Tak Diberi Izin oleh Mesir, 2000 Mahasiswa Gaza Program Beasiswa Luar Negeri Terkatung-katung di Penyeberangan Rafah

Penyeberangan Rafah, menghubungan Mesir dengan Jalur Gaza. (felesteen.ps)

dakwatuna.com – Gaza. Direktur Umum Urusan Penyeberangan dan Perbatasan Palestina di Jalur Gaza, Maher Abu Subhah mengatakan, hingga saat ini tercatat sebanyak 2000 orang mahasiswa yang mendaftarkan dirinya untuk keluar Gaza melalaui penyeberangan Rafah, namun mereka tidak mendapatkan izin karena syarat-syarat dari pihak Mesir tidak dapat mereka penuhi.

Abu Subhah menejelaskan, ada puluhan ribu kasus kemanusiaan yang ada di Gaza, diantaranya yang terbesar adalah yang sedang dihadapi oleh para mahasiswa baik strata satu ataupun program magister. Umumnya mereka semua mendapatkan beasiswa sekolah di luar Jalur Gaza, namun niatan belajar mereka tertahan di penyeberangan Rafah karena tidak diberikan izin melintas oleh pihak Mesir.

Izin tidak diberikan Otoritas Mesir karena mereka memberikan syarat yang sulit untuk dipenuhi.  Diantaranya meminta kepada para mahasiswa untuk menyerahkan surat visa, kartu mahasiwa, dan bukti pembayaran registrasi kampus. Namun menurut Subhah, syarat-syarat seperti ini sulit dipenuhi oleh para mahasiswa terutama mereka yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Sumber inforamsi berbahasa Ibrani memberitakan, sekitar seribu mahasiswa Palestina tidak dapat izin untuk meninggalkan Gaza sejak ditutupnya penyeberangan Rafah, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan studinya. Mereka kini dalam posisi terkatung-katung tanpa memiliki kejelasan. (msy/fps/dakwatuna)

Konten ini telah dimodifikasi pada 16/02/15 | 16:01 16:01

Wakil Direktur Studi Informasi Alam Islami (SINAI) Mesir 2008
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...