Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Ketinggian Akhlak Rasulullah SAW

Ketinggian Akhlak Rasulullah SAW

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Hari Sabtu (3/1/2015) yang lalu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi 1436 H. Peringatan ini terasa lebih istimewa karena diperingati masih dalam suasana tahun baru Masehi. Kita berharap agar peringatan ini tidak hanya seremonial semata namun hendaknya memberi makna yang besar dalam kehidupan umat. Sesungguhnya dalam pribadi Rasulullah terdapat teladan utama yang sangat berguna bagi kehidupan umat dalam meraih keselamatan yang hakiki. Makanya, Allah Swt memerintahkan kepada kita agar mampu dan mau menjadikan Rasulullah Saw, sebagai teladan dan tuntunan sebagaimana yang terdapat dalam QS Al Ahzab 21.

Keteladanan Rasulullah mencakup seluruh aspek kehidupannya. Seluruh aktivitas kesehariannya melahirkan keteladanan nyata baik berupa ucapan (kauliyah) , perbuatan (fikliyah) dan ataupun sikap (takririyah) yang mengambarkan keagungan dan kebesaran pribadinya. Dalam tulisan ini, saya akan mengemukakan keagungan akhlak Rasulullah Saw yang berkaitan dengan performen (penampilan) dirinya dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan para sahabat atau umatnya. Ada empat akhlak yang melekat dalam diri Rasulullah Saw yang menebarkan pesona luar biasa yang menyebabkan dakwahnya berkembang dengan dahsyatnya.

Pertama, Senyuman Rasulullah Saw. Beliau adalah orang yang paling ramah sikapnya dan paling banyak senyumannya. Dengan wajah yang berseri-seri beliau menjalani hidupnya, memerankan tugasnya dengan sempurna, membimbing dan mendidik sahabat dengan penuh keakraban sehingga mereka merasa nyaman dan senang bersama Rasul, berjuang menegakkan Kalimah Allah di persada negeri. Dalam hal ini Abdullah Ibnul Harits Ibnu Hazim berkata, “ Saya tidak melihat seorang pun yang paling banyak tersenyum dari pada Rasulullah SAW”. Sementara Jarir bin Abdullah Ra berkata, “ Tidaklah Rasulullah tertutup dari pandanganku semenjak aku masuk Islam, tidak pula aku melihat beliau kecuali aku melihat beliau tersenyum”. (HR Tirmidzi).

Dari ungkapan sahabat di atas menunjukkan Rasulullah Saw adalah seorang yang sangat mudah bergaul dan diterima oleh semua lapisan. Hal ini disebabkan oleh penampilan beliau yang penuh pesona dengan wajah yang selalu berseri dan senyuman manis menghiasi bibirnya. Di samping itu, Rasulullah senang bermain dengan anak-anak dan cucunya, berkelakar dengan istri-istrinya dan bercanda gurau dengan sahabatnya.

Kedua, Salam Rasulullah. Beliau adalah orang yang paling banyak menebarkan salam, mengungkapkan salam dengan bahasa hati, lisan dan gerak badannya. Semua tindak tanduk Rasulullah berisikan salam (nilai keselamatan). Salam Rasulullah Saw itu sangat berarti bagi sahabat dalam mengisi hari-harinya. Sekalipun Rasul Saw sebagai peminpin umat (presiden rakyat) namun ternyata tidak menghalanggi dirinya dekat dengan umatnya. Beliau sangat menghormati pengikutnya dengan terlebih dahulu mengucapkan salam, menjabat tangan sahabat dengan mengengam erat tangannya sebagai bentuk cinta kasih padanya. Yang luar biasa lagi Rasulullah Saw baru melepaskan jabatannya setelah sahabat yang terlebih dahulu melepaskannya.

Begitu pentingnya peran salam menjalin hati dan memadu cinta sesama manusia maka Rasulullah Saw mengajarkan pada sahabat untuk selalu menyebarkan salam. Rasululallah Saw bersabda : “ Jika seorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya , hendaknya ia memberi salam dan jika terpisah dari keduanya oleh pohon, tembok atau batu besar lalu bertemu kembali hendaknya kalian kembali mengucapkan salam lagi padanya. (HR Abu Dawud).

Ketiga, Sapaan Rasulullah Saw. Beliau di samping murah tersenyum, sering menebarkan salam, beliau juga suka menyapa para sahabat. Ketika Rasulullah bertemu dengan sahabat, beliau selalu terlebih dahulu menyapa dan menanyakan tentang keadaan sahabatnya. Inilah salah satu keutamaan akhlak Rasulullah sehingga sahabat merasakan keindahan dan kenikmatan hidup bersama Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw, juga memberikan gelar atau sapaan indah pada para sahabat sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan Rasulullah pada mereka. Rasulullah sering memangil sahabat dengan sapaan yang disukai seperti Abu Bakar dengan pangilan Ash Shiddiq, Umar bin Khatab dengan sapaan Al Farouq, Khalid bin Walid dengan gelar Syaifullah. Memanggil istrinya Aisyah dengan pangilan kemanjaan yang dikenal dengan Humairoh bahkan ada seorang sahabat yang sangat dekat dan menyayangi kucing digelar dengan nama Abu Hurairah.

