Topic

Ketekunan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (hqdesktop.net)
Ilustrasi. (hqdesktop.net)

dakwatuna.com – Ketekunan tidak bisa lahir dari keserakahan, dan tidak bisa juga lahir dari nafsu mengejar popularitas. Ketekunan sejati hanya bisa lahir dari hati yang ikhlas, dan obsesi pencapaian yang tak pernah padam. Sehingga, ketekunan lahir dari perpaduan 2 hal sekaligus; obsesi dan kebermanfaatan. Jika obsesi ialah bahan bakar perjuangan, maka kebermanfaatan merupakan tujuan kebaikan yang menuntutun kita tetap berada di dalam zona kebenaran.

Tun Mahathir Mohammad, ketika menjabat sebagai perdana menteri Malaysia ke-4, melakukan sebuah terobosan ekonomi yang luar biasa dinegeri jiran Malaysia tersebut. Terobosan tersebut, mencerminkan keberanian seorang Mahathir Mohammad dalam menghadapi krisis finansial Asia 1997/1998. Saat itu hampir seluruh negara-negara Asia mengalami guncangan ekonomi. Dan negara-negara Asia hanya dihadapkan kepada dua pilhan : 1. Menghadapi sendiri krisis, tanpa meminta bantuan korporat asing, atau 2. Meminta bantuan IMF. Akhirnya Tun Mahathir lebih memilih pilihan yang pertama. Berdiri sendiri, tanpa meminta bantuan korporat asing.

Keputusan berani Tun Mahathir dimantapkan oleh perkatannya, bahwa “Daripada meminjam uang ke IMF, lebih baik rakyat Malaysia mengecangkan ikat pinggang. Meminjam uang ke IMF sama saja dengan tunduk kepada kolonialisme baru, kolonialisme ekonomi.”

Walaupun Malaysia termasuk negara yang memiliki devisa memadai, toh Malaysia juga tetap kebobolan menghadapi krisis moneter Asia tersebut. Saat itulah banyak rakyat Malaysia yang mencemooh keputusan Tun Mahathir. Tapi Tun Mahathir tetaplah ‘the real leader’. Dia bisa memfirasati masa depan dengan pemahaman ekonomi globalnya yang menyeluruh. Bahwa ‘bantuan IMF’ ialah bagian dari skenario AS mencengkram ekonomi global, terutama kepada negara-negara berkembang. Dan ‘bantuan IMF’, bukanlah bantuan yang benar-benar membantu. Melainkan sebuah cara untuk menjerat negara-negara kecil dan berkembang, agar selalu terjerat hutang dan bergantung kepada IMF.

Keyakinan Mahathir akhirnya terbayar. Malaysia dapat menjalani modernisasi yang pesat, dan menikmati kemakmuran disegala lapisan masyarakat, setelah sukses melewati krisis ekonomi Asia tersebut. Di bawah berbagai tekanan yang mendiskreditkan keputusan Mahathir, beliau tetap berdiri kokoh di atas keputusan besarnya. Dan kita dapat mengetahui, bahwa Malaysia saat ini sudah bukan lagi menjadi negara berkembang (developing country), ia sudah menjelma menjadi sebuah negara maju (developed country).

Ketekunan Mahathir Mohammad, bukan saja berhasil mengantarkan Malaysia melewati krisis, tapi juga melampaui krisis tersebut. Ketekunannya dalam membangun Malaysia di bawah tekanan publik, juga ikut membuat dunia pendidikan Malaysia berkembang pesat. Sehingga ketekunan Tun Mahathir-lah yang mengkombinasikan antara kemajuan ekonomi, dan kemajuan dunia pendidikan. Tak pelak jika Malaysia saat ini termasuk negara maju (developed country) Asia, yang siap berkompetisi dengan negara maju dari benua Afrika, Australia, Eropa, bahkan Amerika.

Ketekunan merupakan rahasia umum dari seluruh rahasia pencapaian besar umat manusia sepanjang sejarah peradaban umat manusia berlangsung. Karena ketekunanlah yang menghapus segala keputusasaan, rasa tidak berdaya, dan segala aura negatif kejiwaan lainnya. Biarkan ketekunan menghapus segala kemubaziran kita dalam meamnfaatkan waktu yang Allah berikan. Agar Allah senantiasa melihat kesungguhan kita dalam mengejar cita, sehingga allah pun ridho menganugerahkan cita tersebut, dengan cara dan jalan-Nya..

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Di Hadapan Ivanka Trump, Tun Mahathir Kecam Keras Amerika Serikat

Figure
Organization