Mengapa Otoritas Palestina Enggan Mengutuk Pembunuhan 3 Mahasiswa Muslim Korban Pembunuhan di Amerika yang Berdarah Palestina?

3 Mahasiswa korban penembakan di Amerika. (psnews.ps)

dakwatuna.com – Tepi Barat. Situs berita Palestina, safa.ps memberitakan tentang tidak adanya sikap resmi dari pihak Otoritas Palestina (OP) terkait tewasnya tiga orang mahasiswa keturunan Palestina yang dibunuh oleh seorang warga Amerika radikal di Chapel Hill, North Carolina, Selasa (10/2/2015).

Sikap diam ini mengundang banyak perdebatan antar politikus di Palestina. Berbagai analisa dilakukan, dan mengerucut kepada kekhawatiran OP akan dampak dari pengakuan tersebut nantinya kepada perkembangan politik Palestina di dunia internasional.

Namun banyak yang berpendapat, diamnya OP justru akan mengundang terjadinya kejahatan serupa terhadap warga Palestina yang tersebar di berbagai belahan dunia. Para politikus Palestina menilai, pembunuhan seperti ini bagian dari aksi terorisme internasional, dan sikap anti terorisme sejalan dengan kampanye OP selama ini, sehingga sudah sewajarnya dikeluarkan sebuah pernyataan sikap resmi untuk mengutuk tindakan tersebut.

Para analis ada yang berpendapat bahwa sikap OP yang menutupi status ketiga korban yang berdarah Palestina ini karena ada kekhawatiran memberi kerugian secara politik. Karena saat ini pihak OP sedang memperjuangkan kedaulatannya di forum internasional.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada hari Selasa lalu 3 warga Palestina yang berdomisili di Amerika menjadi korban pembunuhan brutal, mereka adalah Yusor Mohammad Abu-Salha (21) dan suaminya, Deah Shaddy Barakat (23), yang merupakan warga Suriah yang berdarah Palestina, dan Razan Mohammad Abu-Salha (19) adik kandung dari Yusor. (msy/sf/dakwatuna)

Wakil Direktur Studi Informasi Alam Islami (SINAI) Mesir 2008
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...