Topic
Home / Berita / Agenda Umat / Seminar Nasional Revitalisasi Gaya Hidup Islami dalam Menghadapi MEA

Seminar Nasional Revitalisasi Gaya Hidup Islami dalam Menghadapi MEA

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Pamflet Seminar Nasional-KSEI
Pamflet Seminar Nasional-KSEI

dakwatuna.com – Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam satu dekade terakhir sangat menggembirakan dan pertumbuhannya begitu pesat. Hal ini dapat terlihat pada pranata-pranata ekonomi syariah di Indonesia yang mulai didirikan, seperti UU tentang produk-produk syariah, yang membuktikan gambaran suatu rancang bangun ekonomi syariah yang kian kokoh dan progresif di Indonesia.

Besarnya jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai 207.176.162 jiwa (BPS,2010). Serta, mulainya kesadaran masyarakat Indonesia untuk bergaya hidup sesuai syariat Islami mulai merangsak naik. Berdasarkan dari hasil survei yang dilakukan Gallup Poll (salah satu lembaga survei dunia) di dunia tahun 2009, tentang negara paling relijius di dunia, Indonesia termasuk ke dalam daftar 10 negara palling religius. Gallup Poll menemukan bahwa 99% orang Indonesia menilai agama merupakan hal yang penting dalam kehidupan keseharian mereka. Terbukti, saat ini sudah banyak industri-industri kreatif yang berbasis syariah bermunculan sebagai bentuk dari besarnya animo masyarakat dalam menjalankan aktivitas hariannya sesuai dengan syari’at Islam. Berikut beberapa contoh dari Industri halal yang bermunculan, industri hijab yang dalam kurun waktu belakangan ini menjadi bisnis yang menjadi trend dan populer di kalangan wanita muslimah Indonesia bahkan dunia, karena saat ini Indonesia seakan telah menjadi kiblat fashion bagi wanita-wanita muslimah dunia. Lalu, ada pula Industri-industri syariah yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan yang mulai bermunculan, contohnya, Hotel dan Resto S,dsb.

Perkembangan pangsa pasar Industri halal yang signifikan ini, menjadi modal penting bagi Indonesia untuk memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Tantangan persaingan yang semakin ketat dan kompetitif dari negara-negara anggota MEA, harus menjadi motivasi Indonesia untuk terus mendukung Industri lokal khususnya di bidang Industri kreatif, agar mampu bersaing dengan negara anggota lain di MEA. Menurut Data yang dikeluarkan oleh BPS (Badan Pusat Statistika), tentang statistik ekonomi kreatif 2013, angka sementara pencapaian ekonomi kreatif 2013 menyatakan sektor ini pertumbuhannya mencapai 5,76 persen, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,74 persen. Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia mencapai Rp 642 triliun, atau 7 persen dari angka nasional. Dan ternyata sub-sektor ekonomi kreatif yang memberikan sumbangan yang terbesar adalah kuliner dan fashion dengan nilai masing-masing Rp 209 triliun (32,5 persen) dan Rp182 triliun (28,3 persen) (KOMPAS, 2014). Hal ini menjadi modal penting bagi Indonesia dengan besarnya potensi industri kreatif yang berbasis syariah ditunjang pula dengan melimpahnya sumber daya alam Indonesian untuk mampu bersaing di MEA 2015..

Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal 2015, membuat jajaran pemerintahan mulai banyak berbenah diri guna mempersiapkan datangnya arus perdagangan bebas di Asia Tenggara. Mulai dari masyarakat kelas bawah hingga masyarakat kelas atas semua mulai menyiapkan diri dalam menyambut arus perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara. Para pelaku usaha juga diharapkan dapat terus mempersiapkan diri,dalam meningkatkan daya saing produknya guna menghadapi pasar bebas ASEAN tersebut.

Oleh karena itu, Kami dari Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Universitas Diponegoro, sebagai organisasi yang konsen dalam memantau dan meneliti perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Mempersembahkan sebuah Seminar Nasional yang bertajuk “Revitalisasi Gaya Hidup Islami untuk Meningkatkan Pangsa Pasar Industri Halal dalam Menghadapi MEA”.

Seminar Nasional ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) 2015 KSEI Se-Indonesia yang digagas oleh Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FOSSEI). Pada tahun ini, Insya Allah UNDIP yang dipercayai sebagai tuan rumah penyelenggaraan TEMILNAS ini yang akan berlangsung pada tanggal 19 Maret 2015 – 22 Maret 2015 mendatang. Seminar ini bersifat umum. Sehingga, masyarakat umum pun dapat mengikuti acara seminar ini.

Seminar Nasional ini akan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2015 pukul 08.00 – 12.30 WIB bertempat di Gedung Prof. Soedharto UNDIP, Tembalang. Dengan harga tiket masuk sebesar Rp 20.000,00. Seminar Nasional ini menghadirkan beberapa narasumber yang terdiri dara para ahli ekonomi Islam dan praktisi ekonomi Islam, yakni Bapak Rachmat Gobel (Menteri Perdagangan RI), Bapak Dr.Syafii Antonio ( Rektor STIE Tazkia Bogor), Bapak Riyanto Sofyan (Perintis Hotel Syariah di Indonesia), dan Bapak Dr. Irfan Syauqi Beik (Akademisi Ekonomi Syariah).

Dengan adanya seminar nasional ini. Kami berharap masyarakat dapat tersadarkan dan terbuka mata hatinya untuk bangga memakai produk Industri halal negeri sendiri. (usb/dakwatuna)

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Berasal dari Bali, kelahiran Jawa Barat. Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 Manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP. Aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti KSEI, Rohis FEB (MIZAN), dan lain-lain.

Lihat Juga

Arie Untung: Emak-Emak Pelopor Utama Pemasaran Produk Halal

Figure
Organization