Warga Israel Akui Pemerintahnya Lemah Menghadapi ‘Operasi Al-Quds’

Pemukim ilegal Yahudi semakin frustasi terhadap ‘pemerintah’ (islammemo.cc)

dakwatuna.com – Palestina. Sejak penjajah Israel secara intens melakukan penyerangan terhadap masjid suci Al-Aqsha, berbagai bentuk perlawanan dilakukan oleh warga Palestina sebagai bentuk pembelaan terhadap kiblat pertama umat Islam. Diantaranya melalui aksi bernama “Operasi Al-Quds”, perlawanan yang dilakukan dengan cara menusuk dengan senjata tajam ke arah para penjajah Israel, atau dengan menabrak mereka dengan kendaraan di jalanan. Menurut para analis Israel, rentetan peristiwa penyerangan terhadap warga Israel menjadi bukti bahwa pemerintah Israel tak sanggup membendung aksi perlawanan dari warga Palestina.

Nier Hasun, kolumnis di surat kabar Israel, Haaretz menuliskan, kekecewaan di tengah masyarakat Israel terhadap pemerintah kian hari semakin meningkat, masyarakat menilai pemerintah telah gagal dalam melindungi warganya, khususnya yang bermukim di kota Al-Quds.

Ia kemudian menjelaskan, strategi ancaman dan sanksi yang digunakan oleh PM.Israel, Benjamin Netanyahu untuk menghentikan gelombang intifadhoh Al-Quds, hingga saat ini bisa dipastikan gagal total.

Hasun kemudian mengingatkan bahwa psikis pemukim Yahudi akan sampai pada titik putusasa terhadap pemerintah, dan dampak ketidakpercayaan ini akan sangat luas. Karena selama ini menurutnya banyak masyarakat Israel yang tidak paham betul tentang sikap yang diambil oleh pemerintah, sehingga mereka kini harus menanggung derita dari kebijakan yang salah itu. (msy/imo/dakwatuna)

Konten ini telah dimodifikasi pada 21/11/14 | 14:27 14:27

Wakil Direktur Studi Informasi Alam Islami (SINAI) Mesir 2008
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...