaha untuk menjadi tokoh utama terbaik dengan jalan cerita yang juga terkemas menarik dan memberi kesan mendalam serta menginspirasi orang lain di sekeliling kita.

Setelah sadar bahwa setiap diri manusia di dunia ini adalah “Pemeran Utama” dalam drama kehidupan ini, maka setiap diri kita hendaklah merancang skenario terindah untuk jalan cerita dramanya dalam hidup ini, yang mana drama kehidupan tersebut akan ditayangkan oleh Allah swt di depan seluruh umat manusia dari mulai Adam as. Kapan? kelak saat kita berada di padang masyar untuk menerima hisab. Semua tanpa terkecuali, entah itu drama yang menarik, menyenangkan, sedih, buruk bahkan yang tak berarti pun ditayangkan selama “Pemeran Utama” nya adalah seseorang yang pernah hidup sebagai manusia di dunia ini.

Sudah semenarik dan seindah apa drama yang kita garap selama ini? sudahkah cukup membuat kesan indah mendalam? dari kita lahir sampai umur kita sekarang ini? jika belum menarik maka kita masih ada kesempatan untuk membuat dan mengubah jalan cerita kita. Kita berhak menokohkan diri kita sendiri dalam drama ini tak perlu tergantung siapapun. Kita bisa menjadi tokoh protagonis yang selalu menyenangkan dan berbuat baik pada orang-orang di sekeliling kita, kita bisa mendesain diri kita menjadi orang yang taat pada Allah, tokoh yang ikut berjuang dalam tegaknya dien Allah, seseorang yang senang bergaul dalam dakwah warisan Rasulullah, anak yang berbakti, teman yang menyenangkan, sahabat yang baik, seseorang yang berani, optimis, pantang menyerah atau tokoh seperti apapun semau kita. Jangan sampai kita menjadi tokoh yang tak berarti bahkan tokoh antagonis sehingga drama kehidupan kita tak menarik atau bahkan menyedihkkan untuk dilihat.

Mau seperti apa saya sebagai “pemeran utama” dalam drama kehidupan ini?

Mau seperti apa jalan cerita saya?

Mau bagaimana ending cerita drama kehidupan saya?

Maka mulai saat ini cobalah untuk membuat skenario terindah untuk jalan cerita diri kita, bahkan kita bisa mendesain kematian diri kita. Mau seperti apa? dan bagaimana? apabila menceritakannya pada Allah dengan jujur dan tulus maka insya Allah akan terjadi sesuai dengan yang kita harapkan. Ketahuilah, kita bisa saja menulis skenario drama kehidupan kita setebal apapun, akan tetapi ingat Allah lah yang akan menentukan kapan durasi drama kita berakhir. Akankah ia menjadi episode drama yang panjang atau singkat tergantung kehendak Allah swt. Maka tugas kita hanyalah berusaha untuk berperan sebaik mungkin sebagai “Pemeran Utama” seperti petunjuk Allah swt. Optimis dalam menjalani kehidupan, tegar dalam menghadapi cobaan dan ujian, sabar dalam setiap kesempitan, kekecewaan maupun kesakitan, bersyukur atas segala karunia dan rizki-Nya, taat sebagai hamba-Nya dsb.

Tokoh utama terbaik yang menghasilkan drama kehidupan terbaik sepanjang sejarah manusia telah ada, maka contohlah ia. Siapa? Ia adalah Rasulullah saw yang senantiasa kita semua rindukan dan dambakan untuk bisa bertemu kelak di jannah-Nya insya Allah. kita juga bisa mencontoh para shahabi/shahabiyah dan orang-orang shalih setelahnya.

Hm… drama kehidupan saya sendiri masih jauh dari layak untuk ditayangkan kelak karena merasa hari-hari yang saya jalani selama ini belum lah terlalu berkualitas, hal-hal yang saya lakukan serasa masih banyak yang tidak berarti. Tugas saya untuk mengubah dan mengemasnya agar lebih menarik lagi dan layak ditayangkan nantinya dan tak membuat malu bahkan menyedihkan diri sendiri.

وهو معكم أينما كنتم والله بما تعملون بصير

“Dan Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Dan Allah melihat apa-apa yang kamu kerjakan. “ (Al Hadid : 4)

Selamat membuat dan merencanakan skenario drama kehidupanmu sesuai dengan yang kalian inginkan.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lulus dari Univ. MH. Thamrin tahun 2014 jurusan Management dan saat ini bekerja di perusahaan media sosial. Bergabung dalam Alumni LDF Al-Iqtishod Univ. MH. Thamrin. Aktif sebagai Ketua Departemen PeTiKan (Penyuluhan, Pelatihan dan Pendidikan) Muslimah Center @_muslimahcenter

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization