Topic
Home / Berita / Nasional / Musibah AirAsia, Sajadah dan Air Zam-zam Kenangan Terakhir dari Lutfiah

Musibah AirAsia, Sajadah dan Air Zam-zam Kenangan Terakhir dari Lutfiah

Ibunda Hayati Lutfiah (kedua dari kanan) dan keluarga didampingi Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat menerima Jenazah Hayati Lutfiah Hamid.  (bisnis.com)
Ibunda Hayati Lutfiah (kedua dari kanan) dan keluarga didampingi Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat menerima Jenazah Hayati Lutfiah Hamid. (bisnis.com)

dakwatuna.com – Surabaya.  Musibah hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga maupun kerabat penumpang pesawat yang jatuh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, pada Minggu (28/12/2014) dalam penerbangan Surabaya-Singapura.

Salahsatunya adalah keluarga besar Soemamik Saeran di Jalan Nila, Desa Sawotaratap, Sidoarjo, Jawa Timur. Keluarga ini kehilangan empat anggota keluarganya, Hayati Lutfiah Hamid (49), Djoko Suseno (45), Naura Kanita Rosada Suseno (9), dan Soemamik Saeran.

Hingga saat ini salah satu anggota keluarga yang telah diidentifikasi adalah Hayati Luthfiah Hamid (49).

Keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, anak, dan mertua itu berencana merayakan malam pergantian tahun baru dengan liburan yang tak biasa. Singapura menjadi pilihan sebagai tempat merayakan pergantian tahun.

Kepergian Fifi (panggilan Lutfiah) meninggalkan kesan dan kenangan yang mendalam bagi Rubi, salah seorang teman Lutfiah yang sempat berjumpa dengan keluarga tersebut beberapa waktu yang lalu.

Perjumpaan Rubi dengan Lutfiah pada Oktober 2014 lalu menjadi kenangan terakhirnya bersama alumni SMAN 9 Surabaya itu. Ketika itu, Rubi bersama suaminya, Unang Priyatno mendatangi rumah Lutfiah. Unang dan Lutfiah merupakan teman semasa sekolah.

Dalam kunjungan itu, Rubi dan Unang sama-sama mendapat kado dari perjalanan haji Lutfiah dan suaminya, Djoko. Mereka memberikan Unang selembar sajadah yang dibelinya di Mekkah. Unang mengatakan, saat itu, Djoko seolah mengungkapkan pernyataan perpisahan.

“Mas, ini sajadah untuk shalat. Siapa tahu kita enggak akan ketemu lagi, bukan maksud mendahului Tuhan loh ya,” ujar Unang menirukan pernyataan Djoko.

Unang pun sempat meminta Djoko yang berprofesi sebagai guru Madrasah Ibtidaiyah dan pengusaha jual-beli mobil itu untuk tak berkata aneh-aneh.

Hal yang sama juga dirasakan Rubi yang mendapatkan oleh-oleh air zam-zam dari Lutfiah. Lutfiah, kata Rubi, sempat meminta anaknya, Naura untuk menyajikan air zam-zam kepada Rubi.

“Waktu Naura kasih saya gelas untuk coba air zam-zam, Fifi bilang ke anaknya untuk pakai kerudung. ‘Nak, kamu cantik lho pakai kerudung‘,” kenang Rubi, saat dijumpai di rumah duka, seperti dikutip dari kompas.com, Kamis (1/1/15)

Namun, pernyataan sang bunda tak diindahkan Naura yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar itu. Saat itu, Naura mengatakan tak mengenakan kerudung karena sedang di rumah.

Kamu itu pakai kerudung cantik. Mau kapan pakainya? Pas besar? Kalau nanti Mama enggak bisa lihat kamu besar gimana?” ujar Rubi menirukan perkataan Lutfiah.

Pada Minggu (28/12/2014) siang, Unang dan Rubi dikejutkan dengan berita hilangnya AirAsia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun. Mereka langsung teringat bahwa Lutfiah dan keluarganya berada dalam pesawat itu. Sehari kemudian, media televisi memberitakan adanya satu mayat yang terapung di perairan dalam kondisi tak bernyawa.

“Ternyata itu Fifi, teman SMA kami. Masya Allah saya enggak pernah menyangka seperti ini. Padahal Fifi orangnya baik, ramah,” kata Unang.

Pada Kamis kemarin, jenazah Lutfiah yang telah diidentifikasi dimakamkan di TPU Desa Sawotaratap, yang dekat dengan rumah mertuanya, Soemamik. (kompas/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

sajadah

Ada Atraksi Menari di Atas Sajadah, Menag Minta Maaf

Figure
Organization