dakwatuna.com – Solok lumpuh! Berbagai kegiatan pemerintahan dan ekonomi terhenti. Sementara ratusan pelajar terpaksa diliburkan. Pasalnya, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Solok dan Kota Solok sejak Kamis sore hingga Jumat pagi, membuat aliran Batang Lembang mengamuk. Akibatnya, aktivitas warga di dua daerah itu lumpuh. Banjir kali ini dinilai terburuk sejak 10 tahun terakhir. Selain merendam ribuan rumah warga, banjir kali ini juga merendam puluhan hektar lahan milik warga..
Bencana ini tentu akan membawa kerugian yang besar bagi warga. Syukur, tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut namun melihat aktivitas evakuasi yang dilakukan oleh aparat kepolisian bersama warga setempat, membuat hati kita pilu dan berdebar. Apalagi setelah melihat salah satu foto di halaman depan Koran Padang Ekspress, ketika dua orang polisi sedang menyelamatkan seorang bayi dengan sangat hati-hati..
Begitulah fenomena alam yang membayangi kehidupan sebagian warga di negeri ini, terutama daerah-daerah yang sudah biasa dilanda banjir. Musim hujan identik dengan banjir atau tanah longsor. Kejadian serupa akan terus berulang setiap tahun dan menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan warga.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya banjir atau tanah lonsor, di samping hujan deras dalam waktu yang lama, juga disebabkan oleh penyempitan dan pendangkalan aliran sungai. Sangat ironis, banyak bangunan liar di sepanjang bantaran sungai, yang dibiarkan begitu saja. Hal inilah yang menyebabkan sungai semakin sempit dan tidak berdaya menampung luberan air hujan yang sangat deras. Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah ke dalam sungai, juga dirasa sangat rendah. Di samping tidak berfungsi drainase dengan baik yang menyebabkan air melimpah ke badan jalan bahkan memasuki rumah warga. Sebagai penyebab lain adalah penggundulan hutan dan penebangan liar yang sudah menjadi rahasia umum.
Fungsi Hutan bagi Kehidupan Manusia
Semua kita tahu fungsi dan kedudukan penting hutan dalam kehidupan manusia. Di samping hutan memberikan manfaat yang besar dari segi ekonomi sebagai sumber devisa negara dan sumber income bagi rakyat biasa (tempat tumbuh berkembangnya flora dan fauna). Hutan juga memiliki fungsi yang sangat strategis sebagai “Paru-paru” dunia. Tubuh dunia akan sehat dan segar apabila hutan sebagai paru-parunya juga sehat. Makanya “ kesehatan hutan” harus juga dijaga karena hutan dapat menyuplai oksigen dan udara yang segar untuk “ kesehatan bumi “ guna mengimbangi terjadinya pemanasan global.
Kemudian hutan juga berfungsi dan berperan sebagai kawasan penting dalam menjaga stabilitas lingkungan yang berada di sekitarnya. Hutan yang terpelihara akan dapat menyimpan, mengatur dan mendistribusikan air bagi kehidupan di sekitarnya. Hebatnya, hutan bisa mengendalikan volume air bagi kehidupan. Maksudnya hutan dapat menghindari banjir atau longsor ketika musim hujan dan menyelamatkan alam dari kekeringan pada musim kemarau.
Nah, penebangaan pohon secara liar yang kemudian dijadikan sebagai lahan tambang, sawah dan kebun akan mengakibatkan kualitas dari tanah menjadi turun dan lembek. Sehingga tanah sangat rentan terhadap longsor karena berkurangnya pohon yang berfungsi untuk mengikat air dan tanah tersebut. Wilayah dataran tinggi yang tidak berpohon (gundul) akan mudah longsor di musim hujan. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran tanah yang sudah mulai berkurang menyebabkan sangat mudah terjadi erosi atau longsor. Jadi, dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam tanah. Hal inilah yang menyebabkan alam terpelihara dari bencana longsor atau banjir.
Usaha Menyelamatkan Hutan
Terjadinya bencana alam sering disebabkan oleh perbuatan manusia. Hal ini dijelaskan Allah secara terang benderang dalam surah Ar Ruum 41. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Ayat di atas mengemukakan bahwa, akibat perbuatan rakus nan tidak bertanggung jawab itu, menyebabkan Allah menimpahkan sedikit bencana (bisa berupa banjir atau erosi) pada manusia. Tujuan dan hikmah dari setiap musibah itu adalah bagaimana hendaknya kita berusaha mengambil pelajaran yang sebesar-besarnya dan berusaha untuk mengatasi hal-hal yang akan menyebabkan terjadi bencana itu.
Berkaitan dengan banjir atau tanah longsor yang kecenderungannya semakin meningkat, apalagi pada musim hujan ini. Makanya, usaha maksimal harus dilakukan oleh semua pihak dalam mengatasi problem tersebut. Program reboisasi dengan tajuk “ Gerakan Penanaman 1 Milyar pohon “ yang digagas dan dilaksanakan pemerintah SBY, betul-betul hendaknya terealisasi dengan pengawasan yang ketat dan berkelanjutan sehingga dapat berbuah manis. Sering program bagus namun tidak dilaksanakan dengan baik maka hasilnya juga tidak sesuai dengan harapan. Untuk itu, harapan besar tertompang pada pemerintahan baru untuk melanjutkan dan meningkatkan program ini baik secara kuantitas maupun kualitas.
Kemudian tindakan tegas pemerintah terhadap penebangan liar dan pembakaran lahan atau hutan hendaknya menjadi skala prioritas untuk menyelamatkan hutan dari kepunahan. Asap kabut yang selalu mencemari udara, dirasakan masyarakat selama ini, menunjukkan ternyata tidak mudah menghentikan dan membasmi gerakan orang atau oknum tertentu untuk mengambil keuntungan di atas penderitaan orang lain. Makanya, kita berharap lagi pada pemerintahan baru untuk dapat memberikan hukuman yang berat pada orang atau perusahaan yang nyata-nyata telah merugikan negara dan masyarakat. Yang terpenting, kesadaran masyarakat dalam menjaga dan memelihara hutan tentu akan memberikan dampak positif dalam menyelamatkan hutan hingga dapat berfungsi sebagai “paru-paru” dunia. Yah, marilah kita menyelamatkan hutan dengan maksimal dan secara berkesinambungan demi keselamatan diri dan anak cucu kita di masa depan.
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: