dakwatuna.com – Berlin. Pegida adalah nama sebuah gerakan ekstrem kanan yang terus berusaha menghapus Islam di Eropa. Nama ini berasal dari Patriotische Europäer Gegen die Islamisierung des Abendlandes (Patriot Eropa Melawan Islamisasi Dunia Barat).
Gerakan ini didirikan di Dresden, Jerman pada bulan Oktober 2014. Sejak didirikan, memang difungsikan sebagai kekuatan penekan. Para aktivisnya benyak melakukan demonstrasi melawan islamisasi dan kedatangan para pengungsi. Oleh karena itu, banyak yang mengeneralkannya sebagai gerakan yang membenci warga asing.
Jerman memang negara terbesar kedua, setelah Amerika Serikat, dalam menerima kedatangan imigran. Pada tahun 2013, Jerman kedatangan 650 ribu imigran. Belum lagi ditambah dengan pengungsi wilayah konflik di Timur Tengah, yang berjumlah sekitar 200 ribu pengungsi.
Kota Dresden, tempat didirikannya Pegida, berpenduduk sekitar setengah juta jiwa. Persentase Muslimnya kurang dari 1%, sedangkan jumlah imigrannya 2%. Namun demikian, gerak investasi di kota ini sangat lemah, dan pengangguran cukup tinggi.
Berdirinya Pegida adalah atas prakarsa seorang aktivis bernama Lutz Bachmann. Sebenarnya, pemimpin Pagida juga adalah terpidana dalam beberapa kasus kriminal, dia selalu menghindar dari media, dan saat ini sedang menjalani masa bebas bersyarat dari tahanan.
Para aktvis Pegida melihat bahwa masyarakat dan budaya Jerman terancam lenyap dengan keberadaan kaum imigran. Oleh karena itu, seperti banyak dimuat di media, Pegida ingin mengilangkan Islam dari fenomena kehidupan masyarakat umum, dan menghentikan laju kedatangan pengungsi. Walaupun hal itu ditentang Angela Merkel dalam pidatonya. (msa/dakwatuna)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: