Topic
Home / Berita / Nasional / DPR: KNKT Harus Ungkap Semua Isi Black Box AirAsia QZ8501, Jangan Takut Intervensi Airbus

DPR: KNKT Harus Ungkap Semua Isi Black Box AirAsia QZ8501, Jangan Takut Intervensi Airbus

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, IR. H. YUDI WIDIANA ADIA, M.SI
Wakil Ketua Komisi V DPR RI, IR. H. YUDI WIDIANA ADIA, M.SI

dakwatuna.com – Jakarta. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia mengatakan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus berani mengungkapkan semua isi percakapan yang ada di dalam black box (kotak hitam) pesawat AirAsia QZ8501. Dia mengimbau KNKT untuk tidak takut akan adanya intervensi dari Airbus.

“Ya, kita harapkan KNKT harus membuka semua isi percakapan yang ada di black box. KNKT lakukan secara profesional dan transparan,” kata Yudi di Gedung DPR RI, Jakarta, seperti yang dikutip antaranews, Senin (5/1).

Yudi memperkirakan intervensi akan datang dari Airbus karena menyangkut persaingan bisnis. “Saya kira tidak tertutup kemungkinan (adanya intervensi) karena ini persaingan juga,” ujarnya.

Tapi dunia penerbangan Indonesia, tambah Yudi, tumbuh pesat jauh di atas rata-rata bisnis penerbangan dunia, yakni di atas 13 persen. “Pasti berbagai pabrikan ingin pesawatnya laku terjual di Indonesia,” tambahnya.

Tapi, menurut legislator dari PKS ini, meskipun ada intervensi dari Airbus, Yudi mengatakan, hal tersebut tidak akan mempengaruhi bisnis penerbangan di Indonesia.

“Itu tidak akan dan bahkan saya berharap desain penerbangan Indonesia tidak dikooptasi oleh asing. Misalnya, desain run way bandara tidak selalu harus panjang, karena ini bisa mematikan industri pesawat dalam negeri,” katanya.

Komisi V DPR RI, masih kata Yudi, juga akan meminta KNKT untuk membuka isi percakapan tersebut karena KNKT sudah punya alat sendiri untuk membaca black box tersebut.

“Pengungkapan isi pembicaraan yang ada di black box juga untuk memperbaiki sistem penerbangan di Indonesia. Ini tidak ada kaitannya dengan urusan politik ataupun kepentingan bisnis. Ini untuk kepentingan kemanusiaan dan penerbangan nasional karena Indonesia masih dikategorikan atau berapor merah seperti yang disampaikan ICAO pada Juni 2014 lalu. Rekomendasi KNKT itu bisa selesaikan sistem safety penerbangan Indonesia,” kata Yudi. (ant/abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

DPR Kritisi Kualitas Bus Jamaah Haji yang Tidak Layak Jalan

Figure
Organization