Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Pagi dan Petang

Pagi dan Petang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (islamicartdb.com)
Ilustrasi. (islamicartdb.com)

dakwatuna.com

Mama…!
Aku rindu pagi dan petang
Yang menjadi waktu kita bersama menyelami kehidupan
Pagi menjadi tanda untuk saatnya kita memulai pekerjaan
Pekerjaan yang menjadi rutinitas kita yaitu pergi ke ladang
Turunan jalan dengan model jurang bisa kita lewatkan
Karena canda dan tawa yang kita torehkan

Dengan modal senang dan ceria
Kita berhasil melahap habis semua pekerjaan
Karena pompaan semangat yang engkau berikan
Engkau selalu ada topik yang bisa mengisi semua kekosongan
Sehingga waktu yang kita lewati selalu senang dan menggembirakan

Waktu terus berjalan, tanpa kita sadari petang sudah tiba
Sebagai pertanda saatnya kita kembali ke rumah
Jalan yang tadinya turunan berubah menjadi tanjakan yang begitu melelahkan
Tetapi engkau tegar dan selalu bisa memberikan aku kekuatan
Sehingga yang melelahkan bisa kita kalahkan dengan indahnya kebersamaan

Mama…!
Pagi dan petang adalah saksi cinta kita dulu
Yang kita ukir bersama di ladang “Holbung Bagas”
I love you mama
Forever…..

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Irma Fitriana Harahap atau yang di kenal dengan nama pena Jihan Adia Fitriana Harahap. Adia lahir di desa Garoga, Gunung Tua, PALUTA (Padang Lawas Utara) tepatnya pada bulan April 1992. Saat ini berstatus sebagai mahasiswa yang bekerja di PK KAMMI UMSU.

Lihat Juga

Ibu, Cintamu Tak Lekang Waktu

Figure
Organization