Nikmat adalah segala sesuatu pemberian Allah SWT yang diberikan kepada kita. Nikmat yang Allah berikan sangatlah bermanfaat dan menyenangkan, seperti panca indera, kebahagiaan, kebaikan, kemudahan, kelezatan, kepuasan, dan sebagainya. Nikmat tersebut telah diberikan kepada masing-masing manusia sejak di dalam kandungan, ketika lahir, bahkan selama dalam perjalanan hidupnya. Karena banyaknya nikmat itu, manusia tidak akan mampu menghitung keseluruhan nikmat Allah SWT yang tidak terhingga nilai dan jumlah.
Di dalam kehidupan manusia, Allah selalu bersikap adil ketika memberi nikmat kepada setiap hamba-Nya. Allah tidak akan pernah menukar nikmat antara manusia satu dengan manusia lainnya. Ada dua nikmat yang Allah berikan, antara lain nikmat jasmani (fisik) adalah suatu kenikmatan yang dirasakan oleh tubuh kita. Contohnya nikmat sehat, nikmat makanan dan minuman, nikmat akal pikiran dan lainnya, sedangkan nikmat rohani (mental) adalah suatu kenikmatan yang dirasakan oleh roh atau jiwa kita. Contohnya ilmu pengetahuan, nikmat akal pikiran, dan nikmat perasaan.
Begitu banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita, tetapi mengapa kita sebagai hamba-Nya masih selalu merasa kekurangan? Selalu ingin mendapatkan yang lebih, padahal Allah Maha Pemberi yang kita butuhkan. Di dalam Alquran pun sudah dijelaskan, “Maka, nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau dustakan?” (QS Ar-Rahmaan : 13). Ayat itu diulang sebanyak 31 kali dalam Surah Ar-Rahmaan. Namun, kita sebagai makhluk-Nya, terkadang masih terlalu sombong untuk sekedar mengucapkan ‘terima kasih’ kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT.
Kita sebagai hamba-Nya seharusnya selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan-Nya selama kita hidup di dunia ini. Allah SWT juga selalu mengajarkan kita agar berbuat baik terhadap sesama. Karena dengan banyak bersyukur kepada-Nya dan berbuat kebaikan, maka hidup kita terasa nikmat dan cukup. Sehingga kita selalu merasa hidup dalam kebahagian dengan perasaan yang tenang, aman, dan damai.