dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com- Penjajahan yang dialami oleh Bangsa Palestina sejak disetujuinya UN Partition Plan pada tanggal 29 November 1947 yang diperburuk dengan deklarasi berdirinya negara Israel pada tahun 1948 telah menghadirkan kesengsaraan yang berkelanjutan hingga hari ini. Nestapa kemanusiaan tersebut berupa pengusiran warga dan penduduk asli Palestina, perampasan aset, pembangunan pemukiman ilegal Zionis Israel yang disertai migrasi secara masif bangsa Yahudi ke tanah Palestina. Bahkan nampak menjadi sebuah bencana dengan terjadinya agresi militer ke tanah-tanah Palestina. Khususnya di wilayah Gaza dalam waktu kurang dari sepuluh tahun terjadi tiga kali serangan militer secara masif yang mengakibatkan kerusakan yang luar biasa.
Bangsa Palestina tentunya tak membiarkan semua bentuk kezhaliman dan kesewenangan tersebut terjadi dengan mudah yang membuat mereka menyerah. Bangsa Palestina melakukan perlawanan dengan berbagai bentuk. Satu hal penting yang perlu dicatat dalam sejarah perlawanan terhadap penjajahan ini terjadi dua peristiwa penting yang meledakkan akumulasi kemarahan tersebut. Peristiwa ini dikenal dengan Intifadhah yang meletus pertama kalinya pada tahun 1987 dan kemudian terulang kembali pada tahun 2000. Dalam kajian-kajian kepalestinaan Intifadhah juga termasuk salah satu tema penting dan menarik untuk dikaji dari berbagai sudut pandang. Termasuk prospeknya dan arah perlawanan Bangsa Palestina, terutama dengan meningkatnya penistaan yang dialamatkan ke Masjid al-Aqsha akhir-akhir ini.
Dalam rangka memperingati moment Intifadhah inilah ASPAC for Palestine bekerjasama dengan SALAM UI menggelar acara Focus Group Discussion dengan tema “Sejarah dan Prospek Intifadhah dalam Melawan Penistaan Masjid Al-Aqsha.” Acara ini akan mengupas tuntas sejarah serta latar belakang terjadinya intifadhah dan perannya dalam merespon penistaan terhadap Masjid al-Aqsha dan pembebasan Bangsa Palestina dari penjajahan.
Redaktur: Muh. Syarief
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang Muh. Syarief
