Topic
Home / Pemuda / Pengetahuan / Pertanian Dalam Peradaban Islam

Pertanian Dalam Peradaban Islam

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

petanidakwatuna.com – Dalam sejarah perjalanan Islam, sudah terlihat bahwa Islam pada masa Rasulullah sudah menunjukkan peradaban yang maju dan berkembang dari semua sisi aspek kehidupan. Hal ini dikarenakan Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Sebagai agama yang dapat membawa kebaikan bagi semua makhluk di muka bumi, sektor-sektor yang berkembang pada peradaban Islam memiliki banyak kelebihan yang sangat jauh dan baik daripada Barat pada masa lalu. Perkembangan peradaban dimulai dari berkembangnya ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu umat muslim dalam mengelola segala urusan kehidupannya.

Peradaban yang ada pada zaman keemasan Islam seharusnya bisa dijadikan contoh pada saat sekarang, yang di mana saat ini umat muslim mengalami keterpurukan dari banyak sektor yang mengurusi kehidupan. Salah satu sektor penting yang masuk dalam pemenuhan hajat umat muslim yakni pertanian. Dalam hal ini, pertanian memiliki peran yang penting dan utama untuk diurusi dalam mendukung sektor kehidupan lainnya. Zaman keemansan Islam telah menunjukkan perkembangan sektor pertanian dalam ilmu pengetahuannya yang pesat dan maju.

Perkembangan pertanian saat ini seharusnya umat muslim dapat melihatnya saat zaman keemasan Islam. Pada zaman Islam, sektor pertanian termasuk yang paling maju dan berkembang dalam segi teknologi dan ilmu pengetahuannya. Pengetahuan dari segi sistem pengairan, cocok tanam, penyimpanan hasil panen, alat pertanian dan lainnya. Jika dilihat dari kondisi sekarang seharusnya pengelolaan pertanian di Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim bisa meniru perkembangan pertanian pada zaman keemasan Islam tersebut.

Menurut penjelasan Ibnu Khaldun dalam membangun sebuah peradaban agar bisa bangkit dengan baik, maka umat muslim perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pembangunan peradaban Islam di bidang pertanian, maka teknologi dan ilmu pengetahuan tentang pertanian perlu dilakukan perjuangan untuk maju bersaing dengan dunia Barat. Adapun wujud peradaban dari pemikiran Ibnu Khaldun merupakan produk akumulasi dari tiga elemen yang saling memiliki kaitan yang erat, di mana jika satu elemen ini tidak ada maka peradaban tidak akan berkembang dengan baik. Tiga elemen ini meliputi kemampuan manusia untuk berpikir yang menghasilkan ilmu sains dan teknologi, kemampuan berorganisasi dalam bentuk militer dan politik serta kesanggupan untuk berjuang dalam hidup.

Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Ibnu Khaldun maka perlu memulai peradaban pertanian ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika dari konsep pemikiran Ibnu Khaldun tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka umat Islam perlu melihat sejarahnya kembali. Mencoba mengambil pelajaran dari sejarah, rata-rata peradaban dimulai dari tempat yang sumber daya airnya mencukupi, seperti pada zaman dahulu yang selalu dimulai peradaban dekat dengan sungai. Sistem pengairan lahan merupakan hal terpenting dalam lingkup pertanian yang mendasar. Pengairan ini meliputi sistem irigasi, perancangan alat, pendistribusian air untuk semua wilayah dan penampungan air. Peran ilmu pengetahuan tentang air di mana meliputi hidrologi, mekanika fluida, manajemen sistem irigasi, kesehatan DAS merupakan salah satu ilmu yang perlu diperdalam dan dipahami secara baik.

Selain pengembangan ilmu pengetahuan pertanian di bidang pengairan, perlu dilakukan juga pengembangan ilmu pertanian dalam bidang manajemen pangan. Manajemen pangan ini sangat penting dan diperlukan mengingat pangan yang tidak dapat dimanajemen yang baik dapat menjadi sumber malapetaka. Hal ini dikarenakan pangan yang berlebihan jika tidak didistribusikan atau diatur secara baik, mengakibatkan kekurangan pangan pada saat musim paceklik. Berdasarkan sejarah, manajemen pangan pernah terjadi dalam kehidupan Mesir. Dalam hal ini, tokoh yang berperan besar adalah Nabi Yusuf. Pada kasus yg terjadi pada zaman nabi Yusuf, terlihat bagaimana manajemen pangan yang begitu baik. Pada saat itu, di Mesir mengalami 7 tahun masa panen produktif pangan yang gemilang, lalu mengalami masa paceklik yang paling buruk. Kejadian ini merupakan hasil dari penafsiran mimpi nabi Yusuf terhadap mimpi Raja Mesir dan segera melakukan langkah strategis dan bijak bagaimana mengelola pangan untuk pendistribusian hasil panen secara baik.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui sistem pertanian dalam peradaban Islam begitu berkembang pesat dalam semua sisi. Sektor-sektor yang ada untuk menunjang pertanian begitu berkembang secara baik. Jika dilihat sistem pertanian Indonesia saat ini, tentunya sangat jauh tertinggal. Perkembangan sistem pertanian saat ini lebih mengarah ke ranah pemenuhan hasil pangan yang instan yakni impor.

Pada dasarnya Indonesia memiliki potensi produk pangan yang tersebar luas disetiap pelosok daerah dan bermacam-macam hasil pangan yang begitu luar biasa. Sayangnya untuk saat ini para pemangku kebijakan di Indonesia masih salah kaprah dan kiblat untuk mengatur kebijakan yang menunjang potensi pertanian di Indonesia. Jika ingin benar-benar maju peradaban pertanian di Indonesia dapat mengikuti jejak peradaban pertanian umat muslim di zaman keemasan dahulu, serta pengaturan berbagai macam kebijakan regulasi pemerintah Indonesia untuk mendukung pertanian yang pro petani kecil. Maka dari itu pentingnya mempelajari sirah dan mengambil hikmah dari setiap yang dipelajari akan membawa umat muslim kembali ke zaman keemasannya salah satunya di sector pertanian. Konsep-konsep Islam yang ada di dalam Alquran akan menjadi pedoman hidup bagaimana mengelola pertanian yang lebih baik.

Sumber Referensi:

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization