Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Adat Baiat Masyarakat Gorontalo

Adat Baiat Masyarakat Gorontalo

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (tikadji.blogspot.com)
Ilustrasi. (tikadji.blogspot.com)

dakwatuna.com – Indonesia terkenal sebagai negara yang dipenuhi dengan budaya dari setiap daerah. Tak terhitung berapa banyak budaya yang masih sangat kental terlihat di sekitar kita. Budaya tersebut memiliki nilai penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu budaya yang ada pada daerah terpencil seakan perlahan tak terlihat lagi.

Melirik pada suatu budaya di Sulawesi Utara yaitu provinsi Gorontalo masih sangat terasa adat istiadat yang selalu dilaksanakan demi melestarikan budaya tersebut agar tak punah seiring berjalannya waktu. Salah satu budaya yang masih terlihat yaitu Adat Baiat. Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami fase menstruasi sebagai memasuki fase akil baligh. Di sinilah keunikan masyarakat Gorontalo dalam menyambut fase akil baligh bagi seorang anak perempuan yaitu dengan dilaksanakannya upacara Adat Baiat.

Masyarakat Gorontalo lazim melakukan upacara adat baiat apabila anak perempuannya telah mengalami menstruasi pertamanya. Arti sesungguhnya pada upacara adat baiat ini sebenarnya sangat religius yaitu mengantarkan seorang gadis menjadi muslimah yang seutuhnya. Anak gadis yang telah menginjak akil baligh akan dituntun oleh seorang pemuka agama untuk mengucapkan syahadat, yakni kalimat ikrar peneguhan tauhid sebagai seorang muslimah. Setelah itu, sang gadis membacakan rukun iman, rukun Islam, dan rukun ihsan.

Adat budaya masyarakat Gorontalo merupakan peran orang tua untuk mengingatkan kepada sang anak akan datangnya tahap kehidupan yang sangat penting. Sayyidah Aisyah menyatakan,

إِذَا بَلَغَتِ الْجَارِيَةُ تِسْعَ سِنِيْنَ فَهِيَ امْرَآَةٌ – رواه الترمذي

Jika anak gadis telah mencapai umur 9 tahun, maka ia termasuk perempuan (memasuki umur baligh). (H.R. Tirmidzi).

Secara lebih luas, adat yang dinamakan baiat itu merupakan bagian tanggung jawab orangtua untuk menjaga keluarga dan anaknya dari api neraka, seperti perintah Alquran di atas.

Keunikan pada pelaksanaan upacara adat baiat yaitu bagi seorang gadis momentum mengucapkan ikrar janji kesetiaan pada dirinya untuk menjadi muslimah sepanjang hidupnya itu anggun dan tak akan terlupakan. Selanjutnya prosesi adat baiat dilaksanakan dengan seorang gadis yang mengalami akil baligh untuk menginjakkan kakinya dan berjalan di atas beberapa piring yang diisi oleh beras yang berwarna-warni. Seorang gadis itu pun berjalan berputar sebanyak 3 kali dan dipayungi oleh kedua orang tuanya sambil berjalan bagaikan permaisuri dari kahyangan.

Tak lupa diiringi lantunan doa oleh pemuka agama serta tausiah nasehat-nasehat agar menjalani hidup yang lebih baik di jalan yang benar. Setelah lantunan doa telah diucapkan, prosesi selanjutnya adalah prosesi siraman layaknya seorang pengantin yang akan menikah. Prosesi siraman pun dilakukan dengan menggunakan air yang dicampurkan oleh bermacam bunga dan dedaunan yang sangat wangi. Lantunan doa kembali dilakukan ketika kedua orang tua hendak menyiramkan air ke tubuh seorang gadis tersebut.

Setelah prosesi siraman usai, seorang gadis akan dirias bak seorang pengantin dengan menggunakan pakaian adat Gorontalo yang dihiasi oleh bili’u (hias kepala) yang cukup berat bila dikenakan terlalu lama. Inilah tahap akhir adat baiat yaitu menjadi pengantin baiat. Seorang gadis pun melantunkan doanya yang dituntun oleh pemuka agama.

Budaya Adat Baiat adalah satu dari banyaknya budaya yang berada di Indonesia. Satu adat yang memiliki banyak arti baik dari segi keagamaan maupun segi sosial yang terkandung agar mempererat tali persaudaraan. Adat baiat tak wajib dilaksanakan, namun banyak arti penting di setiap prosesinya yang akan lebih baiknya agar tetap dilaksanakan oleh masyarakat khususnya masyarakat Gorontalo. Saling mengingatkan sesama saudara setanah air akan lebih baik jika banyak masyarakat asli Gorontalo yang bermukim di luar provinsi Gorontalo agar tidak melupakan adat baiat yang menjadi ritual bagi seorang gadis remaja yang mulai dewasa.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 8.00 out of 5)
Loading...

Lihat Juga

Kendaraan Sebuah Gagasan

Figure
Organization