Topic
Home / Pemuda / Mimbar Kampus / Tabiat Manusia, Tak Ada ‘Lawan’, Kawanpun Jadi

Tabiat Manusia, Tak Ada ‘Lawan’, Kawanpun Jadi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (nurlienda.wordpress.com)
Ilustrasi (nurlienda.wordpress.com)

dakwatuna.com – Kerinduanku untuk menulis rasanya sangat memuncak dan tak tertahankan hingga akhirnya kusempatkan waktu yang sesungguhnya banyak hanya managemennya yang belum maksimal. Topik yang masih selalu menarik untuk didiskusikan sampai hari ini tak kan jauh dari tema besar yang selama ini menggumul dalam pikiran dakwah dan pada khususnya dakwah kampus.

Ini tentang tabiat manusia, ya manusia sejak zaman dahulu kala. Mari sejenak kita kembali belajar sirah Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Pernahkah kita bertanya kenapa para sahabat dan sahabiyah dulu sangat membaja ukhuwah islamiyahnya? Sebagaimana kisah-kisah inspiratif yang bertebaran di kalangan para sahabat. Mulai dari kisah sahabat dari kaum anshar Sa’ad bin Rabi Al-Anshari yang rela berbagi harta bahkan rela ‘berbagi’ istrinya dengan sahabat dari kaum muhajirin Abdurrahman bin ‘Auf. Sampai yang paling fenomenal kisah para sahabat saat perang uhud yang memilih untuk tidak minum air yang diberikan kepada mereka demi mendahulukan saudaranya yang lain, padahal mereka dalam situasi sakaratul maut. Itulah ukhuwah yang telah tercatat dalam sejarah kemulian Islam yang tetap akan menjadi butiran hikmah sampai saat ini dan yang akan datang.

Lalu apa yang ingin kita bahas di sini? Mari kembali ke pertanyaan awal di atas. Pernahkah kita bertanya kenapa para sahabat dan sahabiyah dulu sangat membaja ukhuwah islamiyahnya? Jawabannya tentu keimanan dan ketakwaan para sahabat itulah kuncinya. Benar dan sangat-sangat benar jawaban itu. Namun coba kita lihat dari spektrum yang berbeda, adakah faktor lingkungan yang berpengaruh? Penulis meyakini bahwa salah satu faktor kekuatan ukhuwah islamiyah para sahabat itu adalah lingkungan ketika itu yang memang ada skenario dari Allah. Lingkungan yang senantiasa memberikan tekanan dan tantangan terhadap kaum muslimin ketika itu menjadi salah satu faktor penting pembentuk kekuatan ukhuwah islamiyah. Bagaimana tidak para sahabat dan kaum muslimin zaman itu adalah minoritas dan setiap saat selalu menghadapi ancaman baik berupa kekerasan verbal, fisik dan bahkan pembunuhan. Sehingga kaum muslimin pikirannya selalu tercurah untuk senantiasa waspada dan mencari cara bagaimana menghadapi tantangan-tantangan itu bahkan mungkin kaum muslimin ketika itu tak sempat memikirkan diri mereka sendiri.

Apa pula kaitan dengan kondisi kekinian dakwah kita sekarang wabilkhusus dakwah kampus? Ada khusus dakwah kampus di tempat penulis menimba ilmu dan menemukan makna kehidupan ini. Bahwa kondisi hari ini sering terjadi friksi dan tak jarang ada kekeruhan yang kadang kala menyebabkan ukhuwah antar sesama aktivis melemah. Yang paling parah berakibat pada terhambatnya aktivitas dakwah karena para aktivis disibukan dengan saling mengkritisi.

Maka dari itu mari kita belajar menyelami sejarah Rasulullah SAW dan para salafus shalih. Jikalau ingin membuat dakwah ini dinamis lagi perlu kiranya para penggiat dakwah di kampus memikirkan dan mencari tantangan dari luar sehingga tak disibukkan oleh friksi internal, bilapun perlu tantangan atau lawan itu ‘diciptakan’. Karena tabiat manusia memang tak ada lawan dari luar kawanpun jadi. Pesan sang Fisikawan yang menyejarah sekaligus penemu teori relativitas layak untuk direnungkan. “Adalah sebuah kegilaan bila melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda” (Albert Einsten). Allahu A’lam bisshawab.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa tingkat akhir di Universitas Sriwijaya. Pernah menjadi Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa Unsri 2011-2012 dan sedang proses menyelesaiankan studi.

Lihat Juga

Haniah: Perlawanan Merupakan Jalan Pintas untuk Membebaskan Al-Quds

Figure
Organization