dakwatuna.com – Rasulullah Saw, adalah teladan hidup atau idola utama bagi umat Islam. Pasalnya, dalam diri Rasulullah Saw, terdapat keteladanan nyata yang dapat memancarkan cahaya hidayah. Menerangi kehidupan umat manusia menuju cahaya kebenaran dan kemenangan. Sungguh, pribadi Rasulullah sangat menggagumkan dan penuh pesona. Hal ini disebabkan karena keteladanan indah yang menghiasi hidupnya. Oleh karena itu kita harus mempelajari sejarah panjang kehidupan Rasulullah dan berusaha menemukan mutiara indah yang penuh pesona dari kepribadiannya. Yang terpenting lagi bagaimana kita mampu menerapkan nilai-nilai keteladanan Rasulullah dalam kehidupan kita.
Lalu muncul pertanyaan, kenapa kita harus menjadikan Rasulullah sebagai teladan hidup dan harus mempelajari kisah hidupnya? Amru Khalid dalam bukunya, “Jejak Sang Junjungan” mengatakan, “ Salah satu alasan yang mendorong kita mempelajari perjalanan Nabi SAW adalah dalam rangka mengambil keteladanan. Seorang tak akan mendapatkan teladan paling lengkap dan sempurna, selain dari diri Beliau. Hal itu karena Allah Swt telah memberikan kepada Beliau- selama 23 tahun kenabiaannya- segala sesuatu yang dibutuhkan umat manusia hingga hari kiamat “.
Banyak orang yang telah mengetahui kepribadian Rasulullah Saw, dan perintah untuk meneladani kepribadiannya itu. Namun tidak banyak orang yang mampu mengaplikasikan nilai nilai keteladanan Rasulullah Saw, dalam kehidupan nyata. Makanya, kita harus memahami makna yang terkandung dalam QS. Al Ahzab 21 “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah Saw, itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
Berdasarkan ayat ini, ada tiga syarat yang harus dimiliki seseorang agar sanggup menjadikan Rasululllah Saw sebagai teladan hidup:
Pertama, Mengharapkan pertemuan dengan Allah Swt. Pertemuan yang bermakna dan penuh bahagia adalah ketika seseorang bertemu dengan Khaliknya. Sebuah pertemuan yang didamba oleh sebagian orang. Soalnya, pertemuaan luar biasa ini yang akan menentukan nasib manusia ketika tidak lagi berada di dunia. Mereka yang memahami makna pertemuan itu, akan berusaha mempersiapkan bekal yang cukup untuk menapaki jalan kebenaran dan mempermudah langkahnya menuju Allah Swt.
Nah, bagi orang yang mengharapkan bertemu dengan Allah Swt dengan pertemuan yang indah maka dirinya harus mampu menjadikan Rasulullah Saw, sebagai teladan hidup dalam menapaki kehidupan ini. Karena dengan menteladani Rasulullah Saw, berarti jalan untuk bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan selamat dan bahagia dapat diwujudkan.
Kedua, Orang yang juga sanggup menjadikan Rasulullah Saw, sebagai teladan hidup adalah orang-orang yang meyakini dengan kedatangan hari akhir. Hari akhir merupakan suatu hari yang mutlak adanya. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan dan setiap ada hari awal (kelahiran) pasti ada hari akhir (kematian) yang menanti dengan setia. Demikianlah kehidupan ini, akan berakhir dengan kematian dan berlanjut terus dengan kehidupan baru dengan alam dan suasana yang berbeda.
Bagi seseorang yang memahami makna penting ini, tidak akan menyia-nyiakan kehidupan dunia dengan menjadikan Rasulullah Saw, sebagai teladan utama dalam kehidupannya. Pilihan ini tepat dan benar karena kebenaran risalah Rasulullah Saw, yang sudah teruji dalam sejarah panjang kehidupan manusia. Rasulullah Saw, telah memberikan gambaran utuh bagaimana meyakini hari akhir dan mempersiapkan bekal untuk menghadapi hari akhir tersebut.
Ketiga, banyak berdzikir pada Allah Swt. Hal ini merupakan syarat berikutnya yang harus dimiliki seseorang, agar mampu menjadikan Rasulullah Saw, sebagai teladan hidup. Dzikir adalah amalan batin yang menghubungkan dirinya (jiwa dan raga) dengan Sang Khalik. Dengan berdzikir seseorang hamba akan merasakan kedekatan dan dekapan Tuhannya dengan penuh mesra.
Orang yang banyak berdzikir pada Allah SWT, berdzikir dengan senandung iman, nyanyian kecintaan dan lantunan kerinduan yang menggetarkan jiwa maka membuat suasana indah mempesona. Melalui dzikir seorang hamba dapat menyebut dan menyapa Khaliknya dengan sapaan yang penuh syahdu dan membahagiakan. Rasulullah Saw telah mengajarkan bagaimana seharusnya kita berzikir pada Allah SWT dalam mengisi hari-hari yang penuh makna.
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: