Topic
Home / Berita / Nasional / Muslimah HTI Nilai Wacana Pengurangan Jam Kerja Peremuan Masih Setengah Hati Bahkan Bukan Solusi

Muslimah HTI Nilai Wacana Pengurangan Jam Kerja Peremuan Masih Setengah Hati Bahkan Bukan Solusi

Ilustrasi. (sinarharian.com.my)
Ilustrasi. (sinarharian.com.my)

dakwatuna.com – Jakarta. Kebijakan pemerintah soal pengurangan jam kerja pada perempuan dinilai bukanlah solusi tepat untuk para perempuan. Kebijakan ini dianggap masih setengah hati dan tidak pro perempuan. Hal ini dikatakan oleh juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Iffah Ainur Rachmah, Ahad (21/12).

“Kebijakan ini setengah hati bagi para ibu, supaya para ibu tidak memutuskan untuk berhenti karir,” ujarnya, seperti yang dikutip dari Republika Online, Ahad (21/12).

Menurut dia, perempuan pekerja, terutama kalangan muslimah harus menjalankan fungsinya dengan benar sesuai syariah Islam. Yakni, dengan menjadi ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan anak-anaknya.

Justru Iffah melihat wacana pemerintah seakan membentuk pemikiran masyarakat agar mendorong para perempuan untuk bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membantu tugas lelaki dalam mencari nafkah.

“Rezim sekarang ini memang sangat mengeksploitasi wanita. Karena dengan kondisi ekonomi yang semakin sulit, persaingan pekerjaan yang ketat membuat wanita menjadi bekerja dan meninggalkan fungsi normatifnya sebagai ibu rumah tangga,” jelasnya.

Selain Iffah, Ketua Kongres Ibu Nusantara (KNI) II Muslimah HTI Dede Wahidah Achmad juga menyatakan hal yang sama.

“Dalam Alquran, mewajibkan wanita untuk menjadi ibu dan istri rumah tangga yang baik serta berdakwah pada sesama Muslim lainnya. Sementara bekerja hukumnya mubah,” ujarnya. (ROL/abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization