Topic
Home / Berita / Nasional / Politisi PKS Sorot Jilbab Polwan dan Pengendalian Massa pada Fit and Proper Test Calon Kapolri

Politisi PKS Sorot Jilbab Polwan dan Pengendalian Massa pada Fit and Proper Test Calon Kapolri

Anggota DPR RI Aboe Bakar Al Habsy. (aboebakaralhabsyi.blogspot.com)
Anggota DPR RI Aboe Bakar Al Habsy. (aboebakaralhabsyi.blogspot.com)

dakwatuna.com – Jakarta. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Aboebakar Alhabsy menyorot masalah jilbab polwan dan pengendalian massa pada fit and proper test calon Kapolri di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/1). Aboebakar kembali menyoal Peraturan Kapolri (Perkap) Jilbab Polwan yang tidak kunjung tuntas.

“Saya menyayangkan belum jelasnya Perkap soal jilbab sampai sekarang, padahal anggarannya sudah kami berikan. Bagaimanakah pandangan Saudara mengenai jilbab untuk Polwan? Sikap apa yang akan anda ambil terhadap Perkap Polwan jika nantinya menjabat Kapolri,” tanya Aboebakar.

Ia menyayangkan mengapa Polri sepertinya mempersulit muslimah yang hendak menjalankan kewajiban agamanya.

“Pada dasarnya berjilbab adalah bagian dari pelaksanaan kehidupan beragama, sedangkan dalam konstitusi negara Republik Indonesia hal ini termasuk dalam non-derogable rights yang diatur dalam Pasal 28I ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Artinya, berjilbab adalah bagian dari pelaksanaan ajaran agama yang tidak dapat dikurangi haknya. Tentunya, aturan apapun yang dibuat di repubik ini tidak boleh bertentangan dengan konstitusi,” ujar Aboebakar.

Selain itu, Aboebakar juga mempertanyakan kemampuan Polisi dalam melakukan pengendalian massa. Selama ini banyak korban jatuh saat Polisi melakukan pengendalian massa. Ia berpendapat jika pengendalian massa dilakukan dengan profesional, jatuhnya korban bisa dihindari.

“Misalkan saja pada insiden pelabuhan Sape pada akhir 2011 yang menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan puluhan terkena tembak. Ataupun penanganan demonstrasi di Kecamatan Rupit, Musi Rawas, Sumatera Selatan, pada tahun 2013 kemarin yang berakhir dengan tewasnya empat warga sipil. Demikian pula pengendalian demonstrasi di Kelurahan Gambesi, Kota Ternate Selatan. Pada insiden tersebut sedikitnya 14 orang mahasiswa di Ternate mengalami luka tembak peluru di kaki dan pinggang saat Demo
tolak kenaikan BBM. Selain itu, seorang wartawan harian surat kabar lokal juga terkena tembakan polisi di bagian pingang kanan saat melakukan peliputan. Itu semua seharusnya bisa dihindari, apabila penangannya dilakukan secara profesional,” pungkas Aboebakar. (gil/abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

PKS Gencar Bantu Korban Gempa dan Tsunami Sulteng

Figure
Organization