Topic
Home / Berita / Nasional / Uang Layar dan Sandar Hanya Rp6.000, Komandan KRI SHN-366: Itu Gak Manusiawi

Uang Layar dan Sandar Hanya Rp6.000, Komandan KRI SHN-366: Itu Gak Manusiawi

Prajurit TNI Angkatan Laut (TNI AL).  (lensaindonesia.com)
Prajurit TNI Angkatan Laut (TNI AL). (lensaindonesia.com)

dakwatuna.com – Jakarta. Luasnya wilayah perairan Indonesia menjadikan TNI Angkatan Laut (TNI AL) memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga keutuhan NKRI.

Namun pengabdian seorang prajurit TNI AL ternyata tidak berbanding lurus dengan penghargaan yang diterima selama ini, khususnya dari segi gaji dan tunjangan.

Banyak Prajurit TNI AL mengeluhkan kecilnya uang layar dan sandar yang hanya Rp 6.000 sekali perjalanan. Komandan KRI Sultan Hasanuddin (SHN)-366 Letkol Laut (P) Heri Tribowo mengatakan, tunjangan itu tak manusiawi.

“Tunjangan-tunjangan itu kita berharap agak manusiawi lah. Sekarang itu kita uang layar hanya Rp 4.000, dan uang sandar Rp 2.000. Intinya, jadi kalau ditotal berlayar selama sebulan itu anggota hanya terima sekitar Rp 100 ribu,” kata Heri.

Pernyataan itu disampaikan Heri kepada detikcom saat KRI Barakuda-633 berlayar dari perairan Pulau Anambas, Kepulauan Riau, menuju Batam, Jumat (5/12/2014) malam. Ia mengaku sudah sering mendengar keluhan anak buahnya perihal uang layar dan sandar itu.

Dijelaskan Heri, dirinya tidak mengerti kenapa aturan uang layar dan sandar itu tidak direvisi. Padahal menurutnya aturan tunjangan yang dikalkulasi hanya Rp 100 ribu perbulan itu sudah aturan lama.

“Itu (tunjangan uang layar dan sandar) sepertinya hitung-hitungan sudah jaman dulu. Kalau perbulan hanya Rp 100 ribu, anggota bisa buat apa? Paling hanya untuk menelepon anak istri atau keluarga,” ucap Heri.

Selain tunjangan layar dan sandar, Heri berkata bahwa prajurit TNI AL juga dapat tunjangan jika berpatroli ke perbatasan atau pulau terluar Indonesia. Namun jumlah itu pun dirasanya masih kecil. “Kalau berlayar sebulan itu tunjangannya setengah gaji pokok,” imbuhnya.

Maka itu, Heri berharap tunjangan uang layar dan sandar itu bisa segera direvisi. “Harapannya tentu bisa dinaikin. Itu kan nggak masuk akal. Namanya kita ini bertugas meninggalkan keluarga dalam waktu lama di laut, harusnya agak manusiawi lah,” katanya seraya tersenyum tipis.

Ditambahkan Heri, kesejahteraan gaji TNI AL pun terbilang masih rendah. Katanya, pangkat Letkol dengan berbagai tunjangan hanya menerima sekitar Rp 6 juta per bulan. “Prajurit dari tingkat rendah, kelasi 2 sekitar Rp 3 juta. Gaji pokoknya antara mayor dan letkol paling beda Rp 200-300 ribu,” ujarnya.

Namun sebagai prajurit TNI AL, walaupun tunjangan layar dan sandar yang mereka terima sangat rendah tidak serta merta melemahkan semangat mereka dalam tugas. Mereka tetap siap siaga mengamankan perairan Indonesia dari pencurian ikan dan lain-lain. (detik/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Tunjangan Profesi Dihapus, Ketua PGRI: Saya Ingatkan, ‘Tsunami’ Akan Terjadi di Jakarta

Figure
Organization