Mengenal Budaya Betawi

Ilustrasi – Jawara Betawi. (cintebetawi.com)

dakwatuna.com – Betawi, sebuah suku yang berasal dari Jakarta, menghadirkan banyak ragam segar untuk dikupas, seperti Tari Topeng, Gambang Kromong, Makanan Khasnya, serta tokoh-tokoh terkenal yang ikut melestarikan budaya betawi.

            Negeri Indonesia, negeri yang teramat kaya ini menyimpan kekayaan yang luar biasa, baik itu kekayaan alam maupun kekayaan sumber daya manusianya. Mungkin di luar negeri sana Indonesia terkenal dengan keunikan suku-sukunya yang beragam, selain itu adapula makanan khas, tarian khas, ataupun budaya khas masing-masing suku, yang secara tidak langsung ikut membuat Indonesia menjadi negara yang mempunyai daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.

Di antara banyak suku-suku yang mendiami negeri ini salah satunya ialah Suku Betawi. Suku Betawi sendiri ialah campuran atau perpaduan dari berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.

Nah, karena dari perpaduan berbagai kelompok etnis inilah yang membuat Suku Betawi menjadi kaya akan ragam jenis budayanya, seperti Tari Topeng khas Betawi. Tari Topeng ini berasal dari masyarakat Betawi, tarian ini biasanya gerakanya riang dan lincah.

Selain itu, tarian ini adalah perpaduan dari tarian, drama, dan nyanyian. Jadi, bisa dibilang Tari Topeng ini lebih mirip seperti pertunjukan teater. Selain itu, tarian ini dahulu sering dijadikan sebagai pertunjukan keliling, namun di era saat ini Tari Topeng ini dipentaskan pada acara-acara yang cukup penting saja seperti khitanan dan pernikahan.

Untuk menarikan tarian ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, orang-orang yang bisa menarikan tarian ini harus memenuhi tiga syarat yang telah ditentukan, yaitu seperti penari harus gandes, gandes di sini ialah berarti luwes atau gemulai, yang kedua sang penari juga harus riang atau ceria, dan yang ketiga penari topeng di sini dituntut untuk menari dengan lincah dan tanpa beban, karena tarian ini bermakna kesenangan atau kegembiraan.

Selain tarian, Suku Betawi juga memiliki budaya lain seperti musik tradisional khas Betawi yang biasa disebut Gambang Kromong. Gambang Kromong ialah sebuah Orkes Betawi yang merupakan orkes paduan Gamelan dengan Musik Barat yang bernada pentatonic bercorak Cina.

Instrumen yang terdiri pada Gambang Kromong sendiri terdiri dari Gambang Kayu,

dan seperangkat bonang lima nada yang disebut Kromong. Selain itu, ada dua buah alat gesek seperti Rebab dengan resonator yang terbuat dari tempurung kelapa mini yang biasa disebut Ohyan dan Gihyan, adapula Suling larasonik yang ditiup melintang, Kenong, dan Gendang. Sedangkan instrumen musik dari Barat meliputi Terompet, Biola, Gitar, dan Saksofon.

Adapun pertunjukan Gambang Kromong ini dapat ditemui biasanya pada acara-acara tertentu, seperti acara khitanan atau pernikahan. Selain itu, pertunjukan Gambang Kromong ini biasanya dilakukan atau dijadikan pengiring dalam pertunjukan Tari Topeng, seperti pentas Budaya Betawi yang diadakan di Taman Mini setiap hari Minggu di Anjungan DKI Jakarta.

Nah, tidak hanya Tarian dan Musik saja kekayaan budaya yang dimiliki oleh Suku Betawi ini, kekayaan kuliner pun tidak luput dari kekayaan budaya yang dimiliki oleh Suku Betawi ini, banyak sekali makanan khas yang berasal dari Suku Betawi ini, dan banyak dari makanan khas ini digemari oleh banyak kalangan manapun, bukan hanya dari Suku Betawi saja bahkan orang Jawa, Sunda juga menggemari kekayaan kuliner suku Betawi ini.

Kuliner yang berasal dari Betawi ada Kerak Telor, Nasi Uduk, Gado-Gado, Semur Jengkol, Soto Betawi dan masih banyak lagi tentunya. Kekayaan kuliner ini tentunya menambah ragam yang dimiliki oleh Suku Betawi, bahkan untuk beberapa makanan seperti Nasi Uduk sudah hanpir seperti menjadi makanan pokok, pasalnya sangat mudah ditemui pedagang Nasi Uduk di manapun, selain itu rasanya pun digemari oleh orang yang berasal dari suku manapun. Dan masih banyak lagi tentunya kekayaan budaya yang dimiliki oleh suku ini.

Namun, seiring pergantian waktu dan perkembangan arus zaman yang semakin canggih, nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari mulai terlupakan dan mulai ditinggalkan, jumlah masyarakat khususnya anak muda yang berminat untuk mempelajari tarian-tarian tradisional pun jumlahnya semakin sedikit, akibatnya bukan tidak mungkin suatu saat nanti budaya-budaya yang kita dapat temui sekarang akan punah dalam beberapa tahun ke depan.

Tugas kita sebagai generasi penerus ialah harus melestarikan serta menjaga kebudayaan ini agar tidak punah tentunya, yuk mari kita pelajari serta lestarikan budaya yang kita miliki, bersama-sama pasti jauh lebih mudah dan yang pasti untuk Indonesia yang lebih baik.

 

Mahasiswa dari Politeknik Negeri Jakarta Program Studi Penerbitan dan Jurnalistik.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...