Topic
Home / Pemuda / Essay / Belajar Mandiri

Belajar Mandiri

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: ruthalade.com)
Ilustrasi. (Foto: ruthalade.com)

dakwatuna.com – Hidup sendirian, terkadang sangat menyedihkan. Sepi, hambar, tidak meriah. Ketika ada masalah, harus dihadapi sendiri. Ketika lapar, tidak ada yang membantu. Ketika sedih, tidak ada yang menasehati. Memang, kita bisa melakukan apa saja yang ingin kita lakukan. Tetapi tanpa teman, tidak ada perlawanan. Misalnya, Kita senang main PS. Tetapi, jika kita main sendirian, maka kita akan terasa bosan, karena selalu menang.

Akan tetapi, sesungguhnya kita butuh hidup sendiri untuk beberapa waktu. Agar kita terlatih untuk hidup mandiri. Jika kita tidak pernah menyetrika, mencuci, memasak, menyapu, mengepel sendiri ketika bersama orang tua, maka kita akan melakukan semua tugas itu ketika hidup sendirian. Karena kita berada pada keadaan terdesak, “kalau bukan saya (yang melakukan tugas), lantas siapa lagi? Kalau tidak sekarang (untuk melakukan tugas), terus kapan lagi?”.

Sekali lagi, kita perlu hidup jauh dari orang tua untuk beberapa waktu tertentu. Kata “jauh” di sini, bukan berarti tidak ada kontak sama sekali dengan orang tua. Masih berhubungan, tetapi tidak langsung seperti, telepon,SMS, Facebook, e-mail, dan lain sebagainya. Agar kita belajar bagaimana rasanya hidup melarat, di mana tidak ada yang dapat menolong kecuali Allah. Dan agar terbiasa dengan kemelaratan. Sehingga kita tidak kaget jika ada dalam keadaan seperti itu. Jika kita selalu hidup dalam kesenangan, kemewahan, keindahan, kemudahan, maka kita akan kaget apabila kita tiba-tiba berada pada kemelaratan. Hidup kita akan menjadi sangat susah, karena sudah dimanjakan oleh keindahan, sedangkan hidup itu berputar. Kadang di atas, terkadang di bawah, Jadinya tidak pasti.

Kata “jauh” bukan berarti tidak peduli dengan orang lain yang ada di sekitar. Kita harus peduli. Ketika ada yang sakit, maka kita harus jenguk. Ketika ada yang meninggal, maka kita harus menyalatkannya. Ketika ada tetangga yang belum makan, kita beri makan. Dan kebaikan-kebaikan lain yang harus kita berikan pada orang-orang di sekitar kita. Makna “jauh” di atas adalah tidak mudah meminta bantuan orang lain. Sederhananya, menyelesaikan masalah sendiri. Meskipun kita tidak bisa menyelesaikan semua masalah itu sendiri, tetapi kita harus berusaha menyelesaikannya. Sekiranya tidak mampu, barulah kita meminta bantuan orang lain.

Hidup bersama keluarga itu mengasyikkan. Ramai, semuanya ada, semuanya tinggal pakai, ada kasih sayang, santai, dan kesenangan lainnya. Tapi ingat, hal itu akan menjadi orang yang manja. Orang yang menerima pelayanan keluarga. Sedangkan hidup sendirian itu melarat, sepi, harus berusaha sendiri, tidak ada yang menolong. Tetapi, hal itu akan menjadikan kita menjadi pribadi yang mandiri. Melakukan semua sendiri. Tidak perlu bantuan orang lain.

Intinya, kita harus hidup bersama keluarga. Agar kita merasakan cinta, kasih sayang, kebersamaan, pendidikan. Tapi kita perlu hidup sendiri untuk beberapa saat. Agar kita tahu makna perjuangan, pengorban, dan kemandirian. Dan kita tidak akan kaget ketika kita tiba-tiba berada pada posisi kemelaratan. Dengan begitu, kita bisa hidup pada dua posisi. Yakni posisi baik dan posisi yang buruk dan mencekam.

Hidup sendirian, memang terasa membosankan dan terasa hambar. Tapi jika kita lakukan, kita akan tahu bagaimana makna kehidupan. Kita tahu rasanya kemelaratan. Kita tahu kesusahan. Kita tahu rasanya kesepian. Sebab, semua itulah yang membuat kita tahu makna, nikmat, enak, nyaman, dan indahnya kebersamaan itu.

Makanya, ketika kita terpisah dengan keluarga, jangan pernah merasa bingung, galau, sedih. Tapi gunakanlah kesempatan itu sebagai pembelajaran bagi kita. Agar kita menjadi orang mandiri dan tidak manja.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Program Polisi Pi Ajar Sekolah, Pengabdian Polisi Jadi Guru SD dan TK

Figure
Organization