Sapaan yang disebutkan di atas adalah sebagian kecil sapaan untuk sahabat yang dapat saya kemukakan dalam tulisan ini. Sebenarnya banyak lagi sahabat yang disapa dengan sapaan masing-masing sesuai dengan keadaan dan perannya dalam menegakkan kalimatullah. Rasulullah Saw, menyadari bahwa dengan sapaan yang diberikan pada sahabat akan membangkitkan semangat juang dan pengorbanan dalam membela agama Islam. Di samping itu memotivasi mereka dalam memperbaiki dirinya sesuai dengan sapaan yang diberikan Rasulullah Saw, padanya.

Keempat, Sopan santun Rasulullah Saw. Sungguh Rasulullah Saw, adalah orang yang telah menerapkan nilai-nilai sopan santun dalam kehidupannya. Sebelum dia mengajarkan pada sahabatnya tentang sopan santun, dirinya telah memberikan keteladanan yang sempurna sehingga sahabat mudah memahami dan mengamalkannya. Rasulullah sangat luwes dalam pergaulan, beliau sangat menghargai dan menghormati sahabat. Ketika sahabat berbicara menyampaikan sesuatu padanya, Rasul Saw mendengarkannya baik dan penuh perhatian sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan pada mereka.

Ketika sahabat menyampaikan pendapatnya dalam forum musyawarah, Rasulullah Saw, menghargai dan memberikan apresiasi sebagai bentuk penghargaan atas pendapat sahabat tersebut bahkan ada pendapat sahabat dijadikan sebagai putusan musyawarah seperti halnya ketika menentukan strategi dalam perang khandaq di kota Madinah.

Rasulullah bertutur kata dengan santun penuh hikmah dan menjadikan tausiyahnya yang menyejukkan hati atau menyegarkan pikiran. Tak ada sahabat yang tersinggung apalagi terhina dari ucapannya. Rasulullah Saw, juga mengajarkan pada umatnya bahaya lidah seperti fitnah, ghibah dan dusta. Bahkan juga mengingatkan sahabat untuk berkata benar atau diam sebagai pilihan yang tepat agar terhindar dari dosa lisan atau ucapan.

Demikianlah sopan santun yang beliau praktekkan dalam kehidupan nyata. Rasul Saw, membimbing para sahabat dengan sopan santun dalam meraih kesuksesan yang sempurna baik di dunia ataupun di akhirat sana. Pelajaran ini hendaknya menjadi catatan penting dalam hidup kita sehingga kepribadian Rasulullah Saw yang penuh pesona ini juga menghiasi diri kita dalam seluruh sisi kehidupan kita. Semoga.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir di Batusangkar tanggal 28 September 1967. SD sampai SMA di Batusangkar dan menamatkan S1 pada Fakultas Tarbiyah IAIN �Imam Bonjol� Batusangkar. Tamat April 1993 dan kemudian mengajar di MTSN Batusangkar sebagai tenaga honorer. Tahun 1992-2005 aktif mengelola kegiatan Pendidikan dan Dakwah Islam di bawah naungan Yayasan Pendidikan Dakwah Islam Wihdatul Ummah. Tahun 1995 bersama aktivis dakwah lainnya, mendirikan TK Qurrata A�yun , tahun 2005 mendirikan SDIT dan PAUD. Semenjak tahun 1998 diangkat sebagai guru PNS dan mengajar di SMAN 2 Batusangkar sampai sekarang. Tahun 2012 mendirikan LSM Anak Nagari Cendekia yang bergerak di bidang dakwah sekolah dan pelajar diamanahkan sebagai ketua LSM. Di samping itu sebagai distributor buku Islami dengan nama usaha � Baitul Ilmi�. Sejak pertengahan Desember 2012 penulis berkecimpung dalam dunia penulisan dan dua buku sudah diterbitkan oleh Hakim Publishing Bandung dengan judul: "Daya Pikat Guru: Menjadi Guru yang Dicinta Sepanjang Masa� dan �Belajar itu Asyik lho! Agar Belajar Selezat Coklat�. Kini tengah menyelesaikan buku ketiga �Guru Sang Idola: Guru Idola dari Masa ke Masa�. Di samping itu penulis juga menulis artikel yang telah dimuat oleh Koran lokal seperti Padang Ekspress, Koran Singgalang dan Haluan. Nama istri: Riswati guru SDIT Qurrata A�yun Batusangkar. Anak 1 putra dan 2 putri, yang pertama Muthi�ah Qurrata Aini (kelas 2 SMPIT Insan Cendekia Payakumbuh), kedua Ridwan Zuhdi Ramadhan (kelas V SDIT ) dan Aisyah Luthfiah Izzati (kelas IV SDIT). Alamat rumah Luak Sarunai Malana Batusangkar Sumbar.

Lihat Juga

[FOTO] Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Berbagai Negara

Figure
Organization