Topic
Home / Berita / Nasional / DPR Desak Pemerintah Anggarkan APBNP untuk Satelit Mitigasi Bencana

DPR Desak Pemerintah Anggarkan APBNP untuk Satelit Mitigasi Bencana

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah ketika mengunjungi lokasi longsor di Banjarnegara, Rabu (17/12). (pks.or.id)
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah ketika mengunjungi lokasi longsor di Banjarnegara, Rabu (17/12). (pks.or.id)

dakwatuna.com – Banjarnegara. Selain memiliki pemandangan alam yang indah, Indonesia juga menyimpan berbagai potensi bencana yang membahayakan. Bencana tanah longsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara merupakan salah satu contoh yang terjadi.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fahri Hamzah mengatakan agar tidak terulang kejadian yang sama, sejak dari awal perlu adanya peringatan terhadap potensi bencana yang akan terjadi.

“Sekarang siapa yang bisa melacak tebing bergerak? Jutaan rakyat Indonesia di dasar tebing itu siapa yang melindungi? Dan, bagaimana mengetahui bahwa nyawa kita sedang terancam?” kata Fahri Hamzah saat meninjau lokasi tanah longsor Banjarnegara, Rabu (17/12/2014).

Fahri menjelaskan setiap musim hujan seakan – akan malaikat maut sedang ‘ngantor’ disekitar lokasi potensi bencana. Menurutnya, hal seperti itu yang harus sesegera mungkin dihentikan. “Bagaimana cara menghentikannya? Pemerintah harus berani mengusulkan dana untuk sistem mitigasi bencana nasional yang komprehensif,” tandas Fahri.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mendesak pemerintah supaya mengusulkan anggaran di APBN Perubahan untuk satelit mitigasi bencana. Jadi, kata Fahri, ketika kita menggunakan satelit itu bisa mengetahui pergerakan tanah secara rutin. “Meskipun disitu tidak ada penduduk, kita tetap bisa memberikan peringatan,” ungkapnya.

Fahri menambahkan bencana yang terjadi tidak bisa dibiarkan sebagai suatu rutinitas yang bisa diterima. Menurutnya harus ada upaya relokasi bagi warga terdampak bencana. “Kita minta perhutani yang memiliki begitu banyak tanah datar, bisa digunakan untuk merelokasi warga.” kata Fahri.

Warga, lanjutnya, bisa diberikan tempat baru yang tidak jauh dari tempat tinggal awalnya. Sehingga tempat lama yang memiliki potensi ancaman bencana, bisa dimanfaatkan untuk hal lainnya seperti bercocok tanam. (pksj/abr/dakwatuna)

Redaktur: Abdul Rohim

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Seorang suami dan ayah

Lihat Juga

Indonesia Harus Desak Dunia Internasional Hentikan Pembantaian Ghouta

Figure
Organization