Topic
Home / 2015

Arsip Tahun: 2015

Rusia, Turki, dan Afghanistan

Alasan lain yang membuat muslim Rusia saat itu ikut mau berperang melawan Turki adalah karena mereka menganggap akhlak-moral Sultan dan penghuni istana sudah jauh dari Islam itu sendiri. Padahal Ulama - ulama Turki sudah mengeluarkan fatwa bagi muslim Russia untuk tidak ikut berperang.

Baca selengkapnya »

Berladang

Aku menikmati suasana ladang pagi ini. Rasanya dibawa terbang kembali ke masa kecil dulu. Sama persis. Sungguhpun demikian, aku mulai memahami betapa menanam padi di Kalimantan tak semudah menanam padi di Jawa. Mulai dari biaya, berladang di Kalimantan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan kondisi tanah yang kurang subur, dan pengairan yang bergantung pada hujan, serta harga pupuk dan pestisida yang mahal menyebabkan para petani ini sering mengalami kerugian. Apalagi jika musim penghujan tidak memberikan asupan air yang cukup untuk tanaman, bisa dipastikan hasil panen tidak akan menjanjikan. Namun, tak ada pilihan lain. Meski peluang ruginya lebih besar, momen berladang selalu menjadi momen yang ditunggu dan dinantikan.

Baca selengkapnya »

Pintu Surga Paling Tengah adalah Mereka

Maka kelak, ada saatnya kita harus kembali. Berada di samping mereka. Memberikan apa yang bisa kita beri. Mempersembahkan apa yang bisa kita persembahkan. Yang terbaik. Karena kita yakin, pintu surga paling tengah adalah mereka. Maka jangan sia-siakan. Raihlah dan jagalah. Orang tua, ialah kata yang paling menggetarkan hati setiap anak.

Baca selengkapnya »

Dari Kematian, Kita Tentukan Akhir Kehidupan

Maka semulia apa pun hati ataupun kedudukan yang terancang dan tercitra di hadapan manusia, harapan akan pertolongan pada keistiqomahan ta’at dan iman haruslah senantiasa ditujukan pada Allah ‘Azza wa Jalla. Dialah yang menggenggam setiap jiwa dan Dialah yang menentukan segalanya. Allahu Robbi, sebanyak doa baik pada hari ini dan istighfar penuh mohon ampunan yang tercurah, moga terijabah dan menjadi bekal terindah di akhir kehidupan nanti.

Baca selengkapnya »

Darah Juang Kami; (Bukan) Penghuni Menara Gading

Indonesia. Ingin rasanya kami kembalikan wajahmu yang dulu. Ingin rasanya kami kembalikan ruh perjuangan bangsamu yang dulu. Bagaimana tidak? di usia 70 tahun rentamu, kau tak ubahnya masih seekor kepompong yang masih terkungkung dalam fragmen diri sendiri. Kau tak mampu terbang, menghiasi peradaban dunia ini. Tapi layaknya metamorfosa itu, setitik harap kami step kupu-kupu akan segera kau hadapi. Menjadi sosok yang cantik dan menyejukkan.

Baca selengkapnya »

Ini Bukan Tentang Nama, Ini Tentang Peran

Semoga, walau dunia tak kenal engkau, tak tahu namamu, Alam Langit di atas sana sedang menjadikanmu bintang puji dan kemuliaan. Semoga, jika memang nama kita dikenal bumi dan dipuji manusia, tetaplah kita berlurus niat agar amal-amal tak menguap jadi kenangan saja. Selamat menjalani peran, urusan balasan serahkan saja pada Maharaja. “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.” (QS. At-Taubah : 105)

Baca selengkapnya »

Dogma dalam Diri Sosok Pemuda

Hal yang urgent ialah tentang menanamkan “Dogma” bagi pemuda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dogma diartikan sebagai pokok ajaran ( kepercayaan ) yang harus diterima sebagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan. Kepercayaan yang ditanamkan di sini adalah terkait dengan idealisme sebagai pemuda bangsa yang harus memiliki sikap nasionalisme yang diimplementasikan dengan berkontribusi dalam membangun bangsa melalui berbagai kegiatan positif.

Baca selengkapnya »

Manusia Khilaf dan Pertanyaan yang Tak Terjawab

Sebisa mungkin kita tidak lagi menggunakan Facebook, sekedarnya saja. Demi untuk menghindari fitnah-fitnah itu, menghindari perbuatan khilaf. Demi untuk tidak menjadi manusia khilaf yang jatuh pada inbox Facebook. Dan untuk para perempuan, maafkanlah para laki-laki yang menyapamu. Karena ia sedang khilaf. Untuk manusia khilaf itu, biarlah sapaan dan pertanyaan itu tak perlu engkau jawab. Dengan begitu, ia akan sadar dan menghilang. Biarlah seorang manusia khilaf itu menghilang, hilang dengan pertanyaannya yang tak terjawab.

Baca selengkapnya »

Cinta Guruku Pembawa Kesuksesan

Setelah sepuluh tahun kemudian, guru tersebut kembali mendapat sebuah kertas yang bertulis, “Saya menjadi dokter yang mengerti rasa sakit dan mengerti rasa syukur. Saya mengerti rasa sakit karena saya pernah menerima pukulan-pukulan dari ayah, saya mengerti rasa syukur karena telah dipertemukan dengan ibu guru.” Kertas itu diakhiri dengan kalimat, “Saya tidak pernah lupa dengan ibu guru saya waktu kelas 5. Mungkin bu guru yang Allah kirimkan untuk menyelamatkan saya dari keterpurukan yang berkepanjangan. Sekarang saya sudah dewasa dan menjadi dokter. Tetapi guru terbaik saya adalah wali kelas saya di kelas 5 SD.”

Baca selengkapnya »
Figure
Organization