Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Untukmu Wahai Ibu

Untukmu Wahai Ibu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com

Ibu ………

Malam ini terasa lebih dingin

Hujan deras membasahi badan bumi

Gelap malam semakin menutup hari

Tidak ada cahaya bulan

Tidak tampak kerlipan bintang

Langit hitam dan semakin

Menjelajahi hari menjelang malam berakhir

 

Ibu ………..

Aku bangun untukmu

Ada kerinduan yang membuncah

Di hatiku yang semakin berharap

Agar bertemu sekalipun tak bertatap

Di kegelapan malam yang penuh berkat

 

Aku ingin menyapa dirimu wahai ibuku

Melihat wajahmu di balik kegemerlapan kalbu

Menelusuri hatimu dengan sajak-sajak kerinduan

Merangkaikan kata-kata indah

Menenun kalimat cinta penuh makna

Untukmu spesial… di hari ibu

Yang membuat hati selalu rindu

Untuk selalu bersama dirimu.

 

Ibu ………

Hatiku, melayang pada masa silam

Tergambar dalam memori kisah lama

Saat aku masih belia dan menanjak remaja.

Menjelajahi hidup dengan suka dan duka

Melakoni peran di pentas kehidupan dunia

Yang penuh warna dan semerbak rasa.

 

Ibu ……..

Engkau telah memberikan segala-galanya untuk anak-anakmu

Memberikan kasih

Membagi cinta

Menuntun hidup

Agar selamat dunia akhirat

Engkau telah berjuang untuk diriku

Antara hidup dan mati menanti kelahiranku

Seakan malaikat maut siap menjemputmu

Alhamdulillah aku selamat

Engkau bahagia menutupi kesakitan dan kepahitan melahirkan.

Setelah itu engkau telah mengukir jasa tiada tara

Dalam setiap jangka kehidupanku yang penuh makna

Mengisi hari hingga dewasa

Sampai aku membangun keluarga

Menapaki jalan indah yang telah engkau peran dengan sempurna

Sebagai tanggung jawab pada Yang Maha Kuasa

 

Ibu ……..

Di hari spesial ini, aku mengucapkan selamat

Yah, selamat hari ibu, hari yang penuh makna

Selamat atas dirimu yang telah menaburkan jasa yang luar biasa

Aku berharap agar sisa-sisa umur yang masih ada

Dapat digunakan lebih dekat dengan Yang Maha Dekat.

 

Jujur, ibu … Aku belum bisa bahagiakan hatimu

Aku belum bisa membalas jasamu

Aku belum dapat membuat dirimu selalu tersenyum

Namun ibu, akan akan tetap berusaha untuk itu

Aku akan berjuang dan terus berjuang untukmu

Sekalipun aku harus meregang nyawa

Berkorban untuk orang dicinta sampai hidup menutup usia

 

Untukmu wahai ibu

Doa tulus yang selalu mengalir

Dalam desah nafas yang tak henti

Mengabarkan pada dunia

Tanda cinta aku padamu

Mengukir kisah sepanjang masa sampai ke alam sana.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir di Batusangkar tanggal 28 September 1967. SD sampai SMA di Batusangkar dan menamatkan S1 pada Fakultas Tarbiyah IAIN �Imam Bonjol� Batusangkar. Tamat April 1993 dan kemudian mengajar di MTSN Batusangkar sebagai tenaga honorer. Tahun 1992-2005 aktif mengelola kegiatan Pendidikan dan Dakwah Islam di bawah naungan Yayasan Pendidikan Dakwah Islam Wihdatul Ummah. Tahun 1995 bersama aktivis dakwah lainnya, mendirikan TK Qurrata A�yun , tahun 2005 mendirikan SDIT dan PAUD. Semenjak tahun 1998 diangkat sebagai guru PNS dan mengajar di SMAN 2 Batusangkar sampai sekarang. Tahun 2012 mendirikan LSM Anak Nagari Cendekia yang bergerak di bidang dakwah sekolah dan pelajar diamanahkan sebagai ketua LSM. Di samping itu sebagai distributor buku Islami dengan nama usaha � Baitul Ilmi�. Sejak pertengahan Desember 2012 penulis berkecimpung dalam dunia penulisan dan dua buku sudah diterbitkan oleh Hakim Publishing Bandung dengan judul: "Daya Pikat Guru: Menjadi Guru yang Dicinta Sepanjang Masa� dan �Belajar itu Asyik lho! Agar Belajar Selezat Coklat�. Kini tengah menyelesaikan buku ketiga �Guru Sang Idola: Guru Idola dari Masa ke Masa�. Di samping itu penulis juga menulis artikel yang telah dimuat oleh Koran lokal seperti Padang Ekspress, Koran Singgalang dan Haluan. Nama istri: Riswati guru SDIT Qurrata A�yun Batusangkar. Anak 1 putra dan 2 putri, yang pertama Muthi�ah Qurrata Aini (kelas 2 SMPIT Insan Cendekia Payakumbuh), kedua Ridwan Zuhdi Ramadhan (kelas V SDIT ) dan Aisyah Luthfiah Izzati (kelas IV SDIT). Alamat rumah Luak Sarunai Malana Batusangkar Sumbar.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization