Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Nasihat yang Diam

Nasihat yang Diam

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

kuburandakwatuna.com – “Saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran”

Potongan ayat di atas yang tertera dengan jelas di dalam Quran surah Al Ashr ayat 3 menjelaskan tentang tanda-tanda orang yang tidak merugi. Bagaimanakah agar tidak menjadi orang yang merugi? Salah satunya yakni dengan saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.

Saling menasihati adalah interaksi yang terjadi antara manusia satu dengan manusia yang lain. Di dalam sebuah nasihat terkandung kebaikan ataupun pengingat agar seseorang tidak terjerumus pada sebuah keburukan atau lalai atas perintah-Nya. Dengan cara nasihat itu pula manusia menjadi tersadarkan atas segala hal yang dia perbuat selama ini.

Sejatinya seorang manusia akan dengan lapang dada mendengarkan dan menerima nasihat dari orang-orang sekitarnya. Nasihat yang menuntun dia kembali pada jalan kebenaran. Nasihat itu pula yang menarik dia agar tetap berada di jalan yang lurus.

Lewat saling menasihati, manusia diajarkan agar tidak membiarkan saudaranya berada pada jalan yang salah dan tetap melakukan hal-hal yang buruk. Dia tak mau saudaranya tetap berada di lembah kenistaan yang akan berakibat fatal bagi saudaranya.

Kehidupan akan menjadl lebih damai dan tenteram apabila antara satu dengan yang lain saling nasihat-menasihati. Tak ada sedikit pun kegelisahan di dalam diri sebab terhindar dari dosa-dosa oleh nasihat yang mengingatkan.

Nasihat di sini dalam artian aktif yakni dilakukan oleh manusia. Jika manusia tidak melakukannya maka nasihat tersebut tidak akan ada.

Namun, ada satu nasihat yang pasif. Nasihat yang diam tak memerlukan tindakan dari seorang manusia. Nasihat apakah itu?

Nasihat yang diam adalah nasihat yang tidak memerlukan perantara manusia untuk menyampaikan tetapi nasihat itu tersampaikan sendiri jika manusia menyadari dan memikirkannya.

Kuburan itulah nasihat yang diam. Ia tak pernah ‘aktif’ berbicara. Tapi, lewat kepasifannya manusia diajarkan tentang banyak hal antara lain : arti kehidupan, bertaubat, kematian, kefanaan dan lain-lain.

Coba kita tengok sejenak kuburan yang ada di dekat tempat tinggal agar kita menjadi tersadarkan dengan nasihat yang diam tersebut. Mungkin, selama ini kita terlalu banyak berbuat keburukan dan dosa sehingga tak kunjung berhenti walaupun sudah mendapatkan nasihat yang aktif dari orang-orang di sekitar.

Kuburan yang akan menjadi rumah masa depan setiap manusia. Waktu yang akan menentukan manusia kapan akan segera menghuni rumah masa depan tersebut?

Arti kehidupan. Kuburan mengajarkan arti kehidupan manusia di dunia yang hanya bersifat sementara. Manusia tidak selamanya hidup di dunia. Suatu saat manusia akan meninggalkan dunia. Masih ada kehidupan di alam selanjutnya. Di alam barzah, manusia dihidupkan kembali untuk tanya dan diminta pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang dilakukan selama hidup di dunia.

Jikalau selama hidup di dunia menjadi orang yang baik, selalu patuh dengan segala macam perintah-Nya dan menjauhi seluruh hal yang dilarang-Nya maka dia akan dengan mudah menjawab pertanyaan dari malaikat ketika berada di alam barzah. Sebaliknya, apabila selama hidup di dunia, ia hiasi hari-hari dengan keburukan, selalu menentang perintah dan menjalankan larangan-Nya. Bersiap-siaplah sebab akan menjadi sebuah kesulitan dalam menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh kedua malaikat tersebut.

Jika manusia mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan di alam barzah dengan mudah dan benar. Kehidupan nan tenteram dan tenang akan terlukiskan di alam barzah tersebut. Bahkan dipastikan, setelah melewati alam barzah dia pun akan tetap bahagia di alam akhirat kelak. Surga yang akan menjadi balasannya.

Jika manusia tak mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan kesulitan maka kehidupan yang mengerikan akan ia lalui selama berada di alam barzah. Tak hanya di alam barzah, di alam akhirat pun kelak dia akan mendapatkan kehidupan yang lebih mengerikan dan menyengsarakan karena tempat seburuk-buruknya akan dia huni yakni neraka yang menyala-nyala.

Masih tak sadarkah diri ini dengan nasihat yang diam?

Kesadaran akan adanya kehidupan setelah di dunia akan membuat manusia menjadi bertaubat dari segala bentuk keburukan yang diperbuat. Bertaubat dengan bersungguh-sungguh untuk tidak melakukannya kembali, menyesal dan memohon ampun kepada Sang Maha Pengampun itulah yang dinamakan taubatan nasuha, taubat yang dilakukan dengan sebenar-benarnya.

Manusia melakukan taubat tetapi dikemudian hari melakukan hal buruk kembali maka itu bukan dinamakan sebagian taubatan nasuha sebab dia tidak melakukan taubat dengan sebenar-benarnya. Tetapi, jika dikemudian hari tidak dilakukan lagi maka itulah yang disebut dengan taubatan nasuha.

Taubatan nasuha inilah yang akan mengantarkan manusia pada keridhaan Sang Pencipta. Inilah yang akan ditemukan pada nasihat yang diam. Kita dididik untuk bertaubat kepada-Nya agar tidak lagi berani menantang dan melanggar perintah-Nya.

Selain itu, kefanaan pun tersirat di dalam nasihat yang diam. Kefanaan yang berarti tidak kekal. Semua yang ada di dunia ini akan sirna dan binasa termasuk manusia sebab manusia tidak kekal, hanya Dia yang memiliki sifat baqa’ yakni kekal.

Nasihat yang diam telah banyak mengajarkan manusia akan nilai-nilai kebaikan untuk mendekatkan diri kepada-Nya agar manusia semakin rajin beribadah dan berbuat kebaikan selama dia hidup.

Terlalu keras hati ini jika nasihat yang diam pun tak mampu mengubah keburukan-keburukan yang hingga saat ini masih dikerjakan. Tak ada sedikit pun rasa bersalah mengerjakan keburukan itu padahal sudah diberikan nasihat oleh sesama dan nasihat yang diam. Apakah ini cerminan bagi diri kita sendiri?

Hikmah nasihat yang diam hanya mampu dicerna dan ditanggap oleh orang-orang yang selalu hatinya terpautkan akan Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Agung.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Disela-sela menuntut ilmu sebagai mahasiswa diberikan amanah oleh dekanat menjadi reporter Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.

Lihat Juga

Sebuah Nasihat Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

Figure
Organization