Topic
Home / Pemuda / Essay / Ukhti Jagalah, Akhi Tahanlah

Ukhti Jagalah, Akhi Tahanlah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com –Tidak ada sesuatu yang lebih sulit aku obati selain dari hawa nafsuku sendiri. Terkadang aku berhasil mengalahkannya, tapi di lain waktu ia berhasil mengalahkanku” (Sofyan ats-Tsauri)

Setiap insan yang jatuh, pasti ingin segera bangkit. Tidak akan mau, mereka tersungkur sedang yang lain berdiri. Tapi tidak dengan jatuh yang satu ini, jatuh cinta.

Muda-mudi kini menyebutnya VMJ (Virus Merah Jambu), sebagian orang beranggapan hal demikian sudah lazim di masa kini. Sehingga tidak malu lagi mereka menampakan kemesraan dengan lawan jenis yang belum menjadi mahramnya. Padahal telah jelas dalam Alquran dikatakan;

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra, 17 : 32)

Akhi wa Ukhtifillah, di zaman ini -yang bahkan malu sudah tak pernah nampak, bukan hak kita untuk melakukan pembenaran atas kebiasaan-kebiasaan yang memang sudah salah. Jika untuk mendekatinya saja kita dilarang, lalu di mana letak hak kita untuk menghalalkannya, hanya karena pacaran sudah menjadi trend di masa kini.

Seseorang pernah berkata, “kewajiban seorang wanita ialah menjaga, sedang kewajiban seorang lelaki ialah menahan”. Apabila seorang wanita mampu menjaga kehormatannya, dan seorang lelaki mampu menahan diri dari hawa nafsunya, maka tidak akan VMJ menjamur di antara mereka.

Banyak orang berdalih “pacaran gue islami kok, kita nggak pegangan tangan, kita nggak cipika-cipiki, kita saling ingatkan shalat, dan saling membangunkan tahajud.” Padahal sudah diterangkan dalam sebuah hadist di bawah ini;

Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: “Tidak ada yang kuperhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil dari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim).

Akhi wa ukhtifillah ketahuilah bahwa pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah yang dilontarkan para iblis. Mereka mengintai setiap manusia dengan tipu muslihat yang sangat halus. Memaksa kita agar melihat lawan jenis dengan syahwat, dan ketika iman kita lemah lalu melakukannya, maka menanglah mereka.

Bukan hanya menatap, tapi juga berucap bisa menjadi zina apabila kita melakukannya dengan syahwat. Berharap agar suara merdu sang wanita atau suara wibawa sang lelaki, menarik perhatian lawan jenis.

Akhi Wa ukhtifillah bahkan di saat kita tidak sedang bertatapan dengan lawan jenis, kita dapat berzina, melalui zina hati, yang berupa pengharapan akan hadirnya sosok pelipur lara. Ingat, apa yang tersembunyi di dalam hati kita, Allah juga mengetahuinya. Ketahuilah bahwa Islam itu ingin menjagamu, bukan mengekangmu. Karena sesungguhhnya VMJ itu adalah kumpulan dari kemudharatan yang terorganisir dengan baik, lalu dibalut oleh kain putih sutra.

Saudaraku, mari sama-sama kita mengazamkan dalam diri masing-masing untuk menjaga interaksi dengan yang bukan mahram. Ketahuilah, ada orang-orang yang menahan diri dan mereka mampu, namun ada orang-orang yang tidak mampu menahan diri. Semoga kita termasuk yang pertama. Wallahu a’lam bishawab.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswi semester 3 jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan di Politeknik Negeri Jakarta. Suka sekali membaca namun belum percaya diri untuk menulis.

Lihat Juga

Memperingati Hari Tawanan, Tawanan Palestina Lakukan Aksi Mogok Makan di Penjara Israel

Figure
Organization